Dalam Kondisi Pengasaman Laut, Alat Reproduksi Ikan Lebih Besar
›
Dalam Kondisi Pengasaman Laut,...
Iklan
Dalam Kondisi Pengasaman Laut, Alat Reproduksi Ikan Lebih Besar
Tim peneliti dari University of Adelaide menunjukkan ikan triplefin yang tinggal di daerah lebih asam memiliki gonad lebih besar. Ini menunjukkan kemampuan adaptasi untuk lebih banyak menghasilkan keturunan.
Oleh
Ichwan Susanto
·2 menit baca
Pengasaman air laut sebagai konsekuensi meningkatnya kadar CO2 di atmosfer yang kemudian diserap kolom lautan, ternyata juga memiliki dampak ”positif” bagi jenis ikan triplefin. Setidaknya ikan-ikan ini bisa beradaptasi, tak seperti koloni karang yang menjadi rapuh akibat pengasaman air laut.
Observasi para peneliti dari University of Adelaide di Australia ini menunjukkan ikan triplefin memiliki kapasitas reproduksi lebih tinggi karena organ seks yang lebih besar di bawah lautan yang lebih asam di masa depan.
Diterbitkan di jurnal PLOS Biology, ikan ini memanfaatkan perubahan ekosistem bawah air untuk menghasilkan lebih banyak sperma dan telur. Mereka juga merawatnya dengan lebih baik sehingga meningkatkan peluang keberhasilan reproduksi.
”Lautan yang memanas menyerap sekitar sepertiga dari tambahan CO2 yang dilepaskan ke atmosfer dari emisi karbon, menyebabkan lautan menjadi asam,” kata penulis utama Ivan Nagelkerken dari Institut Lingkungan dan Laboratorium Ekologi Ekologi Laut Selatan University of Adelaide, dalam laman University of Adelaide, 20 Januari 2021. Hasil penelitian ini diterbitkan di jurnal PLOS Biology, sehari sebelumnya.
Studi tersebut menunjukkan bahwa beberapa spesies yang lebih dominan akan mampu memanfaatkan perubahan ekosistem di bawah pengasaman laut. (Sean Connell)
Ia mengatakan, banyak spesies di laut, baik hewan maupun tumbuhan, terpengaruh negatif dalam hal perilaku dan fisiologinya akibat pengasaman laut sebagai dampak ikutan perubahan iklim. Namun, mereka menemukan bahwa ikan triplefin atau sirip tiga, baik pejantan maupun betina, memiliki gonad yang lebih besar dalam kondisi pengasaman laut. Artinya, itu mendukung peningkatan produksi sel telur dan sperma sehingga lebih banyak menghasilkan keturunan.
Dalam riset ini, tim peneliti menggunakan rembesan CO2 vulkanik alami di bawah air untuk membandingkan ekosistem dengan tingkat CO2 yang diperkirakan terjadi pada akhir abad ini dengan komunitas ikan yang hidup di bawah tingkat CO2 ”normal” saat ini. Mereka menemukan bahwa tidak ada efek negatif pengasaman laut untuk triplefin. Gonad yang lebih besar tidak menimbulkan konsekuensi negatif secara fisiologis.
”Kami menemukan bahwa pejantan makan lebih banyak. Mereka menunjukkan intensifikasi pencarian makan pada mangsa yang lebih banyak, yang lebih melimpah karena peningkatan biomassa alga yang tumbuh di bawah peningkatan CO2,” kata Nagelkerken.
Sebaliknya, betina tidak makan lebih banyak. Mereka malah mengurangi tingkat aktivitas mereka untuk menghemat energi dan kemudian menginvestasikannya ke ovarium yang lebih besar.
”Kami juga menemukan ada lebih banyak pejantan dewasa di bawah peningkatan CO2 dan, pada spesies ini di mana jantan yang memelihara telur, itu berarti mereka memiliki lebih banyak induk yang memelihara sarang telur, yang dapat meningkatkan keturunan.”
Para peneliti menemukan bahwa spesies ikan lain yang kurang dominan tidak menunjukkan efek hasil reproduksi seperti itu. Ini diduga karena sifat mereka yang kurang kompetitif.
”Kami pikir kemungkinan triplefin dan spesies serupa akan tumbuh dengan sangat baik di bawah peningkatan pengasaman laut. Studi tersebut menunjukkan bahwa beberapa spesies yang lebih dominan akan mampu memanfaatkan perubahan ekosistem di bawah pengasaman laut untuk meningkatkan populasi mereka,” tutur rekan penulis, Sean Connell.