Rebut Hak Vaksin Korona, Petinggi Militer dan Politisi Spanyol Dipaksa Mundur
›
Rebut Hak Vaksin Korona,...
Iklan
Rebut Hak Vaksin Korona, Petinggi Militer dan Politisi Spanyol Dipaksa Mundur
Merujuk pada aturan di Spanyol, saat ini vaksin Covid-19 diprioritaskan bagi penghuni panti jompo dan pekerja medis. Negara itu mencatat 55.441 kematian dari hampir 2,5 juta kasus terkonfirmasi Covid-19.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
MADRID, SABTU — Kepala Staf Pertahanan Spanyol diminta mengundurkan diri setelah dirinya dan sejumlah perwira tinggi militer lainnya melanggar protokol vaksinasi Covid-19. Mereka diduga merebut hak vaksinasi warga lain yang masuk dalam prioritas pemerintah. Pengunduran diri secara paksa di Spanyol juga diberlakukan terhaap seorang politisi dengan kasus serupa.
Kementerian Pertahanan Spanyol mengonfirmasi pada Sabtu (23/1/2021) bahwa Menteri Margarita Robles telah menerima pengunduran diri Kepala Staf Pertahanan Spanyol Jenderal Miguel Ángel Villarroya. Pengunduran diri itu terjadi setelah situs berita daring El Confidencial Digital melaporkan bahwa Villarroya dan petinggi lainnya telah melanggar protokol nasional untuk strategi vaksinasi Spanyol. Ia dinilai merebut hak prioritas penerima vaksin Covid-19 di tengah masih terbatasnya jumlah dosis vaksin itu.
Merujuk pada aturan di Spanyol, saat ini vaksin Covid-19 diprioritaskan diberikan pada penghuni panti jompo dan pekerja medis. Spanyol sangat terpukul oleh pandemi. Sejauh ini negara itu mencatat 55.441 kematian dari hampir 2,5 juta kasus terkonfirmasi Covid-19. Namun, polemik menyeruak di negara itu terkait program vaksinasi. Sejumlah pejabat publik dilaporkan telah melewati antrean atas vaksin itu dalam beberapa pekan terakhir.
”Untuk menjaga citra angkatan bersenjata, Jenderal Villarroya hari ini menyampaikan permintaan pengunduran dirinya kepada Menteri Pertahanan,” kata angkatan bersenjata dalam sebuah pernyataan. Jenderal berusia 63 tahun itu mengaku ”tidak pernah bermaksud mengambil keuntungan dari hak istimewa yang tidak dapat dibenarkan”.
Pengunduran dirinya terjadi hanya sehari setelah Kementerian Dalam Negeri Spanyol memecat seorang letnan kolonel yang bertugas sebagai anggota staf penghubung pengawal sipil. Merujuk pada laporan internal kementerian, sang letnan kolonel itu telah divaksin sekalipun tidak masuk dalam kategori prioritas penerima vaksin di Spanyol.
Pengunduran dirinya terjadi hanya sehari setelah Kementerian Dalam Negeri Spanyol memecat seorang letnan kolonel yang bertugas sebagai anggota staf penghubung pengawal sipil.
Pengunduran diri juga dilakukan sejumlah politisi spanyol dari posisi jabatan publik. Langkah itu diambil setelah mereka menerima vaksin secara bergiliran. Termasuk yang mengundurkan diri adalah Manuel Villegas, penasihat kesehatan untuk wilayah Murcia tenggara. Namun, Javier Guerreron, penasihat kesehatan untuk daerah Ceuta, menolak untuk mengundurkan diri. Ia mengatakan tidak melanggar protokol apa pun.
Komitmen vaksin
Dari Italia dilaporkan, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menjanjikan tindakan hukum tidak hanya terhadap Pfizer, tetapi juga perusahaan farmasi mana pun yang tidak memenuhi komitmen vaksin Covid-19. Conte mengatakan penundaan pengiriman yang diumumkan oleh perusahaan AstraZeneca mengkhawatirkan. Itu artinya Italia hanya akan menerima pengiriman awal 3,4 juta dosis dan bukan 8 juta yang telah disepakati.
Conte mengatakan perlambatan pengiriman merupakan pelanggaran kontrak serius. Hal itu menjadi kerugian bagi Italia dan negara-negara Eropa lain. Dampak langsung dikhawatirkan terjadi pada kehidupan dan kesehatan warga yang notabene terdampak relatif parah oleh satu tahun pandemi. Dia berjanji Italia akan mengambil setiap upaya hukum seperti yang sudah dilakukan terhadap pengembang vaksin lainnya, Pfizer-Biontech.
Italia berada di bawah pembatasan berjenjang atas pandemi. Ini setelah bangsal perawatan intensif di negara itu telah melampaui ambang batas kewaspadaan di lima wilayahnya. Pada Sabtu Italia mengonfirmasi 13.000 kasus baru Covid-19 dan 488 kasus kematian. Hal itu menjadikan korban meninggal akibat penyakit itu di Italia menjadi 85.000 kasus, tertinggi kedua di Eropa dan keenam di dunia.
Masih terkait vaksinasi Covid-19, dari Meksiko City dilaporkan bahwa Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador telah memberikan izin kepada gubernur negara bagian untuk memperoleh vaksin Covid-19 secara mandiri. Langkah itu diberikan setelah para gubernur negara bagian telah meminta izin untuk mendapatkan vaksin sendiri. Obrador menyatakan mereka dapat melakukannya selama telah memberi tahu pejabat federal dan hanya menggunakan vaksin yang disetujui pemerintah.
Dengan infeksi dan kematian akibat Covid-19 pada rekor tertinggi dalam beberapa hari terakhir, pemerintah federal Meksiko belum menerima cukup vaksin bagi setidaknya 750.000 pekerja medis garis depan negara itu. Obrador juga mengumumkan rencana Meksiko untuk mulai memvaksinasi guru dan personel sekolah lainnya di salah satu dari 32 negara bagian akhir pekan ini. Tujuannya adalah rencana pembukaan sekolah secara tatap muka pada akhir Februari. Meksiko menempati urutan ke-4 dalam kematian akibat Covid-19 dengan lebih dari 147.000, di belakang AS, Brasil, dan India. (AP/REUTERS)