Sinovac: Efikasi Coronavac Hampir 70 Persen jika Interval Vaksinasi Tiga Pekan
›
Sinovac: Efikasi Coronavac...
Iklan
Sinovac: Efikasi Coronavac Hampir 70 Persen jika Interval Vaksinasi Tiga Pekan
Untuk pertama kalinya Sinovac merilis data efikasi vaksin Covid-19 Coronavac. Perusahaan farmasi China itu menyebutkan, efikasi vaksin produksinya hampir 70 persen jika diberikan dengan interval waktu tiga pekan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
BEIJING, SELASA — Perusahaan farmasi asal China, Sinovac, mengatakan, efikasi vaksin Covid-19 yang mereka produksi, yaitu Coronavac, mencapai 20 persen lebih besar jika interval pemberian antara dosis pertama dan kedua lebih lama. Inilah untuk pertama kalinya Sinovac merilis data efikasi berikut pola pemberian yang berbeda dari protokol uji klinisnya.
Berdasarkan hasil uji klinis fase III dengan 1.394 partisipan di Brasil, efikasi Coronavac mencapai hampir 70 persen apabila interval pemberian dosis pertama dan kedua adalah tiga minggu.
Pekan lalu, para peneliti Brasil mengumumkan bahwa efikasi Coronavac secara keseluruhan adalah 50,4 persen, menurut hasil uji klinis terhadap lebih dari 9.000 partisipan yang mendapat suntikan dua dosis vaksin dengan interval pemberian 14 hari atau dua minggu.
Sebelum itu, para peneliti di Sinovac juga sempat mengatakan bahwa hasil uji klinis fase awal memperlihatkan interval pemberian empat minggu mampu memberikan respons antibodi yang lebih kuat dibandingkan dengan interval dua minggu.
Juru bicara Sinovac menyatakan bahwa ada sekelompok partisipan yang menerima suntikan dosis kedua lebih lambat dari kebanyakan partisipan karena berbagai alasan. Akan tetapi, tidak dijelaskan lebih jauh apa saja alasan tersebut.
Namun, Sinovac juga memberikan peringatan bahwa kekuatan data yang memberlihatkan efikasi hampir 70 persen dengan jeda pemberian tiga minggu pada salah satu kelompok partisipan lebih lemah dari data efikasi yang memperlihatkan 50 persen pada semua kelompok partisipan.
Interval waktu pemberian dosis pertama dan kedua vaksin Covid-19 menjadi topik perdebatan hangat di antara para ilmuwan dunia, badan pengawas obat dan makanan, serta pemerintah beberapa negara.
Otoritas kesehatan Inggris menyebutkan, vaksin Covid-19 dari AstraZeneca-Oxford lebih efektif jika dosis pertama dan kedua diberikan dengan jeda waktu lebih lama. Inggris juga telah memutuskan mengizinkan interval pemberian yang lebih lama bagi vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech meski Pfizer hanya memiliki data efikasi untuk waktu pemberian antardosis yang lebih pendek.
Vaksinasi di Brasil
Sampai sekarang Sinovac belum mengumumkan data efikasi uji klinis fase III Coronavac global. Coronavac telah mendapat izin untuk digunakan dalam keadaan darurat di beberapa negara, termasuk Brasil, Indonesia, dan Turki.
Hari Minggu lalu, badan pengawas obat dan makanan Brasil, Anvisa, memberikan izin penggunaan darurat Coronavac dan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca-Oxford meski rencana pengadaan dua juta dosis vaksin AstraZeneca belum mendapat lampu hijau dari India, negara yang mendapat lisensi produksi vaksin Covid-19 AstraZeneca-Oxford.
Pengumuman pemberian izin penggunaan darurat Coronavac di Brasil disambut antusias oleh penduduk setempat. Beberapa fasilitas kesehatan di Negara Bagian Sao Paulo malah sudah memberikan Coronavac sebelum pengumuman pemberian izin darurat disampaikan Kementerian Kesehatan Brasil.
Disaksikan Gubernur Sao Paulo Joao Doria, seorang perawat di Sao Paulo, Monica Calazans (54), menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Coronavac.
Di luar Sao Paulo, secara umum mayoritas dari 26 negara bagian belum menerima kiriman vaksin dari Pemerintah Brasil. Akibatnya, vaksinasi untuk lansia dan petugas kesehatan kemungkinan besar tertunda.
Hambatan
Belum adanya izin ekspor vaksin Covid-19 AstraZeneca dari India menjadi salah satu hambatan yang berpotensi memperlambat kampanye vaksinasi Brasil. Hambatan lain adalah produsen vaksin Brasil masih menunggu kiriman bahan aktif vaksin Coronavac untuk difinalisasi jadi vaksin di Brasil.
Butantan Institute di Sao Paulo memerlukan bahan aktif pembuat vaksin Coronavac pada akhir bulan ini untuk memenuhi target produksi 46 juta dosis vaksin pada April nanti. Pusat biomedis yang dibiayai oleh pemerintah federal Brasil di Rio de Janeiro, Fiocruz, juga masih menunggu kiriman bahan aktif vaksin AstraZeneca.
Vaksinasi Covid-19 di Brasil juga tak luput dari aspek politis. Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello menegur Doria karena telah memberikan vaksin Covid-19 di Sao Paulo lebih awal sebelum vaksinasi resmi dimulai.
Presiden Jair Bolsonaro juga mengejek efikasi 50 persen Coronavac yang dipakai oleh Doria. ”Jadi itu sudah disetujui untuk dipakai di Brasil. Itu adalah vaksin Brasil. Vaksin itu bukan milik gubernur,” katanya di hadapan para pendukungnya. Bolsonaro, yang skeptis akan vaksin itu, sebelumnya menyatakan dirinya menolak untuk divaksin. (REUTERS)