Pendaftar diploma seleksi nasional ataupun seleksi bersama masuk politeknik negeri menunjukkan tren kenaikan selama tiga tahun terakhir.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Selama kurun waktu 2018-2020, pendidikan vokasi jenjang diploma masih diminati. Pendaftar Seleksi Nasional Masuk Politeknik Negeri ataupun Seleksi Bersama Masuk Politeknik Negeri menunjukkan tren peningkatan.
Ketua Forum Direktur Politeknik Negeri Se-Indonesia (FDPNI) Zainal Arief, Jumat (15/1/2021), di Jakarta, menyebutkan, jumlah pendaftar seleksi nasional masuk politeknik negeri (SNMPN) tahun 2018 mencapai 109.625 orang, lalu 2019 sebanyak 128.732 orang, dan 2020 tercatat 126.403 orang. Sementara itu, jumlah pendaftar seleksi bersama masuk politeknik negeri (SBMPN) tahun 2018 mencapai 85.168 orang, 2019 sebanyak 94.993 orang, dan 2020 tercatat 114.532 orang.
Kebutuhan pasar tenaga kerja semakin butuh individu yang terampil dan adaptif dengan dunia usaha/industri. Pendidikan tinggi vokasi diuntungkan karena mengedepankan mata kuliah yang harus hands on atau praktik kerja lebih banyak.(Zainal Arief)
"Kebutuhan pasar tenaga kerja semakin butuh individu yang terampil dan adaptif dengan dunia usaha/industri. Pendidikan tinggi vokasi diuntungkan karena mengedepankan mata kuliah yang harus hands on atau praktik kerja lebih banyak," ujar dia.
Zainal mengakui, lulusan diploma bisa 100 persen siap kerja tidak mungkin, tetapi mereka cepat beradaptasi dengan kebutuhan keterampilan yang diminta dunia usaha/industri. Politeknik-politeknik berkolaborasi dengan dunia usaha/industri untuk pembuatan kurikulum.
Mahasiswa harus magang tiga sampai enam bulan, bahkan sejumlah politeknik punya program magang sampai satu tahun. Upaya seperti itu bertujuan memperkecil kesenjangan suplai dan permintaan keterampilan lulusan pendidikan vokasi di pasar tenaga kerja.
Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung 2021, dia optimis jumlah pendaftar SNMPN ataupun SBMPN masih naik dibanding tahun sebelumnya.
Tantangannya sekarang adalah para politeknik menambah sarana prasarana layanan pendidikan. Dia mengakui tren kenaikan pendaftar SNMPN ataupun SBMPN belum diimbangi dengan fasilitas yang cukup banyak bisa menampung mahasiswa baru.
Seperti diketahui, pada tahun 2021, untuk menjadi mahasiswa pendidikan tinggi vokasi negeri, terdapat lima jalur seleksi. Jalur pertama adalah SNMPN, kedua SBMPN, ketiga Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), keempat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan kelima seleksi mandiri.
SNMPN dan SBMPN diperuntukkan untuk jenhang diploma, khususnya diploma tiga. Sementara SNMPTN dan SBMPTN, yang dikelola oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi, diperuntukkan untuk jenjang sarjana terapan.
Sebanyak 40 politeknik negeri dan 12 universitas-institut-akademi (unista) vokasi negeri yang tahun 2021 bergabung dalam sistem seleksi LTMPT.
Dari sisi program studi, 40 politeknik negeri yang membuka SNMPTN dan SBMPTN 2020 menawarkan 298 program studi, sedangkan unista 54 program studi.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto menyampaikan, baik lulusan diploma maupun sarjana terapan punya kesempatan yang setara. Peluang mereka diterima di pasar kerja lebih tinggi karena keterampilan dan keahlian yang dimiliki spesifik dengan kebutuhan dunia usaha/industri.
"Pendidikan vokasi kini semakin mengemuka dengan berbagai pilihan program studi yang ditawarkan. Ciri khas yang melekat pada pendidikan vokasi, yakni memiliki lebih banyak praktik, menjadi keuntungan tersendiri. Pelatihan langsung atau mendekati situasi nyata di dunia kerja membuat vokasi satu langkah lebih maju," ujar dia.
Bagi calon siswa yang ingin mengambil jenjang sarjana terapan, lanjut Wikan, pemerintah telah mengembangkan kebijakan bahwa semester tujuh dan delapan dipakai untuk magang. Sebelum itu, ada hak satu semester yang bisa mereka pakai untuk mengikuti program Kampus Merdeka, seperti kuliah kerja nyata.
"Sarjana terapan juga bisa sambung ke magister terapan baik di dalam dan luar negeri," tutur dia.
Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT Budi Prasetyo Widyobroto berharap agar calon peserta yang masuk pendidikan tinggi vokasi baik diploma ataupun sarjana terapan cermat semua persyaratan dan jadwal. LTMPT hanya mengolah data peserta, bukan memutuskan penerimaan seleksi. "Baik lulusan sekolah menengah atas akademik maupun vokasi semua bisa mendaftarkan diri di LTMPT dan memilih program studi yang sesuai dan linear," ujarnya.