Kasus Masih Tinggi, DKI Siapkan Lebih Banyak Lagi RS Rujukan
›
Kasus Masih Tinggi, DKI...
Iklan
Kasus Masih Tinggi, DKI Siapkan Lebih Banyak Lagi RS Rujukan
Angka kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus bertambah tinggi. Itu mengakibatkan okupansi tempat tidur di rumah sakit tinggi. DKI Jakarta berencana menambah jumlah faskes, tenaga kesehatan, dan aparat pengawasan.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Angka kasus Covid-19 di DKI Jakarta stabil tinggi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap berupaya menambah jumlah fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan untuk mendukung penanganan Covid-19 di DKI Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (26/1/2021), menjelaskan, untuk menangani kasus Covid-19 di DKI Jakarta yang terus tinggi, Pemprov DKI mengupayakan penambahan dan ketersediaan berbagai fasilitas. Di antaranya adalah rumah sakit, laboratorium, tempat tidur, ruang ICU, dan tempat pemakaman.
Menurut Ahmad Riza, tingginya angka keterisian tempat tidur di berbagai fasilitas kesehatan di DKI Jakarta terjadi karena sampai hari ini DKI Jakarta ikut melayani 24-30 persen warga dari luar Jakarta.
”Artinya, kalau tanpa itu, sebetulnya posisi keterisian tempat tidur tidak pada 84 dan 86 persen. Mungkin kisarannya 55-60 persen. Namun, karena selama ini kami memberikan pelayanan tidak membedakan, seluruh warga Indonesia kami layani secara baik, maka okupansi naik 84-86 persen,” kata Ahmad Riza.
Rumah sakit-rumah sakit yang belum menjadi RS rujukan kami minta supaya mulai proses menjadi RS rujukan.
Untuk mendukung penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, kata Ahmad Riza, Pemprov DKI juga meningkatkan jumlah aparat yang melakukan pemantauan, pengawasan, dan penindakan. Ahmad Riza menambahkan, rumah sakit rujukan diharapkan bisa meningkat 40-50 persen lagi. Saat ini sudah ada 101 rumah sakit rujukan.
”Rumah sakit-rumah sakit yang belum menjadi RS rujukan, kami minta supaya mulai proses menjadi RS rujukan. Bahkan, kami minta kepada Menteri Pariwisata agar ke depan ditambah lagi hotel-hotel sebagai tempat isolasi mandiri,” kata Ahmad Riza.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti secara terpisah melalui keterangan tertulis Pemprov DKI Jakarta, Minggu (24/1/2021), menjelaskan, dari data per 11 Januari 2021, kasus aktif sebanyak 17.946 dengan jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sebanyak 208.583 kasus. Sementara, per tanggal 24 Januari 2021, jumlah kasus aktif meningkat sebesar 34 persen menjadi 24.224, dengan jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sebanyak 249.815 kasus.
”Jumlah kasus aktif sebesar 24.224 ini melampaui dari titik tertinggi kasus aktif yang ada di Jakarta. Ini merupakan pesan kepada kita semua bahwa pandemi belum berakhir,” kata Widyastuti.
Widyastuti juga memaparkan kondisi ketersediaan tempat tidur isolasi. Per 24 Januari 2021, hanya menyisakan 14 persen dengan rincian tempat tidur isolasi sebanyak 8.055 tempat tidur dan telah terisi sebanyak 6.954 tempat tidur.
Pemprov DKI Jakarta berencana menambah kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 1.941 tempat tidur. Dengan demikian, total nantinya sebanyak 9.996 tempat tidur. Lalu, untuk ICU, kapasitas ICU telah terisi sebesar 84 persen. Dengan jumlah 1.097 tempat tidur ICU, telah terpakai 921 tempat tidur ICU. ”Kami juga nantinya akan menambah kapasitas ICU hingga 1.362 tempat tidur ICU,” ucapnya.
Penambahan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di Jakarta, jelas Widyastuti, memang akan terus dilakukan guna menekan angka kematian serta meningkatkan angka kesembuhan. Sebab, per 24 Januari 2021, dari total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 221.567 dengan tingkat kesembuhan 88,7 persen, sedangkan total 4.024 orang meninggal dengan tingkat kematian 1,6 persen. Adapun tingkat kematian Indonesia sebesar 2,8 persen.
Adapun untuk kasus Covid-19 di DKI Jakarta per 26 Januari 2021 bertambah 2.314 kasus. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 18.246 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 16.312 orang dites PCR hari ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menjelaskan, dari tes PCR itu ada kasus baru dengan hasil 1.689 positif dan 14.623 negatif. ”Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 2.314 kasus lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 625 kasus dari satu laboratorium RS BUMN, empat hari terakhir yang baru dilaporkan,” katanya.
Untuk rata-rata pengetesan PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 241.965. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 135.119.