Pemprov Kalteng Kirim Bantuan Logistik untuk Korban Banjir Kalsel
›
Pemprov Kalteng Kirim Bantuan ...
Iklan
Pemprov Kalteng Kirim Bantuan Logistik untuk Korban Banjir Kalsel
Kalimantan Tengah mengirimkan bantuan logistik serta tim evakuasi dan tenaga kesehatan ke dua kabupaten yang dilanda banjir di Kalimantan Selatan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengirim bantuan berupa bahan pokok, air bersih, tenaga kesehatan, dan tim evakuasi ke Kalimantan Selatan yang dilanda banjir. Mereka akan membuat posko darurat di dua kabupaten untuk menyalurkan bantuan tersebut.
Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng Darliansjah, di Palangkaraya, Minggu (17/1/2021). Darliansjah bersama Sekretaris Daerah Kalteng Fahrizal Fitri melepas tim pembawa bantuan logistik dan bahan pokok itu ke Kalimantan Selatan.
Adapun dua kabupaten sasaran bantuan yang dinilai paling parah terdampak bencana adalah Kabupaten Martapura dan Banjar Baru. Bantuan tersebut, antara lain, 2 mobil dapur umum, 2.300 paket bahan pokok dan sarung, serta 2 mobil tangki air bersih. Kemudian, tim sukarelawan yang terdiri dari aparat kepolisian, TNI Angkatan Darat, tim BPBPK, dan tim PMI Palangkaraya ikut membawa bantuan tersebut.
”Dapur umum itu akan melayani di posko darurat yang kami buat di dua wilayah itu untuk melayani makan pagi, siang, dan malam bagi para pengungsi,” kata Darliansjah.
Darliansjah menambahkan, pihaknya juga menurunkan tim kesehatan dan tim evakuasi untuk membantu petugas di lokasi. Terdapat 20 orang yang dibagi menjadi dua tim.
Fahrizal Fitri menjelaskan, sebagai provinsi yang paling dekat dengan Kalimantan Selatan, Kalteng wajib memberikan bantuan. Bahkan, pihaknya juga berkoordinasi dengan beberapa kabupaten tetangga untuk mengirimkan bantuan ke lokasi-lokasi terdampak banjir.
Terdapat tiga kabupaten di Kalteng yang sudah mengirimkan bantuan, yakni Kabupaten Barito Utara, Pulang Pisau, dan Kabupaten Kotawaringin Timur. Bantuan berupa tenaga evakuasi, tim kesehatan, juga bahan pokok dan kebutuhan sandang lainnya.
”Kami juga menitip pesan kepada tim yang berangkat untuk tetap menjaga protokol kesehatan serta bekerja sebaik dan sehati-hati mungkin di tengah bencana ini,” kata Fahrizal.
Seperti diketahui, cuaca ekstrem menyebabkan sejumlah kabupaten/kota di Kalsel direndam banjir akibat luapan kanal hingga sungai-sungai besar di Kalsel. Data dari Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan setidaknya terdapat tujuh kabupaten/kota direndam banjir dengan ketinggian beragam.
Tujuh kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, dan Kabupaten Tabalong. Hal ini berdasarkan data yang dihimpun pada 16 Januari pukul 10.00 WIB.
Tercatat 27.111 rumah terendam banjir dan 112.709 warga mengungsi di seluruh Kalsel akibat banjir ini. Rinciannya, Kabupaten Tapin 112 rumah dengan 1.777 jiwa terdampak dan mengungsi, Kabupaten Banjar 14.791 rumah dengan 51.362 jiwa terdampak dan mengungsi, Kota Banjar Baru 296 rumah dengan 622 jiwa terdampak dan mengungsi, serta Kota Tanah Laut 8.249 rumah dengan 27.024 jiwa terdampak dan mengungsi.
Pemprov Kalimantan Selatan pun telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Banjir pada 14 Januari. Sampai saat ini, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga melakukan pendataan titik pengungsian bagi masyarakat terdampak.
Di Kalteng, menurut Fahrizal, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Palangkaraya terkait cuaca ekstrem. Menurut Fahrizal, hingga kini cuaca di Kalteng masih belum terbilang ekstrem.
”Curah hujan sedang sampai tinggi, tetapi sampai saat ini belum ada informasi banjir di lokasi Kalteng. Kami sudah mengawasi wilayah rawan agar masyarakat di sana juga bisa terus waspada sehingga mampu meminimalisasi dampak banjir,” kata Fahrizal.
Fahrizal mengungkapkan, masyarakat Kalteng sebagian besar tinggal di pinggir sungai dan sudah terbiasa dengan banjir. Bahkan, menurut Fahrizal, banjir merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Kalteng.
”Masyarakat punya cara sendiri untuk mengantisipasi bencana banjir karena sudah terlalu sering, tetapi tetap kami juga waspada,” kata Fahrizal.