Aldebaran, Sang Penguntit Pleiades
Tokoh Aldebaran dalam sinetron "Ikatan Cinta" menjadi perbincangan ibu-ibu penikmat tayangan berseri ini. Sosok berkarakter dingin ini mirip bintang Aldebaran, penyusun rasi Taurus yang bersinar terang di malam hari.
Beberapa bulan terakhir, nama Aldebaran akrab di telinga penikmat sinetron Indonesia. Aldebaran adalah nama salah satu tokoh utama dalam sinetron Ikatan Cinta yang tayang setiap malam di salah satu televisi swasta Indonesia. Akting dan wajah Aldebaran yang diperankan oleh Arya Saloka memancing banyak penggemarnya, terutama kaum ibu, betah berlama-lama di depan televisi.
Aldebaran atau juga disebut Alfa Tauri adalah bintang paling terang di rasi Taurus sekaligus bintang ke-14 paling terang di langit malam. Bagi penikmat langit malam, bintang ini cukup mudah ditemukan karena posisinya berada di dekat rasi Orion atau Waluku yang terkenal dan di dekat gugus bintang yang populer dalam berbagai kebudayaan, yaitu Pleiades atau Lintang Kartika.
Pada Jumat (22/1/2021) sekitar pukul 19.00 WIB, posisi rasi Taurus sudah ada di atas kepala, dekat dengan Bulan dan planet Mars. Jika langit di daerah Anda tidak hujan dan jauh dari polusi cahaya, tentu akan mudah menemukan bintang ini. Bintang Aldebaran berada di bagian mata banteng yang jadi simbol rasi Taurus.
Nama Aldebaran, seperti dikutip dari Earth Sky, 5 Desember 2019, berasal dari kata Al Dabaran dalam bahasa Arab yang berarti ’pengikut’. Nama ini diberikan karena Aldebaran seolah-olah selalu mengikuti Pleiades yang merupakan tujuh perempuan bersaudara anak Pleione dalam mitologi Yunani. Aldebaran yang merupakan bagian rasi Taurus, sang banteng pemburu, selalu mengincar mangsanya, yaitu Pleiades.
Namun, sumber lain seperti ditulis Space, 19 Juli 2013, menyebut Aldebaran bukan menguntit atau mengikuti Pleiades, melainkan Hyades. Hal sama ditulis Richard Hinckey Allen dalam buku klasiknya berjudul Star Names: They Lore and Meaning yang terbit tahun 1899.
Dalam mitologi Yunani, Hyades terdiri atas lima putri anak Atlas dan juga saudara tiri Pleiades. Sama seperti Pleiades, Hyades adalah gugus bintang yang posisi berada depan kepala banteng, sedangkan Pleiades ada di atas kepala sang banteng Taurus. Jika gugus bintang terbuka Pleiades sangat terang dan bisa disaksikan dengan mata telanjang, Hyades lebih redup.
Aldebaran digambarkan sebagai sosok yang dingin, cuek, dan tidak romantis, meski dia sangat sayang dan menjadi pelindung bagi orang-orang terkasih dalam keluarganya.
Jika dilihat dari Bumi, bintang Aldebaran yang berjarak 65 tahun cahaya akan terlihat seperti bagian dari gugus bintang Hyades. Padahal, keduanya berada dalam kelompok yang terpisah karena Hyades berjarak 150 tahun cahaya dari Bumi.
Sementara itu, dalam mitologi Hindu, Aldebaran diidentikkan dengan sosok perempuan muda dan cantik bernama Rohini. Gadis ini menyamar sebagai antelop, hewan pemamah biak yang banyak ditemukan di Afrika dan Eurasia, dan selalu dikejar oleh ayahnya yang bejat yang menyamar sebagai rusa, yaitu rasi Orion atau Mriga.
Aldebaran adalah bintang musim dingin sekaligus bintang musim semi di belahan Bumi utara. Sepanjang masa itu, Aldebaran mudah diamati di langit malam yang gelap. Aldebaran mulai terbit di sisi timur pada awal malam di bulan Desember. Sejak itu, bintang ini akan terlihat di sepanjang malam.
Pada tiga bulan kemudian atau sekitar Februari, Aldebaran akan terbenam di ufuk barat saat tengah malam. Setelah itu, waktu penampakan Aldebaran di langit malam akan semakin pendek hingga akhirnya hilang pada akhir Mei. Pada akhir Juni, Aldebaran akan terlihat di horizon timur sesaat sebelum Matahari terbit.
Masyarakat di belahan Bumi utara memiliki ikatan khusus dengan Aldebaran, salah satunya di Kerajaan Persia Kuno. Aldebaran menjadi salah satu dari empat bintang kerajaan Persia Kuno, bersama dengan bintang Regulus, Antares, dan Fomalhaut.
Sementara masyarakat Amerika kuno menggunakan Aldebaran yang muncul sebelum Matahari terbit di akhir Juni untuk menentukan titik balik Matahari bulan Juni yang jatuh sekitar 20-21 Juni. Titik balik Matahari bulan Juni adalah saat Matahari berada di titik balik utara pada 23,5 derajat Lintang Utara. Saat itu, menjadi hari terpanjang alias malam terpendek di belahan Bumi utara.
Raksasa merah
Aldebaran adalah bintang raksasa merah dengan ukuran lebar mencapai 44 kali diameter Matahari. Jika Aldebaran diletakkan di posisi Matahari sekarang, permukaan bintang ini akan berada di dekat orbit planet Merkurius.
Meski ukuran Aldebaran besar, massa bintang ini hanya 1,7 kali massa Matahari. Artinya, meski bintang ini besar, kerapatan di dalamnya tidak jauh berbeda dengan Matahari. Ini adalah salah satu ciri bintang raksasa merah, yaitu besar ukurannya tetapi isinya sedikit.
Bintang raksasa merah adalah fase akhir evolusi sebuah bintang bermassa kecil-menengah, seukuran Matahari. Setelah fase ini, selubung bintang bagian luar akan diembuskan dan inti bintangnya runtuh menjadi bintang katai putih. Matahari kita pun, seperti dikutip dari Space, 28 Maret 2018, akan bernasib sama, menjadi bintang raksasa merah, kurang dari 5 miliar tahun dari sekarang.
Warna bintang Aldebaran adalah oranye tua. Warna ini menandakan suhu permukaan bintang yang relatif dingin. Suhu permukaan Aldebaran hanya 3.625 derajat celsius, lebih rendah dari temperatur permukaan Matahari yang mencapai 5.500 derajat celsius. Walau lebih dingin, Aldebaran 153 kali lebih terang dibandingkan Matahari.
Aldebaran sejatinya adalah bintang variabel, yaitu bintang yang kecerlangannya bisa berubah-ubah dari redup ke terang dan sebaliknya. Namun, saat cahaya Aldebaran mencapai titik terendah, perubahannya tidak terlalu mencolok dibandingkan saat cahayanya mencapai terang maksimal. Akibatnya, variabilitas cahaya bintang Aldebaran sulit dibedakan oleh mata telanjang.
Selain itu, Aldebaran juga dikelilingi bintang-bintang redup di sekitarnya. Salah satu bintang redup itu adalah bintang Aldebaran B atau Alfa Tauri B yang merupakan bintang katai merah. Kedua bintang itu dipisahkan oleh jarak sejauh 3,5 hari cahaya. Bandingkan dengan Bumi yang terpisah 8 menit cahaya dari Matahari.
Baca juga : Teleskop Luar Angkasa Kepler Temukan Nova Katai
Bintang Aldebaran juga memiliki sistem keplanetan, mirip Matahari. Seperti dikutip dari situs European Southern Observatory, eksoplanet yang dinamai Aldebaran b itu kemungkinan memiliki air. Namun, sejak ditemukan pada 1998, planet Aldebaran b itu baru terkonfirmasi pada 2015. Sebelumnya, ada dugaan bahwa benda yang disangka eksoplanet itu adalah bintang katai coklat alias jabang bintang yang tidak berhasil membentuk bintang.
Obyek penunjuk
Meski dalam mitologi Aldebaran dijuluki sebagai pengikut atau penguntit Pleiades, dalam pengamatan benda-benda langit, Aldebaran justru sering dijadikan sebagai petunjuk. Terangnya cahaya Aldebaran sering digunakan sebagai pemandu atau pembanding untuk mengenal obyek langit yang lain.
Cara itu salah satunya digunakan oleh wahana Cassini yang memotret cincin Saturnus dengan latar belakang cahaya Aldebaran pada 2006. Metode okultasi ini dilakukan dengan mengamati cincin Saturnus saat berada di depan bintang Aldebaran untuk mengetahui konsentrasi partikel di cincin Saturnus dengan memanfaatkan perubahan kecerlangan cahaya Aldebaran.
Terangnya cahaya Aldebaran juga dimanfaatkan dalam pemetaan kontur Bulan pada 1997. Dengan menggunakan kamera video yang telah diatur waktu pemotretannya secara akurat, ketinggian permukaan Bulan bisa diperoleh dengan baik.
Selain itu, Aldebaran juga menjadi arah tujuan wahana Pioneer 10 milik Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) yang diluncurkan pada 2 Maret 1972. Pioneer 10 menjadi satu dari lima teknologi manusia yang mampu mencapai tepian Tata Surya bersama Pioneer 11, Voyager 1, Voyager 2, dan New Horizons.
Baca juga : Tsurayya dan Tanda Akhri Pandemi Covid-19
Semula Pioneer 10 dirancang untuk menjalani misi selama 21 bulan dengan target terbang melintasi planet Jupiter pada 1973. Namun karena kondisi wahana masih bagus, Pioneer 10 di arahkan untuk terbang ke tepian Tata Surya.
Meski demikian, kontak Bumi dengan Pioneer 10 akhirnya terputus. Sinyal terakhir Pioneer 10 akhirnya diterima pada Januari 2003 atau setelah hampir 31 tahun wahana ini bekerja dan menempuh perjalanan sejauh 12 miliar kilometer atau 80 unit astronomi dengan satu unit astronominya sebesar 150 juta kilometer yang merupakan jarak Matahari-Bumi.
Meski pengendali di Bumi tidak bisa lagi berhubungan dengan Pioneer 10, namun jika struktur wahana mampu bertahan dan Pioneer 10 mampu melewati heliosfer atau ruang yang sudah tidak mendapat pengaruh Matahari, seperti yang sudah dialami Voyager 1 dan Voyager 2, maka Pioneer 10 akan melewati Aldebaran sekitar 2 juta tahun lagi.
Karakter bintang Aldebaran ini mungkin mirip dengan karakter tokoh Aldebaran dalam sinetron. Dalam cerita sinetron Ikatan Cinta, Aldebaran digambarkan sebagai sosok yang dingin, cuek, dan tidak romantis meski dia sangat sayang dan menjadi pelindung bagi orang-orang terkasih dalam keluarganya.
Sosok di sinetron itu mirip dengan karakter Aldebaran sebagai bintang yang juga dingin dan juga memiliki sejumlah misteri. Namun, di balik sifatnya itu, nyatanya bintang Aldebaran masih bisa memberi manfaat bagi manusia Bumi dalam memahami lingkungan antariksa sekitarnya.