Selain Isu Iran, Pemerintahan Biden Tetap Perkuat Relasi dengan Asia Pasifik
›
Selain Isu Iran, Pemerintahan ...
Iklan
Selain Isu Iran, Pemerintahan Biden Tetap Perkuat Relasi dengan Asia Pasifik
Sejumlah isu sensitif dalam relasi internasional tetap akan menjadi perhatian Amerika Serikat di era Presiden Joe Biden. Terkait Taiwan, sikap AS tampaknya tidak berubah.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
WASHINGTON, RABU — Salah satu isu prioritas dalam kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden adalah isu program nuklir Iran. Jika Iran masih mau mematuhi Perjanjian Nuklir 2015 dengan menahan program nuklirnya, AS juga akan memberikan imbalan keringanan sanksi ekonomi.
Hal itu dikemukakan juru bicara Gedung Putih untuk media, Jen Psaki, Rabu (20/1/2021). ”Untuk melanjutkan pembicaraan ini, Iran harus kembali mematuhi perjanjian nuklir yang ada,” ujarnya.
Sebelumnya, AS di era Presiden Donald Trump meninggalkan kesepakatan nuklir Iran pada tahun 2018. Mengikuti langkah itu, Iran pelan-pelan melanggar batas-batas yang sudah ditentukan, seperti menambah persediaan uranium yang diperkaya, memperkaya uranium ke tingkat kemurnian yang lebih tinggi, dan memasang sentrifugal yang dilarang oleh kesepakatan itu.
Salah satu calon pilihan Biden untuk mengisi posisi menteri luar negeri, Antony Blinken, mengatakan, AS belum memutuskan apakah akan kembali ke kesepakatan nuklir karena menunggu Iran memenuhi kesepakatan.
Selain Iran, pemerintahan baru AS juga tetap memegang komitmen mendukung Taiwan seperti halnya pemerintahan Trump. Di masa Trump, AS meningkatkan penjualan senjata ke Taiwan dan mengirimkan utusan ke Taipei. Langkah itu membuat China marah dan menyebabkan hubungan bilateral keduanya memanas. Dukungan untuk Taiwan ini membuat Trump menjadi tokoh populer di Taiwan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Emily Horne, mengatakan, komitmen AS terhadap Taiwan tidak akan berubah. Duta Besar de facto Taiwan di Washington, Hsiao Bi-khim, hadir dalam upacara pelantikan Biden, Rabu lalu. Ini merupakan kali pertama Taiwan diundang secara resmi untuk hadir di pelantikan presiden AS.
”Presiden Biden akan tetap membantu teman dan sekutu untuk memajukan kemakmuran, keamanan, dan nilai-nilai kita bersama di kawasan Asia Pasifik, termasuk Taiwan,” kata Horne.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, Joanne Qu, mengatakan, kedua belah pihak berbagi nilai-nilai demokrasi, kebebasan, dan hak asasi manusia. AS mengakhiri hubungan diplomatiknya dengan Taiwan pada 1979 kemudian mengakui China. Namun, AS diwajibkan oleh undang-undang untuk membantu Taiwan agar mampu mempertahankan diri.
Dalam rekaman video di Twitter, Hsiao, yang dekat dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, merasa terhormat bisa mewakili pemerintah dan rakyat Taiwan. ”Bahasa kami sama, demokrasi dan kebebasan menjadi tujuan kita bersama,” tulisnya.
Tsai juga mengirimkan ucapan selamat dan berharap kedua belah pihak bisa bekerja sama untuk menjaga demokrasi, kebebasan, perdamaian, dan stabilitas regional. (REUTERS/AP)