Derbi Milan menyajikan kisah dramatis selama 100 menit. Mulai dari amukan Lukaku, kartu merah Ibra, hingga gol kemenangan Inter di menit-menit akhir, 2-1, lewat tendangan bebas Eriksen.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MILAN, RABU — Striker Inter Milan, Romelu Lukaku, marah besar ketika dihina pemain veteran AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, menjelang turun minum. Ekspresi kekesalan, bagaikan banteng mengamuk, berubah drastis di ujung laga. Lukaku justru mengakhiri derbi dengan senyuman lebar di wajahnya.
Ibra membuat Lukaku tak mampu mengontrol diri di akhir babak pertama. Dia memprovokasi sang striker Inter, menyuruhnya untuk memakai ilmu hitam voodoo. ”Dasar keledai kecil, pulanglah ke Ibu kamu,” ucap pemain 39 tahun tersebut saat Milan unggul 1-0 berkat golnya dalam laga perempat final Piala Italia, Rabu (27/1/2021), di Stadion Giuseppe Meazza.
Lukaku amat marah menanggapi hinaan ini. Dia membalas perkataan itu dengan wajah kesal, ”Dasar jalang, persetan dengan kamu dan juga istri-mu,” balasnya dengan teriakan.
Kedua pemain yang sempat beradu dahi ini pun diganjar kartu kuning oleh wasit Paolo Valeri. Sempat mereda, tensi kembali memanas ketika mereka menuju ruang ganti. Lukaku yang masih marah coba mengejar Ibra. Dia baru berhenti setelah dihalangi rekan-rekannya.
Ibra, pada awal babak kedua, justru terbakar oleh permainan apinya sendiri. Dia diganjar kartu kuning kedua akibat menekel bek lawan Aleksandar Kolarov dari belakang. Milan pun harus bermain dengan 10 orang.
Sebaliknya, Lukaku justru berada di atas angin. Dia yang sempat terprovokasi justru mencetak gol penyeimbang kedudukan lewat titik putih. Mantan striker Manchester United ini tidak menyia-nyiakan hadiah penalti yang didapat lewat video asisten wasit (VAR), akibat pelanggaran Rafael Leao terhadap Nicolo Barella.
Drama berlanjut di akhir laga. Wasit Valeri mengalami cedera paha. Setelah mendapat perawatan beberapa menit, dia tidak bisa melanjutkan laga. Dia pun diganti oleh wasit cadangan.
Pertandingan terhenti cukup lama akibat perawatan Valeri. Hal ini membuat perpanjangan waktu diberikan hingga 10 menit. Momen ini ternyata menjadi petaka bagi Milan.
Christian Eriksen, gelandang Inter, membayar kepercayaan Conte dari bangku cadangan. Pada menit ke-97, dia mencetak gol kemenangan lewat tendangan bebas yang meluncur seperti pelangi ke gawang Milan. ”Si Biru Hitam” pun menyudahi laga dramatis ini dengan kemenangan indah, 2-1.
Lukaku pun memajang senyumnya lebar-lebar ketika wasit meniup peluit panjang. Senyuman ini begitu kontras dengan ekspresinya saat turun minum. Dia merayakan kemenangan ini sambil melompat-lompat dan berpelukan dengan pemain Inter lain.
Senyum ini menandai kemenangan berlipat Lukaku. Selain berhasil menyumbang satu gol dan menang dalam derbi, dia juga memenangi pertarungan harga diri atas Ibra. Lukaku berpesta di atas derita Ibra, lawan yang sempat merendahkannya.
Kemarahan Lukaku merupakan wujud dari gairah tim. Mereka tidak pernah mau kalah dengan rival sekota. Kemenangan di Piala Italia ini juga untuk membalas kekalahan dari Milan dalam pertemuan pertama di paruh pertama Serie A.
Bek Inter, Milan Skriniar, mengatakan, kemarahan Lukaku merupakan wujud dari gairah tim. Mereka tidak pernah mau kalah dengan rival sekota. Kemenangan di Piala Italia ini juga untuk membalas kekalahan dari Milan dalam pertemuan pertama di paruh pertama Serie A.
”Derbi akan selalu menjadi derbi, tidak peduli itu Serie A atau Piala Italia. Kami mau lolos ke babak selanjutnya. Karena itu, kami menunjukkan ingin bertarung sekeras mungkin dari awal hingga akhir,” jelas Skriniar, dikutip Inter TV.
Kesialan Milan
Hasil ini sangat mengecewakan bagi Milan. Meskipun kalah dalam penguasaan bola sejak awal laga, skuad asuhan Stefano Pioli ini tampil efektif. Terbukti, ”Si Merah Hitam” bisa unggul terlebih dulu lewat tendangan mendatar Ibra.
Sayangnya, semua berubah drastis ketika Ibra terkena kartu merah. Milan dikepung total oleh sang rival. Sementara itu, dengan 10 orang pemain, mereka tidak mampu menghukum Inter dengan serangan balik.
”Penampilan tim sangat bagus sampai kami kehilangan satu pemain. Ketika bermain 10 orang, semuanya menjadi lebih sulit dan rumit. Kami juga terlalu naif untuk memberikan mereka penalti,” kata Pioli.
Setelah kartu merah, Inter berkali-kali mendapat peluang dari Alexis Sanchez ataupun Lukaku. Serangan mereka semakin tajam ketika striker berbakat, Lautaro Martinez, menggantikan Ivan Perisic.
Semua percobaan itu berhasil digagalkan kiper pelapis Milan, Ciprian Tatarusanu. Dia tampil percaya diri menggantikan Gianluigi Donnarumma yang sedang dalam pemulihan Covid-19.
”Kami bertarung dari awal sampai akhir. Ini adalah pertandingan yang sangat bagus. Sayangnya, kartu kuning kedua Ibra mengubah laga. Kami mencoba bertahan saat 1-1, tetapi gol indah membuat kami kalah pada akhirnya,” ucap Tatarusanu, dikutip RAI Sport.
Milan bisa sedikit gembira karena bek baru dari Chelsea, Fikayo Tomori, bermain cukup solid dalam debutnya. Dia tidak canggung meskipun tiba-tiba menggantikan Simon Kjaer yang cedera di awal pertandingan.
Derbi kali ini boleh saja dimenangi Inter. Namun, pertarungan duo Milan ini belum selesai. Perang panas keduanya akan berlanjut lagi di Serie A. Dua tim teratas di klasemen liga ini masih akan saling menjegal hingga akhir musim. (AFP/REUTERS)