logo Kompas.id
MetropolitanKota Berwajah Abu-abu
Iklan

Kota Berwajah Abu-abu

Oleh
Agus Hermawan
· 3 menit baca

Sejak beberapa waktu lalu, warga Ibu Kota dibuat terheran-heran dengan konstruksi halte bus transjakarta di bilangan CSW, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Halte yang merupakan bagian dari Koridor 13 transjakarta itu dibangun dengan ketinggian 23 meter bertingkat-tingkat dengan 120 anak tangga. Sulit membayangkan warga jompo, lanjut usia, hamil, atau penyandang disabilitas bisa menggunakannya.Para perancang maupun pelaksana proyek pembangunan halte atau jembatan penyeberangan orang (JPO) tentu saja tahu ketentuan agar apa yang mereka kerjakan tidak menyiksa penggunanya. Penyediaan jalur pejalan kaki, seperti JPO, trotoar, atau tangga menuju halte, antara lain harus berdasarkan prinsip keselamatan, kenyamanan, dan keamanan pengguna, hingga harus menarik dengan kualitas bangunan yang baik.Halte bus seperti itu, juga gedung-gedung, maupun pilar-pilar beton jalan layang, membuat wajah Ibu Kota sesak, masif, dan tak bersahabat. Pilar-pilar beton membuat kota tak ramah. Banyak cara untuk memperindah kota. Sejak beberapa waktu lalu, pemerintah kota Meksiko giat menginisiasi apa yang disebut proyek "via verde" (green way) alias jalur hijau. Proyek tersebut bertujuan menjadikan ratusan pilar beton penopang jembatan dan jalan layang di kota dengan taman-taman vertikal. Selain untuk memperindah kota, upaya tersebut diharapkan mengurangi polusi udara yang tinggi. Mereka melapisi dinding-dinding beton yang masif dengan puluhan ribu meter tanaman hias sehingga ke depannya kota berpenghuni 20 juta jiwa tersebut akan berganti wajah menjadi kota yang hijau. Pilar atau dinding beton di Jakarta masih banyak yang dibiarkan apa adanya. Bahkan, banyak yang dijadikan sasaran para bomber menyalurkan hasrat untuk menghias atau mencoret-coretnya. Beberapa di antaranya enak dipandang, tetapi lebih banyak hanya corat-coret tak berarti. Vandalisme.Menjadikan Jakarta lebih hijau seperti yang kini giat dilakukan Pemerintah Meksiko sudah dicoba, seperti di bilangan Senen atau Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Dinding jalan layang yang menghubungkan kawasan Tendean ke Ciledug dicat dengan lukisan bercorak Betawi, seperti terlihat di sekitar Kebayoran Lama. Di sejumlah tempat, tanaman dalam pot ditempatkan dalam rangka-rangka. Namun, tidak sedikit tanaman terlihat merana karena kurang pemeliharaan.Menurut praktisi green wall (taman vertikal) Agung Yuswanto, Jakarta sangat mungkin memiliki taman-taman di pilar dan dinding beton seperti di Meksiko. Tetapi, perlu infrastruktur yang tidak asal bikin serta komitmen pemkot. "Masalah lainnya adalah pemeliharaan," kata Agung, yang sudah banyak membuat taman gantung di sejumlah gedung Ibu Kota ataupun kota lain. Tanaman seperti itu memerlukan perhatian lebih karena dengan media terbatas, bukan di tanah, pemenuhan hara maupun air sangat perlu diperhatikan.Jakarta jangan sampai menjadi kota dengan wajah abu-abu, dengan bangunan beton masif di mana-mana. Ibu Kota harus menjadi kota yang hijau dengan taman yang asri dan pohon peneduh yang akan membuat kota menjadi sejuk. Siapa tahu juga bisa bikin adem warganya, yang sekarang cenderung emosional alias bersumbu pendek.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000