Banjir Melanda Pantura Jateng, Ribuan Rumah di Kota Pekalongan Terendam
›
Banjir Melanda Pantura Jateng,...
Iklan
Banjir Melanda Pantura Jateng, Ribuan Rumah di Kota Pekalongan Terendam
Banjir melanda tiga wilayah di pantura Jawa Tengah, yakni Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, dan Batang. Ribuan rumah terendam dan ratusan warga terpaksa mengungsi.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Limpasan air laut dan luapan sejumlah sungai akibat curah hujan tinggi memicu banjir dengan ketinggan mencapai 1 meter di sejumlah daerah di pantai utara Jawa Tengah. Ribuan rumah di Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, dan Pemalang terendam dan menyebabkan ratusan warga terpaksa mengungsi.
Di Kota Pekalongan, banjir bermula dari hujan dengan intensitas sedang hingga deras sejak Senin (18/1/2021) malam hingga Selasa (19/1/2021) dini hari. Selain itu, air laut juga pasang dengan ketinggian hingga 2 meter pada Selasa dini hari. Hal itu memicu banjir di 14 kelurahan dari tiga kecamatan, yakni Kecamatan Pekalongan Timur, Pekalongan Barat, dan Pekalongan Utara.
Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Saminta menuturkan, sebanyak 11.865 keluarga terdampak banjir. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 111 orang menungsi di lima titik pengungsian yang disiapkan pemerintah.
”Lima pengungsian yang kami sediakan berada di Gedung Serbaguna Sampangan di Kelurahan Kauman, Gedung PMI di Kelurahan Pajangan Wetan, Blarakan di Kelurahan Sapuro, SD Satya Wiguna di Sampangan, dan gedung pertemuan Aman Jiba di Klego. Warga lain bertahan di rumah dan sebagian lagi mengungsi di tempat kerabatnya,” kata Saminta di Pekalongan.
Untuk menekan potensi penularan Covid-19 di tempat pengungsian, petugas meminta warga selalu menerapkan protokol kesehatan. Pengungsi diwajibkan memakai masker dan menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain. Jarak tidur antarkeluarga juga diatur minimal 2 meter.
”Kami sudah membagikan masker dan mengedukasi pengungsi untuk selalu menaati protokol kesehatan. Pengungsi yang kurang sehat juga mendapat perawatan medis dari petugas Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, PMI Kota Pekalongan, serta Kedokteran dan Kesehatan Polri,” imbuh Saminta.
Kendati ribuan rumah terendam dan ratusan masyarakat mengungsi, Pemerintah Kota Pekalongan belum menetapkan status tanggap darurat bencana. Penetapan status tanggap darurat bisa jadi dilakukan apabila kondisi banjir semakin parah.
Sementara itu, banjir juga merendam empat desa dan kelurahan di Kecamatan Batang, yakni Kelurahan Karangasem Utara, Desa Karanganyar, Desa Klidang Lor, dan Desa Klidang Wetan sejak Selasa dini hari. Sedikitnya 80 rumah yang dihuni ratusan orang terendam banjir hingga ketinggian 1 meter.
”Melihat intensitas hujan di wilayah Batang yang cukup tinggi, BPBD Batang saya instruksikan untuk segara membuka dapur umum. Warga terdampak banjir juga harus dipastikan bisa mendapat suplai makanan dan minuman,” tutur Bupati Batang Wihaji.
Menurut Wihaji, sekitar 50 orang sempat mengungsi di Masjid Al Ikhlas, Karangasem Utara, pada Selasa dini hari. Kendati demikian, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk bersih-bersih pada Selasa siang.
Di Pemalang, banjir juga merendam 296 rumah warga di Desa Tasikrejo, Kecamatan Ulujami. Banjir setinggi 30 sentimeter itu diperkirakan terjadi karena curah hujan yang tinggi.
”Dari hasil pengecekan Polres Pemalang bersama dengan BPBD Pemalang, tanggul Sungai Sragi yang berada di Desa Tasikrejo dalam keadaan baik. Kemungkinan, banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi,” kata Kepala Polres Pemalang Ajun Komisaris Besar Ronny Tri Prasetyo Nugroho seusai meninjau lokasi banjir.
Menurut Ronny, warga yang terdampak banjir memilih tetap bertahan di rumah masing-masing. Sembari menunggu banjir surut, warga diminta mengaktifkan ronda malam untuk memantau kondisi debit sungai. Harapannya, saat debit air sungai naik, warga bisa bersiap-siap untuk langsung mengungsi.