Kepergiaan Oezil menyisakan perasaan abstrak bagi klub dan pendukung Arsenal. Dia datang membawa harapan, tetapi pergi meninggalkan kekecewaan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Mesut Oezil datang ke Arsenal bagaikan manusia setengah Tuhan, tetapi meninggalkan klub seperti seorang gelandangan. Kisah berliku selama 8 musim di Arsenal telah berakhir bagi gelandang kreatif ini. Sang maestro memutuskan ”pulang” ke klub raksasa Turki, Fenerbahce.
Oezil akhirnya melepas status sebagai pemain Arsenal pada jendela transfer kali ini. Setelah bersepakat dengan klub untuk memutus kontrak yang masih tersisa enam bulan lagi, dia langsung berburu tim baru.
Pada Senin (18/1/2021), pemain berusia 32 tahun ini telah mendarat di Bandara Ataturk, Istanbul, Turki. Kedatangan tersebut menandakan perjalanan baru bagi sang raja asis bersama Fenerbahce.
”Saya sangat senang, sangat antusias. Tuhan akhirnya memberikan saya kesempatan berseragam Fenerbahce. Ini adalah mimpi yang menjadi nyata. Saya akan mengenakan seragam ini dengan bangga,” kata Oezil kepada Fenerbahce TV, setibanya di bandara.
Baginya, pindah ke Turki sudah seperti pulang ke rumah. Meskipun memilih kewarganegaraan Jerman, Oezil merupakan keturunan dari imigran Turki. Dia juga sering terlibat dalam urusan politis Turki lewat pernyataan di media. Alasan kedekatan itu membuatnya berlabuh di Fenerbahce.
Oezil akhirnya bisa kembali menujukkan sentuhan magis di lapangan. Aksi-aksi itu yang tidak dilihat sejak Maret 2020 di Arsenal. Sang maestro tidak masuk dalam rencana Manajer Mikel Arteta karena berbagai alasan.
Drama
Di sisi lain, kepindahan membawa perasaan abstrak kepada klub ataupun pendukung Arsenal. Selain tidak bermain hampir setahun, dia juga sudah terlibat drama dalam tim selama hampir dua musim terakhir, sejak Arsenal masih dilatih Unai Emery.
Kasus di massa kedua manajer, Arteta dan Emery, sama-sama mengerucutkan satu problem. Sebagai pemain yang punya gaji terbesar di klub, 350.000 poundsterling, Oezil tidak menunjukkan etos kerja seperti yang seharusnya.
Manajer legendaris Arsene Wenger sudah mengkhawatirkan problem itu akan terjadi pada Oezil sebelum menawarkan kontrak megah padanya. Namun, dia tidak punya pilihan saat itu. Klub tidak mungkin membiarkan pemain bintangnya hengkang dengan status bebas kontrak.
”Sering kali kita berpikir akan punya pemain hebat dalam lima tahun ke depan jika memberi mereka kontrak lima tahun. Namun, kenyataannya tidak seperti itu. Bisa saja mereka tidak bermain sebaik mungkin karena sudah berada di zona nyaman,” tutur Wenger menyinggung mantan anak asuhnya, seperti dikutip Mirror.
Sementara itu, banyak juga spekulasi yang menyatakan klub sengaja mematikan karier Oezil. Sebab, sang pemain sering mengkritik Pemerintah China terkait masalah Muslim Uighur. Adapun China merupakan tujuan industri penting dan pasar yang besar bagi kepentingan ekonomi klub.
Saya sangat senang, sangat antusias. Tuhan akhirnya memberikan saya kesempatan berseragam Fenerbahce. Ini adalah mimpi yang menjadi nyata. Saya akan mengenakan seragam ini dengan bangga.
Drama tanpa akhir membuat klub gerah. Alhasil, Arteta mulai mengusir Oezil pada jendela transfer musim panas lalu. Bagaikan gelandangan, dia diseret keluar dari klub dengan berbagai cara. Salah satunya mencoret namanya dari daftar pemain.
Oezil sempat menolak untuk keluar dari Arsenal. Di masa-masa ini, penilaian terhadapnya semakin buruk di mata klub dan pendukung. Dia dianggap sebagai pemain materialistis yang nyaman menikmati gaji buta.
Dilema
Kisah pahit sebelum meninggalkan klub membawa dilema tersendiri. Oezil pergi ke Fenerbahce dengan meninggalkan kekecewaan bagi klub dan pendukung. Padahal, dia datang membawa harapan yang amat besar.
Ketika datang dari Real Madrid pada September 2013, Oezil disambut bagaikan manusia setengah dewa. Transfer pada menit-menit terakhir jendela transfer itu menghadirkan euforia bagi para pendukung.
Ribuan fans, saat itu, memadati area sekitar Stadion Emirates. Mereka memakai baju bernomor punggung 10 dengan nama Oezil. Para pendukung berpesta meski kepindahan baru sebatas berita.
Walaupun demikian, Arteta menganggap Oezil sebagai legenda klub. Kontribusinya di Arsenal tidak akan terhapus karena drama yang terjadi dalam tahun-tahun terakhir.
”Tidak peduli apakah dia akan bermain lagi untuk klub ini atau tidak. Apa yang telah dilakukan selama ini, telah menjadi catatan untuk sejarah klub. Tidak ada yang bisa meragukan itu,” ucap sang manajer.
Oezil telah memainkan 254 laga berseragam Arsenal. Selama itu, dia menghasilkan 44 gol dan 77 asis untuk klub. Pencapaian terbesarnya adalah menyudahi puasa gelar Arsenal selama 9 tahun, lewat pencapaian empat kali juara Piala FA. (AP/REUTERS)