Vaksinasi Tenaga Kesehatan di Papua Baru Berjalan di Tiga Daerah
›
Vaksinasi Tenaga Kesehatan di ...
Iklan
Vaksinasi Tenaga Kesehatan di Papua Baru Berjalan di Tiga Daerah
Pemberian vaksin Covid-19 di Provinsi Papua baru berjalan di tiga daerah hingga kini. Padahal, vaksinasi seluruh tenaga kesehatan di Papua ditargetkan tuntas bulan depan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 bagi para tenaga kesehatan di Provinsi Papua belum berjalan optimal. Hingga Senin (25/1/2021), pemberian vaksin baru terlaksana di tiga daerah dari 29 kabupaten/kota di provinsi tersebut. Sejumlah permasalahan masih menghambat, di antaranya kesiapan vaksinator dan fasilitas kesehatan penyelenggara vaksinasi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua, hingga Senin ini, jumlah penerima vaksin Covid-19 di Papua baru mencapai 491 tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang telah mendapatkan vaksin tersebar di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Mimika.
Persentase penerima vaksin Covid-19 itu baru mencapai 2,65 persen dari total 18.615 tenaga kesehatan yang telah mendaftar. Adapun persentase fasilitas kesehatan yang siap melaksanakan vaksinasi baru mencapai sekitar 50 persen. Baru 304 fasilitas yang siap melaksanakan vaksinasi dari total 614 fasilitas kesehatan di Papua.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum mengatakan, pihaknya telah menuntaskan pelatihan vaksinator di sejumlah daerah, yakni Keerom, Biak Numfor, dan Sarmi. Sementara pelatihan vaksinator di sejumlah daerah lain, seperti Merauke, Supiori, Nabire, dan Kepulauan Yapen akan terlaksana dalam waktu dekat.
Aaron mengungkapkan, sejumlah daerah yang telah memiliki vaksinator masih terkendala anggaran untuk pelaksanaan vaksinasi, seperti Biak Numfor dan Keerom. Sementara Pemkab Sarmi belum dapat dihubungi hingga kini.
”Seharusnya Pemkab Sarmi, Biak Numfor, dan Keerom telah melaksanakan vaksinasi karena telah memiliki tenaga. Kami akan mengirimkan surat pemberitahuan kepada pemda di tiga kabupaten ini agar tidak menunda kegiatan vaksinasi,” ujar Aaron.
Ia menambahkan, sebanyak 28.080 vial vaksin Covid-19 telah tiba di Kota Jayapura pada Senin ini. Sebelumnya, Papua mendapatkan sebanyak 14.680 vial vaksin dan sudah didistribusikan ke tiga daerah, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Mimika.
”Kami menargetkan vaksinasi bagi seluruh tenaga kesehatan di Papua tuntas pada akhir Februari mendatang. Tenaga kesehatan yang memenuhi persyaratan wajib mendapatkan vaksin,” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Biak Numfor Ruslan Epid mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 85 vaksinator yang bertugas di 17 fasilitas kesehatan. ”Menurut rencana, kami akan meluncurkan kegiatan vaksinasi Covid-19 secara perdana di Biak Numfor pekan depan. Kami masih memerlukan persiapan yang matang,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Papua Donald Aronggear mengimbau seluruh tenaga kesehatan tidak ragu untuk menerima vaksin. Sebab, vaksin merupakan salah satu cara untuk melindungi tenaga kesehatan dari Covid-19 saat bertugas di rumah sakit dan puskesmas. Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Papua, empat tenaga kesehatan meninggal karena terpapar Covid-19 dalam 10 bulan terakhir.
”Saya telah menerima vaksin Covid-19 dan tidak merasakan gejala apa pun. Para dokter dan seluruh tenaga kesehatan di Papua agar segera menerima vaksin jika memenuhi persyaratan. Vaksin untuk melindungi tenaga kesehatan saat bertugas melayani masyarakat,” kata Donald.
Berdasarkan data Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Papua, terjadi penambahan 1.803 kasus Covid-19 dan 42 kasus kematian di Papua sepanjang 1-24 Januari. Dengan tambahan itu, jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Papua mencapai 15.247 dan angka kematian mencapai 282 orang. Sebanyak 1.623 orang dirawat dan 13.342 orang sembuh. Adapun positivity rate Covid-19 di Papua mencapai 14,64 persen. Angka tersebut jauh di atas ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen.