Pesan Kebinekaan dan Filosofi Paku Bumi Vaksinasi di Jawa Tengah
›
Pesan Kebinekaan dan Filosofi ...
Iklan
Pesan Kebinekaan dan Filosofi Paku Bumi Vaksinasi di Jawa Tengah
Dalam penyuntikan vaksin yang kedua di RSUD Tugurejo, Kota Semarang, Ganjar Pranowo mengenakan baju adat Riau sebagai pesan kebinekaan. Sementara Wagub Taj Yasin Maimoen menukilkan pesan menjaga para tokoh agama.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·5 menit baca
Setelah kaus lengan pendek Presiden Joko Widodo pada penyuntikan yang kedua vaksin di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (27/1/2021), menjadi sorotan, pemimpin daerah di Jawa Tengah juga tampil mencolok. Melalui pakaiannya, terselip pesan kebinekaan hingga pentingnya menjaga para tokoh agama dari Covid-19.
Penyuntikan yang kedua vaksin di Istana Presiden memunculkan keriuhan di media sosial karena Presiden Jokowi membuka sebagian jaket merahnya hingga terlihat kaus lengan pendek atau singlet yang Presiden pakai. Sejatinya, pakaian itu dipilih untuk memberi keleluasan kepada vaksinator atau penyuntik vaksin. Vaksinator tak perlu lagi menaikkan lengan kemeja Presiden seperti saat penyuntikan pertama.
Sehari setelahnya atau Kamis (28/1/2021) pagi, Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng serta forum koordinasi pimpinan daerah Jateng juga mendapat suntikan vaksin yang kedua di RSUD Tugurejo, Kota Semarang. Ganjar Pranowo mengenakan baju adat Riau atau Melayu berwarna kuning, berpadu sarung khas Makassar, Sulawesi Selatan.
Ganjar menuturkan, pakaian tersebut dipesannya langsung dari Pekanbaru, Riau. ”Namun, tadi, saya cari sarungnya enggak ketemu. Jadi, pakai sarung Makassar. Setiap Kamis pekan keempat, kami memang memakai baju adat nasional. Ini sebagai upaya merawat kekayaan bangsa,” kata Ganjar.
Sejak 2015, para pegawai di lingkungan Provinsi Jateng memang diwajibkan mengenakan pakaian adat pada tanggal 15 setiap bulan. Pada 2019, melalui surat edaran (SE) nomor 065/0016031/2019, aturan diubah. Mereka diharuskan mengenakan pakaian adat Jawa pada Kamis pekan pertama, kedua, dan ketiga, serta pakaian adat Nusantara pada Kamis pekan terakhir setiap bulan.
Keunikan busana Ganjar pada hari Kamis itu tak berhenti pada pakaian adat Riau dengan warna kuning mencolok. Saat hendak disuntik, ia tidak perlu membuka baju atau menggulung lengan panjang pada pakaiannya. Rupanya, terdapat retsleting untuk melepas bagian lengan pakaian sehingga vaksinator dapat leluasa menyuntikkan vaksin.
Ganjar mengaku terinspirasi Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat pelaksanaan vaksininasi pada hari Senin (25/1/2021) yang mengenakan baju lengan panjang. Saat itu, di akun Twitter, sambil membagikan foto Yuni disuntik, Ganjar terheran karena sekilas jarum suntik seperti menembus pakaian. Tak berselang lama, ada yang membagikan foto bahwa terdapat retsleting pada bagian lengan pakaian Yuni.
”Saya terinspirasi Bupati Sragen, tetapi dia disobek tengahnya (bagian lengan). Lalu penjahit saya bilang jangan, biar tidak kelihatan mengubah desain. Jadi, (retsleting) dipasang di atas dan diputar. Ini hanya 15 menit saya bawa bajunya ke penjahit, kemudian direparasi. Lebih efektif untuk vaksinasi,” kata Ganjar.
Jaga kiai dan penerusnya
Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengenakan baju adat Jawa pada penyuntikan kedua vaksin. Setelah mendapat giliran, Yasin membuka pakaian adat itu sehingga terlihat kaus dalam berwarna putih. Yang menarik, terdapat tulisan besar ”Jogo Santri, Jogo Kiai” di bagian depan kaus.
Rupanya, ada pesan yang hendak disampaikannya. ”Jadi, di dunia itu ada istilah paku bumi. Nah, pakunya bumi itu adalah kiai, keulamaan. Mari kita jaga agar bumi tidak tua,” kata putra almarhum KH Maimoen Zubair, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Kabupaten Rembang, itu.
Tak hanya itu, Taj Yasin juga berharap para penerus kiai, yakni para santri, juga ikut dijaga. Bagaimanapun, merekalah yang akan meneruskan ilmu-ilmu para kiai. Adapun vaksinasi merupakan salah satu ikhtiar dalam menjaga warga, termasuk kiai dan santri dari penularan Covid-19, di samping penerapan protokol kesehatan ketat.
Jogo Santri dan Jogo Kiai merupakan turunan dari program Jogo Tonggo yang diluncurkan Pemerintah Provinsi Jateng pada April 2020. Menjaga para kiai dan santri ialah upaya bersama menerapkan protokol kesehatan di lingkungan pondok pesantren dalam rangka menekan potensi penyebaran Covid-19.
Terkait vaksinasi, Gus Yasin, sapaan Taj Yasin, menyerukan kepada masyarakat untuk tidak takut dan ragu. ”Setiap vaksinasi, kami mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat. Ada kiai, romo, uskup, dan lainnya. Jadi, masyarakat enggak perlu ragu. Mari semua menyukseskan program vaksinasi ini,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng KH Ahmad Darodji meminta masyarakat untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam program vaksinasi ini guna menekan penyebaran Covid-19. Terlebih, para kepala daerah, bahkan Presiden, pun telah mengawali vaksinasi sebagai contoh untuk diikuti masyarakat.
”Ini sudah melalui uji klinis. Oleh MUI juga sudah dijelaskan bahwa (vaksin) ini suci dan halal. Masyarakat agar tidak ragu lagi. Yang telah mendapat jadwal segera divaksin agar kita bisa segera mengurangi penyebaran Covid-19 ini,” kata Darodji.
Di Jateng, saat ini masih berlangsung vaksinasi tahap pertama dengan sasaran tenaga kesehatan. Kabupaten dan Kota Semarang, serta Kota Solo, memasuki penyuntikan kedua pada Kamis (28/1/2021). Sementara 32 daerah lainnya baru penyuntikan pertama pada Senin (25/1/2021). Tahap pertama ditargetkan tuntas sepenuhnya pada pertengahan Februari 2021.
Adapun sasaran tenaga kesehatan di Jateng ialah sekitar 167.000 orang, sedangkan target total penerima vaksin di provinsi ini sekitar 24 juta orang. Setelah tenaga kesehatan, kelompok sasaran berikutnya ialah pelayan publik, masyarakat rentan secara geospasial sosial dan ekonomi, masyarakat umum, dan pelaku ekonomi, serta masyarakat rentan lainnya (para lansia).
Menurut data corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Kamis (28/1/2021) pukul 12.00, terdapat 123.756 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng dengan rincian 11.310 orang dirawat, 104.598 orang sembuh, dan 7.848 orang meninggal. Ada penambahan 30.030 kasus positif sejak 1 Januari 2021.
Berbagai cara dilakukan pemerintah daerah untuk meyakinkan masyarakat dalam vaksinasi, yang merupakan salah satu upaya memutus rantai penularan Covid-19. Namun, perlu diingat, vaksinasi bukan solusi tunggal. Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan harus tetap dipatuhi meskipun vaksinasi telah dimulai.