Bos Samsung Electronics Kembali Masuk Penjara Terkait Skandal Korupsi
›
Bos Samsung Electronics...
Iklan
Bos Samsung Electronics Kembali Masuk Penjara Terkait Skandal Korupsi
Setelah sempat menghirup udara bebas, Wakil Pemimpin Umum Samsung Electronics Jay Y Lee masuk lagi ke penjara yang sama yang pernah dihuninya. Ia divonis hukuman penjara 2,5 tahun dalam skandal korupsi di Korsel.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
SEOUL, SENIN — Wakil Pemimpin Umum Samsung Electronics Jay Y Lee, Senin (18/1/2021), kembali dijatuhi hukuman penjara. Kali ini, Pengadilan Tinggi Seoul memutuskan hukuman penjara hingga 2,5 tahun karena ia terbukti bersalah dalam kasus penyuapan, penggelapan, dan penyembunyian hasil kejahatan senilai 7,8 juta dollar AS.
Lee (52) masih bisa mengajukan banding atas Putusan Pengadilan Tinggi itu ke Mahkamah Agung dalam waktu tujuh hari. Namun, para ahli hukum tidak yakin keputusan MA akan berubah dari putusan sebelumnya.
Lee pernah menjalani hukuman 1 tahun penjara karena terbukti bersalah menyuap rekan mantan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, Choi Soon-sil. Pengadilan banding menangguhkan hukumannya pada 2018, lalu Mahkamah Agung meminta Lee menjalani persidangan lagi. Masa hukuman penjara Lee kali ini akan dihitung dari hukuman terakhirnya.
”Lee berjanji menciptakan perusahaan yang transparan. Saya berharap seiring berjalannya waktu, kasus ini bisa dianggap tonggak sejarah awal kepatuhan dan etika perusahaan Korea,” kata hakim ketua Jeong Jun-yeong.
Ketika menyampaikan pernyataan terakhirnya di sidang, Desember lalu, Lee mengaku ingin membangun Samsung yang baru. ”Kasus ini melibatkan penyalahgunaan kekuasaan mantan presiden yang melanggar kebebasan perusahaan dan hak milik. Kami menyesalkan putusan pengadilan ini,” kata Lee In-jae, pengacara Jay Y Lee.
Penjara yang sama
Lee akan masuk ke penjara yang sama, Pusat Tahanan Seoul, yang pernah ditinggalinya selama satu tahun, 2017-2018. Sebelum masuk ke sel, Lee harus menjalani tes Covid-19. Jika hasilnya negatif, ia akan dimasukkan ke ruang isolasi selama dua pekan. Jika positif, ia akan dipindah ke pusat perawatan medis.
Ruang isolasi tersebut hanya seluas 5 meter persegi dengan toilet di pojok ruangan, wastafel, dan kasur di lantai. Pusat Tahanan Seoul itu memiliki 700 pegawai dan menampung 2.400 tahanan.
Lee masuk penjara itu tahun 2017 dengan masa hukuman lima tahun, tetapi Lee kemudian bebas tahun 2018 setelah masa hukumannya dikurangi dan ditunda karena pengajuan banding.
Mantan Presiden Park Geun-hye, presiden pertama yang terpilih secara demokratis dan dipecat karena kasus korupsi, juga ditahan di penjara yang sama. Park dijatuhi hukuman 20 tahun penjara.
Park dinyatakan bersalah karena bekerja sama dengan rekannya, Choi Soon-sil, mengutip jutaan dollar AS uang suap dan hasil uang memeras dari perusahaan-perusahaan raksasa Korsel, seperti Samsung, pada tahun 2013 hingga 2016. Choi juga dihukum penjara selama 18 tahun.
Presiden Korsel Moon Jae-in tidak berencana memberikan pengampunan kepada Park maupun mantan Presiden Lee Myung-bak, yang juga dipenjara selama 17 tahun karena korupsi. Para politisi konservatif dan sejumlah anggota partai liberal Moon mengusulkan agar Moon memaafkan para mantan presiden demi ”persatuan nasional”.
Bisnis terancam
Konfederasi Persatuan Perdagangan Korea mendukung putusan pengadilan, tetapi menilai hukuman itu masih kurang mengingat tingkat kejahatannya. Sebaliknya, Direktur Eksekutif Federasi Industri Korea Bae Sang-kun menyesalkan putusan itu jika mengingat jasa-jasa Lee selama ini dalam membangun perekonomian Korsel dengan investasi yang besar dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat Korsel.
”Kekosongan kepemimpinan di manajemen Samsung bisa menghambat pengambilan keputusan inisiasi bisnis baru. Bisa membuat Samsung ketinggalan dalam kompetisi global,” ujarnya.
Selama ini, beberapa konglomerat Korsel yang terjerat kejahatan, seperti upaya menghindari pajak dan suap, selalu diberikan pengampunan oleh presiden karena mempertimbangkan jasa mereka dalam perekonomian.
Guru Besar Seoul National University dan pakar tata kelola perusahaan, Park Sang-in, menilai putusan pengadilan masih relatif ringan mengingat ini skandal konglomerat yang serius. ”Pengadilan selama ini selalu bersikap lunak kepada taipan. Banyak yang khawatir Samsung akan goyang tanpa pemimpin. Tetapi, ternyata Samsung baik-baik saja ketika Lee dulu dipenjara,” ujarnya.
Seperti tahun 2017-2018, Lee tidak akan dilibatkan dalam pengambilan keputusan di perusahaannya. Operasional harian Samsung bisa jadi tidak akan terpengaruh. Namun, yang akan terpengaruh adalah pengambilan keputusan penting untuk jangka panjang, seperti investasi masa depan dan proses restrukturisasi.
”Ketidakhadiran Lee memang tidak akan mengganggu manajemen Samsung saat ini. Berbeda dari masa ayah Lee, Samsung sudah dikelola oleh sistem dan pengambilan keputusan dibagi-bagi ke setiap CEO unit bisnis Samsung,” kata Chung Sun-sup, Direktur Eksekutif Perusahaan Penelitian Chaebul.com. (REUTERS/AFP/AP)