logo Kompas.id
MetropolitanIkan-ikan Hanyut Terapung di...
Iklan

Ikan-ikan Hanyut Terapung di Sungai Cisadane

Oleh
· 2 menit baca

TANGERANG, KOMPAS — Ratusan ikan lele, mujair, mas, dan patin mengapung di Sungai Cisadane, Kota Tangerang, sejak Rabu (1/2) pagi. Berbekal peralatan seadanya, masyarakat mengambil ikan-ikan mabuk dan mati yang sebagian bercampur sampah sungai keruh itu. Debit air di Sungai Cisadane naik sejak Selasa malam hingga Rabu (1/2)."Berdasar laporan dinas bina marga (bina marga dan sumber daya air), debit air naik akibat hujan berintensitas sedang dan tinggi di daerah hulu," kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Rabu malam. Ia melihat langsung banyaknya ikan hanyut terapung dalam perjalanan dari rumah menuju kantornya. Kemarin, petugas Dinas Bina marga dan Sumber Daya Air serta Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang mengambil sampel air sungai untuk memastikan penyebab peristiwa itu. Hasil analisis sementara, kadar keasaman air Sungai Cisadane normal.Ikan hanyut terapung di Sungai Cisadane sudah biasa terjadi, seperti awal Januari 2017. Akan tetapi, jumlahnya tidak sebanyak kali ini.Ada dugaan banyaknya ikan yang hanyut terapung itu berasal dari empang, yang terbawa arus akibat banjir dari hulu. "Biasanya ikan mengapung seperti ini kalau lagi musim hujan. Sudah kedua kali tahun ini. Mungkin dari empang di Bogor," ujar Yanto, pekerja lepas yang ikut menangkap ikan.Kemarin, warga berbondong-bondong menuju sungai. Sebagian mengambil ikan-ikan itu menggunakan ember, jaring ikan, atau menggunakan tangan kosong.Warga nekat menceburkan diri ke sungai. "Ada tetangga yang pagi-pagi melintas Sungai Cisadane, katanya banyak ikan mengapung. Makanya, kami ke sini. Saya sengaja mencebur agak ke tengah untuk mengambil ikan yang bernapas terengah-engah," kata Taufik (43), buruh, warga Babakan, Kota Tangerang.Kemungkinan penyebabMenurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jojok Sudarso, ada beberapa kemungkinan penyebab kondisi ikan mati atau mabuk hanyut terapung di sungai. "Lihat kondisi lapangannya dulu seperti apa," kata Kepala Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau Maninjau tersebut. Berdasarkan pengalamannya, hal yang umum, kematian ikan karena kekurangan oksigen atau keracunan zat tertentu yang terpapar di sungai. Kekurangan oksigen terjadi karena kandungan zat-zat organik tertentu berlebihan di perairan. Adapun keracunan bisa terjadi karena adanya zat-zat kimia lain. "Keduanya bisa karena dampak pembuangan limbah," ujarnya. Sungai-sungai saat hujan, kata Jojok, biasa menjadi tempat pembuangan limbah industri yang berada di kanan dan kiri sungai. Pada saat hujan deras, limbah cair digelontorkan ke sungai. "Apa yang sebenarnya terjadi bisa dilihat dari hasil analisis laboratorium dari tubuh ikan yang diambil," ucapnya. (PIN/GSA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000