Tim Identifikasi Gunakan Rekaman Kamera Pemantau Bandara
›
Tim Identifikasi Gunakan...
Iklan
Tim Identifikasi Gunakan Rekaman Kamera Pemantau Bandara
Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System atau Pusinafis akan menggunakan rekaman kamera pemantau atau CCTV bandara untuk identifikasi korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System atau Pusinafis mengantongi rekaman kamera pemantau atau CCTV Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Rekaman sebelum penumpang naik pesawat itu diharapkan membantu proses identifikasi korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182.
Tim Disaster Victim Identification Polri atau DVI telah mengidentifikasi 29 jenazah korban dari total 62 penumpang dalam manifes pesawat. Sebanyak 15 jenazah telah diserahkan kepada keluarga. Senin (18/1/2021) pagi akan berlangsung pemeriksaan postmortem terhadap dua kantong jenazah.
Ajun Komisaris Besar Yani dari Pusinafis Mabes Polri menyampaikan bahwa identifikasi lewat sidik jari belum membuahkan hasil sehingga Pusinafis akan menggunakan rekaman kamera pemantau dari bandara.
”Mudah-mudahan analisis CCTV yang telah diperoleh bisa membantu identifikasi,” ujarnya di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Pusinafis telah mengantongi rekaman kamera pemantau sebelum para korban memasuki pesawat. Rekaman akan dianalisa dengan peralatan sehingga bisa diperoleh data untuk identifikasi.
Komandan DVI Polri Komisaris Besar Hery Wijatmoko menambahkan, identifikasi korban menggunakan tiga sampel primer, yakni DNA, gigi, dan sidik jari. Ketiganya didukung data medis dan properti korban.
”Kami dari tim DVI sangat berharap dukungan keluarga korban untuk melengkapi data. Jadi, dari tim akan menelusuri kelengkapan data tersebut," katanya.
Hingga Senin pagi tercatat 62 laporan orang hilang terkait jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182. Rinciannya, 32 berjenis kelamin laki-laki dan 30 perempuan. Tim DVI sudah menerima dan memeriksa sebanyak 438 sampel DNA, menerima 308 kantong jenazah, 168 kantong berisi properti dari tim lapangan di Posko JICT Pelabuhan Tanjung Priok.
Sementara itu, PT Jasa Raharja (Persero) telah menyantuni 25 dari 29 korban yang sudah teridentifikasi. Santunan kepada empat korban lain masih berproses. Senin ini operasi pencarian dan penyelamatan memasuki hari ke-10. Direktur Operasi Basarnas Brigadir Jenderal (Mar) Rasman MS menyatakan akan mempersempit luas area pencarian di bawah laut supaya semakin efektif.
Adapun tim pencarian dan penyelamatan sudah mengevakuasi 308 kantong berisi bagian tubuh korban, 58 kantong berisi serpihan kecil pesawat, dan 54 potongan besar pesawat.