Tampilnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat memicu harapan bagi dunia. Para pemimpin negara mengucapkan selamat atas pelantikannya bersama Wakil Presiden Kamala Harris.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
VATICAN CITY, RABU — Aneka harapan dan keinginan disampaikan sejumlah pemimpin dunia kepada Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden-Kamala Harris setelah mereka resmi dilantik. Biden, antara lain, diharapkan menjadi pemimpin yang membawa semangat rekonsiliasi dan perdamaian dunia, serta mendukung upaya-upaya responsif yang lebih berpihak pada perlindungan lingkungan hidup.
Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, pada Rabu (20/1/2021) atau bertepatan dengan hari pelantikan Biden-Harris di Washington, ikut mendoakan Biden. Biden secara kebetulan adalah penganut Katolik, menjadikannya orang kedua sebagai Presiden AS dengan latar belakang Katolik setelah Presiden John F Kennedy. Paus berharap Biden ikut mendorong terciptanya rekonsiliasi dan perdamaian di seluruh dunia.
”Di bawah kepemimpinan Anda, semoga rakyat Amerika terus mendapatkan kekuatan dari nilai-nilai politik, etika, dan agama yang luhur yang telah menginspirasi bangsa sejak didirikan,” kata Paus dalam sebuah pernyataan. ”Pada saat krisis besar yang dihadapi umat manusia kita membutuhkan respon yang berpandangan jauh dan menyatukan, saya berdoa agar keputusan Anda akan dipandu oleh kepedulian untuk membangun masyarakat yang ditandai dengan keadilan dan kebebasan secara otentik.”
Paus juga mendoakan agar Biden senantiasa menghidupi ”penghormatan yang tiada henti terhadap hak dan martabat setiap orang, terutama yang miskin, yang rentan dan mereka yang tidak memiliki suara”.
Biden didorong dapat memupuk semangat rekonsiliasi dan perdamaian di AS dan dunia demi kepentingan secara universal.
Dalam pidato pelantikannya, Joe Biden menyerukan persatuan Amerika. ”Demokrasi itu berharga, demokrasi itu rapuh dan pada jam ini, teman-teman, demokrasi telah menang,” kata Biden.”Kita harus mengakhiri perang tidak beradab yang mempertemukan merah dengan biru, perdesaan versus perkotaan, konservatif versus liberal. Kita bisa melakukan ini jika kita membuka jiwa kita dan tidak mengeraskan hati kita, jika kita menunjukkan sedikit toleransi dan kerendahan hati, dan kita bersedia melakukannya dengan berdiri di posisi orang lain,” katanya.
Ia berjanji bersama warga Amerika, dirinya dan bangsa itu akan menulis cerita tentang harapan dan bukan ketakutan; tentang persatuan dan bukan perpecahan; tentang terang dan bukan kegelapan.
Ia berjanji bersama warga Amerika, dirinya dan bangsa itu akan menulis cerita tentang harapan dan bukan ketakutan; tentang persatuan dan bukan perpecahan; tentang terang dan bukan kegelapan.
Biden, yang pernah menjabat sebagai wakil presiden di era Presiden Barack Obama, memulai masa jabatannya sebagai presiden dengan 17 pesan. Biden, antara lain, akan membawa kembali AS masuk dalam kesepakatan iklim, kembali membawa AS ke dalam keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia, serta menetapkan aturan baru tentang keimigrasian, lingkungan hidup, respons terhadap Covid-19, dan mengambil langkah-langkah penyelamatan sekaligus pemulihan ekonomi.
Sambutan
Presiden Perancis Emmanuel Macron memuji keputusan Biden untuk kembali ke Kesepakatan Iklim Paris. Dalam ucapan selamat yang disampaikannya, Macron mengatakan kepada Biden, ”selamat datang kembali”. ”Salam sukses pada hari yang paling penting ini bagi rakyat Amerika!” kata Macron melalui Twitter. ”Kita bersama. Kita akan lebih kuat menghadapi tantangan zaman kita. Lebih kuat untuk membangun masa depan kita. Lebih kuat untuk melindungi planet kita. Selamat datang kembali di Perjanjian Paris!”
Presiden AS sebelum Biden, Donald Trump, secara resmi menarik AS keluar dari Kesepakatan Iklim Paris pada November tahun lalu. Ia mengklaim kesepakatan itu ”dirancang untuk membunuh ekonomi Amerika” daripada menyelamatkan lingkungan.
Memasukkan kembali AS dalam perjanjian Paris yang disepakati pada 2015 membutuhkan waktu setidaknya 30 hari sejak Pemerintah AS mengirimkan surat permohonannya ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kesepakatan tersebut mengikat semua negara untuk mengurangi emisi karbon guna membatasi pemanasan hingga 2 derajat celsius di atas tingkat praindustri dan mendorong mereka untuk turun hingga 1,5 derajat celsius.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kemarin, mendesak Biden untuk ”memperkuat” aliansi lama antar-kedua negara itu. Ia pun mendorong keterlibatan AS dalam menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh Iran. Netanyahu, yang menyebut Trump sebagai ”sahabat” Israel di Gedung Putih, mengatakan dirinya berada dalam ”persahabatan pribadi yang hangat selama beberapa dekade” dengan Biden.
”Saya berharap dapat bekerja dengan Anda untuk lebih memperkuat aliansi AS-Israel, untuk terus memperluas perdamaian antara Israel dan dunia Arab dan untuk menghadapi tantangan bersama, di antaranya ancaman yang ditimbulkan oleh Iran,” kata Netanyahu.
Kelompok Hamas mengaku senang dengan kepergian Trump, berharap AS di era Biden memiliki pendekatan yang berbeda. Trump dinilai kelompok itu sebagai ”sponsor penindasan, kekerasan dan ekstremisme” dan bermitra dalam ”agresi Israel” terhadap Palestina.
”Biden harus mengoreksi jalur sejarah yang salah dari kebijakan Amerika, yang menindas rakyat kami, dan mengakhiri kebijakan yang bertujuan menghancurkan perjuangan Palestina,” kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum.
Palestina mengecam Netanyahu atas langkahnya mengumumkan persetujuan Israel atas pembangunan 780 rumah pemukim baru di Tepi Barat. Semua permukiman Yahudi di Tepi Barat dianggap ilegal oleh banyak komunitas internasional. Namun, pemerintahan Trump, yang melanggar kebijakan AS selama puluhan tahun, menyatakan pada akhir 2019 bahwa Washington tidak lagi menganggap permukiman itu sebagai pelanggaran hukum internasional.
Presiden Hassan Rouhani juga senang dengan kepergian Trump. Terkait pencabutan sanksi atas program nuklir Iran, ia memiliki harapan pada Biden. ”Kami mengharapkan (pemerintahan Biden) untuk kembali ke hukum dan komitmen, dan mencoba dalam empat tahun ke depan, jika mereka bisa, untuk menghilangkan noda-noda selama empat tahun terakhir,” kata Rouhani.
Pemerintahan Biden menginginkan AS kembali dalam perjanjian nuklir Iran asalkan Teheran kembali pada tingkat kepatuhan yang disepakati. (AP/AFP/REUTERS)