Pastinya, akibat imbas pandemi sepanjang 2020, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional akan turun drastis. Namun, nyala kehidupan sektor tersebut masih ada dan perlu dijaga serta dioptimalkan.
Oleh
Hendriyo Widi
·4 menit baca
Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan tahun 2021 sebagai Tahun Internasional Ekonomi Kreatif. Tahun Internasional Ekonomi Kreatif itu didedikasikan bagi pengembangan sektor ekonomi kreatif di berbagai negara guna menopang agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Siapa sangka Indonesia telah memprakarsai resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang ekonomi kreatif pada Sidang Majelis Umum PBB yang disahkan pada 19 November 2019 di New York. Resolusi itu berjudul ”International Year of Creative Economy for Sustainable Development, 2021”. Indonesia didukung 81 negara saat mengajukan resolusi tersebut.
Resolusi itu merupakan tindak lanjut dari mandat Bali Agenda for Creative Economy, hasil dari Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia (WCCE) pertama pada 6-8 November 2018 di Bali. Secara garis besar, resolusi itu berisi tentang pentingnya mendorong investasi di bidang produksi dan perdagangan di sektor kreatif serta mendukung peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perempuan, generasi muda, dan komunitas lokal dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Konsekuensi setelah disahkannya Resolusi Tahun International Ekonomi Kreatif 2021 itu adalah masing-masing negara anggota PBB harus menyusun kerangka pembangunan ekonomi kreatif. Puncak penyampaian akan dilakukan pada 2021.
Dalam laman resminya, Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Rabu (13/1/2021), mengingatkan kembali resolusi ini. Disebutkan, sepanjang tahun ini peran ekonomi kreatif untuk menopang pembangunan berkelanjutan sangat penting, terutama dalam pemulihan ekonomi global dan setiap negara yang masih dibayangi pandemi Covid-19.
Sepanjang tahun ini peran ekonomi kreatif untuk menopang pembangunan berkelanjutan sangat penting, terutama dalam pemulihan ekonomi global dan setiap negara yang masih dibayangi pandemi Covid-19.
PBB menyadari, pandemi Covid-19 juga turut menenggelamkan sektor ekonomi kreatif. Covid-19 memberikan pukulan telak bagi industri kreatif yang mempekerjakan lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia yang kebanyakan anak muda. Pada 2020, industri film dunia diperkirakan telah kehilangan pendapatan sekitar 7 miliar dollar AS. Begitu pula pembatalan berbagai pentas pertunjukan di dunia mengurangi sekitar 30 persen royalti dari total royalti para penulis naskah dunia.
Namun, napas kehidupan bagi ekonomi kreatif ini masih ada. Masyarakat banyak yang beralih dari kebiasaan-kebiasaan konvensional atau tradisional ke digital. Di tengah pandemi, mereka menikmati film dan beragam pentas atau pertunjukan secara digital, berbelanja aneka produk secara daring, mendengarkan musik dan membaca buku secara digital, bertransaksi menggunakan dompet digital, bahkan berkonsultasi dengan dokter secara digital.
Covid-19 memberikan pukulan telak bagi industri kreatif yang mempekerjakan lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia yang kebanyakan anak muda. Namun, napas kehidupan bagi ekonomi kreatif ini masih ada.
Para pelaku usaha berskala kecil hingga besar juga masih dapat menjual produknya melalui berbagai pasar digital e-dagang dan layanan pesan-antar makanan-minuman daring. Para artis, aktor, musisi, seniman, konten kreator, bahkan masyarakat kebanyakan membuat konten-konten kreatif di Youtube. Penyaluran sebagian bantuan-bantuan perlindungan sosial bagi masyarat dan UMKM yang terimbas pandemi Covid-19 juga melibatkan usaha-usaha rintisan.
Menjaga nyala
Di tahun kelangkaan ”sinar matahari” yang menghangatkan kehidupan, sebenarnya masih ada ”sinar matahari” yang menyusup di sela-sela ”awan gelap” untuk menerangi dan menghangatkan kehidupan. PBB menyebut, tahun ini adalah tahun cerah bagi ekonomi kreatif. Untuk itulah, PBB berharap agar setiap negara memanfaatkan Tahun Internasional Ekonomi Kreatif ini untuk benar-benar menjaga hidup ekonomi melalui industri kreatif.
Wakil Sekretaris Jenderal UNCTAD Isabelle Durant menyatakan, resolusi itu tepat waktu. Industri kreatif sangat penting untuk mewujudkan agenda SDGs. Industri tersebut akan mendorong inovasi dan diversifikasi, yang merupakan faktor penting dalam sektor jasa yang sedang berkembang, mendukung kewirausahaan, dan berkontribusi pada keragaman budaya.
Industri tersebut akan mendorong inovasi dan diversifikasi, yang merupakan faktor penting dalam sektor jasa yang sedang berkembang, mendukung kewirausahaan, dan berkontribusi pada keragaman budaya.
Indonesia sebagai pelopor resolusi juga hidup dari industri kretif. Berdasarkan data OPUS Ekonomi Kreatif Tahun 2019 yang diterbitkan Badan Ekonomi Kreatif, Indonesia memiliki 17 subsektor ekonomi kreatif. Beberapa di antaranya adalah mode pakaian, kuliner, kriya, arsitektur, desain (interior, komunikasi visual, produk), film-animasi-video, fotografi periklanan, musik, aplikasi, gim, seni pertunjukkan, dan seni rupa.
Pada 2019, kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar Rp 1.211 triliun, meningkat dari 2017 dan 2018 yang masing-masing Rp 1.000 triliun dan Rp 1.105 triliun. Hal ini menempatkan Indonesia di posisi ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam jumlah kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional. Pada 2019, sektor ini juga menyerap 17 juta tenaga kerja.
Pastinya, akibat imbas pandemi sepanjang 2020, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional akan turun drastis. Namun, nyala kehidupan sektor tersebut masih ada dan perlu dijaga serta dioptimalkan. Berbagai program telah digulirkan, seperti mengemas lima destinasi superprioritas di Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang sebagai hub kreatif.
Tak hanya lima daerah itu, hampir setiap daerah di Indonesia juga mengembangkan ekonomi berbalut industri kreatif dan kearifan lokal. Gerakan #BanggaBuatanIndonesia, pergelaran pameran dan konser virtual, serta lahirnya aplikasi-aplikasi pelacakan (tracing) penyebaran virus korona baru juga tak lepas dari peran industri kreatif.
Semoga Indonesia sebagai pengusung Resolusi Tahun Internasional Ekonomi Kreatif 2021 bisa memaksimalkan peran industri kreatif guna menumbuhkan ekonomi nasional di era pegabluk ini. Selamat memasuki dan menjalani Tahun Internasional Ekonomi Kreatif.