ORI019 dapat menjadi pilihan dalam berinvestasi dengan risiko sangat rendah. Investasi ORI019 juga menunjukkan sikap patriotik karena membantu negara yang membutuhkan dana untuk penanganan Covid-19.
Oleh
SHARON PATRICIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Obligasi ritel negara atau ORI019 dapat menjadi salah satu pilihan instrumen investasi di tengah pandemi Covid-19. Selain karena memiliki imbal hasil tetap sebesar 5,57 persen per tahun, risiko gagal bayar ORI019 pun sangat rendah, bahkan nyaris nol.
Investasi ORI019 dijamin negara melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. ORI019 juga bebas dari risiko likuiditas karena dapat dijual atau dicairkan sebelum jatuh tempo melalui pasar sekunder.
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo memastikan, tidak ada risiko gagal bayar dalam berinvestasi di ORI019. Malah, penawaran ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk menunjukkan jiwa nasionalismenya dan bersikap patriotik, selain tentunya berinvestasi untuk masa depan.
”Mungkin ada yang berpikir di masa pandemi, jangan-jangan negara collapse (gagal) sehingga uang tidak kembali. Saya pastikan tidak. Fundamental ekonomi kita baik dan arah kebijakan sudah tepat, ketika Covid-19 bisa diatasi, ekonomi akan kembali pulih,” kata Yustinus, Kamis (28/1/2021).
Dalam APBN 2021, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI tahun ini 4,8-5,8 persen. Sementara Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI tahun ini sebesar 4,8 persen.
Target sebesar Rp 10 triliun dari penjualan ORI019 akan digunakan pemerintah untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan vaksinasi. Selain itu, untuk peningkatan akses dan mutu fasilitas kesehatan.
Paparan ini disampaikan dalam webinar Obrolan Investasi untuk Negeri (Orasi) bertemakan ”Investasi R(Uang) untuk Berkembang” yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan. Hadir pula sebagai narasumber yaitu Human Resource Professional, Samuel Ray.
Yustinus mengatakan, investasi merupakan keniscayaan yang menjadi kebutuhan dalam rangka menjaga masa depan agar lebih terjamin. Namun, untuk aman dalam berinvestasi, calon investor harus memahami produk investasi dan risikonya.
Sejalan dengan itu, menurut Samuel Ray, menjadi investor berarti memiliki pemahaman mendalam terkait jenis instrumen investasi dan tingkat risiko. Bukan semata karena ingin keuntungan yang tinggi dalam waktu singkat.
”Sekarang banyak masyarakat yang menonton influencer saham di berbagai media sosial kemudian ikut berinvestasi tanpa tahu risiko dan akhirnya rugi. Belajarlah dari dasar sehingga kita punya prinsip yang kokoh dalam berinvestasi,” kata Samuel.
Misalnya, untuk berinvestasi di ORI019 memang tingkat risiko hampir tidak ada tetapi perlu diketahui siapa saja yang menjadi mitra distribusi. Pemahaman ini sebagai langkah untuk memitigasi adanya penipuan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Dalam masa penawaran ORI019 hingga 18 Februari 2021, ada 26 mitra distribusi yang telah ditetapkan melayani pemesanan pembelian melalui sistem elektronik. Para mitra tersebut terdiri dari bank umum, perusahaan efek, perusahaan efek khusus, dan perusahaan tekfin.
Layanan digital
Secara terpisah, Direktur Retail dan Treasury PT Mandiri Sekuritas Theodora VN Manik menyampaikan, digitalisasi mendorong tingginya minat berinvestasi, khususnya generasi milenial yang mendominasi profil investor ritel di pasar modal Indonesia. Tipe milenial yang akrab dengan teknologi juga turut mendorong masifnya informasi tentang investasi.
”Kami memahami bahwa generasi milenial sangat adaptif terhadap teknologi dan selalu terkoneksi dengan media sosial. Karena itu, kami memanfaatkan media sosial untuk mengedukasi masyarakat melalui berbagai konten menarik, baik yang bersifat edukasi maupun promosi,” kata Theodora.
Sebesar 95 persen transaksi nasabah ritel Mandiri Sekuritas pun dilakukan secara daring menggunakan platform Mandiri Online Securities Trading (MOST). Berbagai program edukasi diberikan melalui akun-akun media sosial Mandiri Sekuritas dan platform MOST.
Beberapa program edukasi yang diberikan, antara lain pelatihan investasi pasar modal, analisis teknikal dan fundamental secara berkala, serta berbagai webinar terkait bisnis emiten melalui program Know Your Company. Adapun pandangan-pandangan situasi ekonomi (economic outlook) melalui program Meet the Expert disiarkan secara live di Youtube dan Zoom setiap bulan.
”Kami juga berkolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pakar ekonomi untuk meningkatkan inklusi pasar modal melalui sejumlah program seperti Investor Incubator. Ke depan, kami akan terus mengoptimalkan platform digital dan media sosial sebagai sarana untuk menyosialisasikan investasi pasar modal kepada masyarakat Indonesia,” ujar Theodora.
Pada triwulan IV-2020, Mandiri Sekuritas meluncurkan tampilan situs MOST.co.id yang menghadirkan kemudahan nasabah dalam berinvestasi dengan pengalaman 100 persen daring. Melalui situs MOST.co.id, nasabah dapat lebih nyaman dalam mengelola investasinya.