Bakamla dan TNI AL Perkuat Sinergi Pengamanan Laut
›
Bakamla dan TNI AL Perkuat...
Iklan
Bakamla dan TNI AL Perkuat Sinergi Pengamanan Laut
TNI Angkatan Laut membantu Bakamla RI dalam mengawal dua supertanker asing yang diamankan Bakamla, yakni MT Horse dari Iran dan MT Freya yang berasal dari Panama. Kerja sama ini untuk memperkuat pengamanan laut.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — TNI Angkatan Laut mengawal kapal-kapal Badan Keamanan Laut atau Bakamla yang menggiring dua supertanker yang diamankan di Batam, Kepulauan Riau. Helikopter TNI AL yang sedang berpatroli di perairan Natuna memantau iring-iringan tanker dan kapal-kapal Bakamla, Selasa (26/1/2021).
Sebelumnya, dua kapal supertanker asing diamankan Bakamla, yakni MT Horse dari Iran dan MT Freya yang berasal dari Panama. Kepala Bagian Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita mengatakan, dokumentasi diambil sekitar 40 mil laut atau sekitar 74 kilometer dari Kepulauan Riau.
Iring-iringan bergerak dalam formasi dengan MT Horse berada di depan dengan dikawal KN Pulau Marore-322 di sisi kanannya dengan jarak 0,5 mil laut atau sekitar 920 meter. Berjarak sekitar 3,7 kilometer, di formasi kedua terdapat MT Freya yang dikawal KN Belut Laut-406. Jajaran kapal perang RI (KRI) juga siap mendukung pengawalan tersebut saat mendekati Perairan Tanjung Pinang. TNI AL mengerahkan KRI dan heli Panther untuk membantu pengamanan.
”Ini jadi salah satu bentuk kerja sama yang kuat terjalin antara Bakamla RI dan instansi pengamanan laut terkait, dalam hal ini khususnya dengan TNI AL,” kata Wisnu.
Pada Minggu (24/1), KN Pulau Marore-322 mengamankan dua kapal berjenis MT yang diduga melakukan transfer BBM ilegal dan dengan sengaja menutup nama lambung kapal dengan kain serta mematikan sistem identifikasi otomatis atau AIS untuk mengelabui aparat penegak hukum Indonesia.
Dugaan awal, kedua tanker melanggar hak lintas transit pada ALKI I dengan keluar dari batas 46 km ALKI dan melakukan lego jangkar di luar ALKI tanpa izin otoritas terkait. Selain itu juga melaksanakan ship to ship transfer BBM ilegal, tidak mengibarkan bendera kebangsaan, AIS dimatikan, serta MT Freya menyebabkan tumpahan minyak.
Komandan Gugus Keamanan Laut (Guskamla) Komando Armada I Laksamana Pertama TNI Yayan Sofiyan, dalam pertemuan konsolidasi operasi keamanan laut dengan komandan unsur KRI BKO Guskamla Koarmada I mengatakan, ada beberapa dinamika lapangan yang berkembang.
Karena itu, dia menekankan, penyelenggaraan operasi keamanan laut harus didukung informasi intelijen yang baik sehingga kemampuan intelijen dituntut mampu membangun jaringan lebih luas agar dapat dijadikan referensi operasi.
”Hindari rutinitas yang pada akhirnya tidak memberikan outcome pada penyelenggaraan operasi,” kata Yayan.
Yayan menekankan, dalam operasi, personel diminta tidak berlayar point to point atau harbour to harbour. Seluruh jajaran diharapkan memiliki naluri operasi keamanan laut guna mendapatkan daya guna operasi yang optimal.
”Kewaspadaan harus ditingkatkan. Kalau ada obyek mencurigakan, pemeriksaan dan penggeledahan harus dilakukan secara teliti guna menemukan bukti awal dalam pelanggaran dan tindak kejahatan di laut yang dapat diproses hukum lebih lanjut,” katanya.
Dia juga mengingatkan bahwa pelaksanaan operasi jangan sampai menjadi penghambat aktivitas perekonomian maritim. Pelanggaran-pelanggaran yang ringan terkait administratif tetap diberikan tindakan tegas. ”Jangan manfaatkan situasi tersebut untuk kepentingan pribadi,” kata Yayan.
Dia juga mengingatkan agar para komadan KRI tidak perlu ragu dalam penegakan hukum terhadap kegiatan-kegiatan ilegal yang nyata, seperti kegiatan pasar gelap lintas negara, minyak hitam dari kapal asing yang melaksanakan transfer antarkapal, dan penyelundupan obat terlarang. Selain itu juga perlintasan batas negara secara ilegal, penyelundupan, kekerasan di laut, dan kegiatan ilegal lainnya yang harus ditindak tegas tanpa pandang bulu.