Tembok Tinggi Menghadang Demokrat Memakzulkan Trump
›
Tembok Tinggi Menghadang...
Iklan
Tembok Tinggi Menghadang Demokrat Memakzulkan Trump
Partai Republik kalah dalam pemungutan suara tentang perlu atau tidaknya sidang pemakzulan yang diusulkan Partai Demokrat di Senat. Namun, meski menang, Demokrat membutuhkan dukungan lebih banyak.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
WASHINGTON, RABU — Upaya Partai Republik untuk menghentikan sidang pemakzulan mantan Presiden Donald Trump gagal. Mereka kalah dalam pemungutan suara untuk menentukan berlanjut atau tidaknya sidang pemakzulan di Senat AS, Selasa (27/1/2021), yang akan mendakwa Trump dengan tuduhan melakukan penghasutan yang menyebabkan pemberontakan. Sebanyak 55 suara mendukung berlanjutnya sidang pemakzulan dan sebanyak 45 suara, semuanya berasal dari Partai Republik, menolak.
Meski Partai Republik tidak berhasil menghentikan persidangan sebelum dimulai, hasil pemungutan suara memperlihatkan bahwa Trump masih memiliki pengaruh besar pada partai ini. Meski banyak anggota Republikan yang mengritik peran Trump pada peristiwa penyerbuan dan pendudukan Gedung Capitol, awal Januari, kini kebanyakan dari mereka berbalik arah dan bergegas membelanya dalam pemungutan suara.
Pemungutan suara dilakukan setelah mosi yang diajukan Senator Republik Rand Paul memperlihatkan hanya sebagian kecil senator asal partai ini mendukung upaya Partai Demokrat memakzulkan Trump. Untuk setidaknya bisa menghukum Trump dengan pemakzulan pada persidangan nanti, Demokrat membutuhkan tambahan dukungan 17 suara dari para senator Republik.
”Pemungutan suara ini adalah satu dari beberapa kali peristiwa yang sama di Washington di mana kekalahan sebenarnya adalah kemenangan. Sebanyak 45 suara berarti sidang pemakzulan sudah mati ketika akan dimulai,” kata Paul.
Paul dan anggota Partai Republik lainnya berpendapat bahwa sidang pemakzulan Senat tidak konstitusional karena Trump telah lengser. Dan, alasan lainnya adalah persidangan itu akan diawasi oleh Senator Demokrat Patrick Leahy, yang baru saja menjalani perawatan di rumah sakit, bukan oleh Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts.
Beberapa senator Republik yang mendukung mosi Paul mengatakan, pemungutan suara kemarin tidak menunjukkan bagaimana mereka akan menilai bersalah atau tidak bersalah Trump setelah persidangan. ”Hal ini adalah masalah yang sama sekali berbeda sejauh yang saya ketahui,” kata Senator Republik Rob Portman.
James Lankford, Senator Republik lainnya, menyatakan, dirinya berpikir bahwa sebagian besar Partai Republik tidak akan melihat perbedaan antara konstitusionalitas dan pasal penghasutan. ”Anda meminta saya untuk memberikan suara dalam sidang yang dengan sendirinya tidak diizinkan secara konstitusional?” katanya balik bertanya.
Pemimpin Mayoritas Senat Demokrat, Chuck Schumer, yang bergerak menggagalkan mosi Paul, menolak klaim Partai Republik yang menyatakan sidang pemakzulan adalah hal yang inkonstitusional, sebagai benar-benar salah. Menurut Schumer, sidang itu sendiri akan menentukan apakah Trump bersalah atau tidak. Bila hasilnya tidak, hasil itu merupakan kartu bebas keluar dari penjara konstitusional.
Ada perdebatan di antara para ahli tentang apakah Senat dapat mengadakan persidangan untuk Trump sekarang setelah dia meninggalkan jabatannya. Banyak ahli mengatakan ”pemakzulan yang terlambat” adalah konstitusional, dengan alasan bahwa presiden yang terlibat dalam pelanggaran pada hari-hari akhir masa jabatannya, seharusnya tidak kebal dari proses yang ditetapkan dalam konstitusi untuk meminta pertanggungjawaban mereka.
Menurut para ahli, konstitusi menjelaskan bahwa proses pemakzulan dapat mengakibatkan seseorang didiskualifikasi dari jabatannya di masa depan. Jadi, menurut mereka, masih ada masalah aktif yang harus diselesaikan Senat.
Masalah konsekuensi politik
Senator Republik Lisa Murkowski, yang mengkritik Trump, menolak langkah Paul meminta mosi untuk membatalkan sidang pemakzulan.
”Peninjauan saya atas hal tersebut telah membuat saya menyimpulkan bahwa itu konstitusional, dalam mengakui bahwa pemakzulan tidak semata-mata tentang pencopotan presiden, itu juga masalah konsekuensi politik,” kata Murkowski.
Murkowski, bersama empat Senator asal Partai Republik lainnya, yaitu Mitt Romney, Susan Collins, Ben Sasse, dan Patrick Toomey, menentang Paul. Mereka mendukung langkah Demokrat mengajukan sidang pemakzulan.
Demokrat berpendapat, sidang pemakzulan Senat itu diperlukan karena serangan ke Gedung Capitol, 6 Januari lalu, dilakukan oleh perusuh yang didorong oleh seorang presiden.
”Tidak masuk akal bahwa seorang presiden, atau pejabat mana pun, dapat melakukan kejahatan keji terhadap negara kita dan kemudian mengalahkan kekuatan pemakzulan Kongres—dan menghindari pemungutan suara untuk didiskualifikasi—hanya dengan mengundurkan diri, atau dengan menunggu untuk melakukan pelanggaran itu sampai mereka beberapa minggu terakhir menjabat,” kata Schumer.
Senator paling senior Partai Republik, Mitch McConnell, menyatakan, Trump memprovokasi kerusuhan dan mengindikasikan Trump terbuka untuk dihukum. Namun, dia juga yang memilih dan meminta Paul untuk bergerak menghentikan upaya sidang pemakzulan di Senat.
Beberapa Republikan mengkritik klaim palsu Trump tentang kecurangan pemungutan suara dan upayanya yang gagal untuk membalikkan kemenangan pemilihan Joe Biden pada 3 November. Namun, tidak ada anggota Senat dari Partai Republik yang mengatakan secara pasti bahwa mereka berencana untuk menghukumnya. (AP/REUTERS)