Visi Merawat Diri
Ada yang tidak berani berkata tidak sehingga terus dibebani tugas-tugas yang menumpuk oleh atasan atau tim kerjanya dan tidak berani untuk meminta tolong ketika sangat memerlukan.
Kita melanjutkan percakapan dua minggu lalu mengenai pendekatan psikologi positif yang tampaknya penting untuk kita adopsi agar dapat bertahan dan terus bersikap positif dalam situasi yang sulit.
Kita sering lupa, apalagi ketika sedang menghadapi masalah atau tantangan berat, atau harus merawat orang lain, bahwa merawat diri itu penting. Telah banyak penelitian menunjukkan pentingnya kemampuan untuk memberikan perhatian kepada kebutuhan diri sendiri.
Merawat diri antara lain akan meningkatkan kemampuan kita berempati serta menaikkan daya tahan tubuh. Hal ini juga berasosiasi dengan menurunnya kecemasan dan depresi.
Bukan egois
Mungkin ada yang salah mengartikan, atau khawatir, apabila merawat diri itu berarti egois, tidak peduli kepada orang lain. Sebenarnya yang lebih tepat justru sebaliknya, yakni ketika kita merawat diri dengan baik, kita akan lebih mampu memberikan perhatian kepada orang lain.
Ini karena ketika dalam keadaan penuh tekanan dan tidak merawat diri, mungkin kita akan kelelahan, merasa tegang, sulit berkonsentrasi, dan kehilangan kesabaran.
Mungkin kita merasa tidak punya waktu atau biaya untuk itu. Akan tetapi, kesulitan berkonsentrasi, ketegangan, dan kelelahan itu sendiri bisa jadi sudah sangat memperlambat kemampuan kita menyelesaikan tugas dengan baik.
Merawat diri juga bukan sesuatu yang memerlukan biaya besar, bahkan tidak perlu ada biaya yang harus dikeluarkan. Jadi, mengapa tidak secara rutin meluangkan waktu sebentar untuk melakukan aktivitas merawat diri agar dapat menghadirkan kembali kesegaran dan perasaan gembira?
Hugo Alberts dan Seph Fontane Pennock (2019) mengusulkan kita untuk membuat papan ”Visi Merawat Diri”. Papan visi ini berisikan tulisan singkat, gambar, ilustrasi atau simbol visual lain yang merepresentasikan visi kita tentang bagaimana merawat diri.
Kita dapat menggunakan lembar belakang kalender 2020 yang tidak dipakai lagi, atau kertas besar lainnya untuk membuat papan ini. Mumpung di awal tahun, barangkali kita juga bisa sekalian bersih-bersih rumah. Kita dapat menggunakan material apa saja yang telah tersedia di rumah secara kreatif, yang barangkali awalnya kita rencanakan untuk dibuang.
Kita menikmati saja prosesnya, memilih material yang kita sukai atau terasa dekat dengan kita, yang terkait dengan bagaimana kita membayangkan merawat diri. Kita dapat menggunting gambar-gambar dari majalah, menggunakan foto-foto, memanfaatkan kain atau tali yang tidak terpakai. Apabila kita senang menggambar, kita juga dapat membuat sendiri ilustrasinya. Semua dirangkai sedemikian rupa, ditambahi rangkaian kata-kata singkat, menjadi suatu pesan untuk diri sendiri.
Kita tidak harus membuat sesuatu yang sempurna, yang penting senang menikmati proses membuatnya dan dapat melihatnya sebagai waktu untuk mengambil jarak dari ketegangan hidup sehari-hari, untuk bersenang-senang dengan diri sendiri. Tidak perlu banyak berpikir, menimbang-nimbang, atau berdebat dengan diri sendiri mengenai mana yang bagus dan yang tidak.
Waktu untuk diri
Sambil menyelesaikannya ataupun setelah selesai membuatnya, kita bisa merenung, apa yang ternyata penting bagi kita? Apakah memiliki ”me time”, waktu sendiri yang tidak diganggu oleh orang lain? Apakah bertemu dengan orang-orang dekat?
Bagaimana caranya untuk tetap dapat dilakukan saat pandemi, apakah melalui telepon atau Zoom? Apakah meditasi atau yoga sejenak setiap pagi? Atau merawat binatang peliharaan atau tanaman?
Jika telah selesai, papan visi tersebut dapat kita letakkan di tempat yang mudah untuk dilihat, misalnya digantung di dinding kulkas, di pintu, atau tempat lain.
Tergantung kita, apakah papan ini digantung di tempat yang mudah dilihat banyak orang atau lebih merupakan pengingat yang sifatnya pribadi. Jika demikian, orang lain tidak perlu tahu dan kita meletakkannya di tempat yang lebih pribadi. Namun, papan visi harus mudah dan selalu dapat kita lihat untuk mengingatkan diri agar meluangkan waktu merawat diri.
Bagaimana cara kita merawat diri dapat berbeda ataupun sama dengan cara yang dilakukan oleh orang lain. Itu tergantung pada berbagai hal, seperti karakteristik pribadi kita, kebutuhan kita pada saat tertentu, serta tugas dan pekerjaan yang kita tekuni. Tak ketinggalan, pengalaman kita di masa lalu dan tantangan yang kita hadapi di saat ini, minat dan hobi kita, juga berbagai hal lain.
Misalnya, seorang yang ekstover mungkin perlu lebih banyak bertemu dan berbicara dengan orang lain untuk dapat bersenang-senang, sementara seorang yang introver mungkin justru memerlukan waktu sendiri untuk menenangkan hati.
Ada yang tidak berani berkata tidak sehingga terus dibebani tugas-tugas yang menumpuk oleh atasan atau tim kerjanya dan tidak berani untuk meminta tolong ketika sangat memerlukan. Ada pula yang selama ini terlalu sibuk dengan diri sendiri sehingga tampaknya perlu untuk memberikan perhatian dan dapat menolong orang lain.
Ada yang merawat diri secara emosional, misalnya berani berkata ”tidak” atau menghadiahi diri sendiri setelah berhasil melakukan hal sulit. Ada juga yang merawat diri secara fisik, misalnya bersepeda secara rutin dan tidur tidak terlalu larut.
Ada pula cara merawat diri secara sosial, misalnya menghindari orang yang bersikap negatif serta memberanikan diri meminta tolong. Ada lagi yang merawat diri secara spiritual, seperti melakukan hal baik bagi orang lain secara diam-diam, menyumbang, dan memaafkan diri sendiri.
Semoga kita dapat melalui situasi sulit saat ini dan semoga pandemi segera berakhir.