Calon tunggal Kapolri usulan Presiden Joko Widodo, Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo, secara aklamasi disetujui Komisi III DPR untuk menjadi Kapolri.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Uji kelayakan dan kepatutan di DPR mulus. Di antara Kepala Polri Jenderal (Pol) Idham Azis dan sejumlah jenderal senior Polri, Listyo menawarkan visi Polri yang presisi. Presisi diartikan Polri yang prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.
Membaca makalah setebal 130 halaman itu wajarlah jika publik berharap bakal ada perubahan di tubuh Polri. Listyo menggambarkan posisi Polri dalam disrupsi digital, geopolitik dunia, dan tantangan kejahatan dalam negeri yang tidak ringan.
Dalam makalahnya, berdasarkan hasil kajian Litbang Kompas, terdapat 158 diksi ”pelayanan” dan 20 kali diksi ”pelayanan publik” saat dipaparkan di depan Komisi III DPR.
Kata kunci pelayanan publik tentunya merupakan arus besar pemikiran Listyo mengenai bagaimana memperbaiki kualitas pelayanan publik Polri. Gagasan itu dikaitkan dengan penggunaan mahadata dan internet of things yang menjadi kata kunci dalam mempersiapkan Polri 4.0.
Listyo menggambarkan posisi Polri dalam disrupsi digital, geopolitik dunia, dan tantangan kejahatan dalam negeri yang tidak ringan.
Listyo tergolong muda sebagai Kapolri. Ia angkatan 1991 di Akademi Kepolisian. Masih ada belasan jenderal senior di Polri. Masa jabatan Listyo masih panjang, minimal sampai berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi, Oktober 2024.
Dengan masa dinas panjang, dia punya waktu untuk mengubah wajah kepolisian menjadi polisi yang profesional, humanis, menghormati hak asasi manusia dan demokrasi, serta menegakkan hukum secara berkeadilan dan bersih.
Pekerjaan rumah Listyo adalah bagaimana visi Polri ke depan bisa menjadi pedoman perilaku bagi lebih dari 400.000 polisi. Itu pekerjaan berat. Membangun organisasi yang solid di kepolisian adalah tantangan pertama.
Komitmen kepemimpinan yang melayani dan menjadi teladan yang dicantumkan dalam komitmen calon Kapolri adalah pernyataan yang diharapkan publik. Dengan posisinya yang lebih yunior, Listyo mengawali langkah baik dengan mendatangi mantan Kapolri dan jenderal senior untuk mendapatkan masukan.
Bangsa ini, termasuk pimpinan Polri, membutuhkan role model seorang pemimpin yang bisa dijadikan contoh. Seorang pemimpin yang bisa menjadi teladan dari semua anggota Polri. Pemimpin yang punya prinsip satunya kata dan perbuatan, pemimpin yang jujur dan memahami bahwa tongkat komando yang dimilikinya adalah amanah.
Seperti sering disampaikan mantan Presiden Abdurrahman Wahid, hanya ada tiga polisi yang jujur di negeri ini, yakni patung polisi, polisi tidur, dan Kapolri (1968-1971) Jenderal (Pol) Hoegeng Iman Santoso. Apa yang dikatakan Gus Dur tentunya adalah seloroh untuk menjadikan Polri lebih baik.
Terlepas dari reformasi perilaku anggota Polri, kejahatan narkotika, korupsi, terorisme, dan kejahatan siber merupakan tantangan. Setiap pergantian pemimpin adalah harapan. Harapan untuk menjadi lebih baik dalam melayani Republik.