logo Kompas.id
MetropolitanPulo Gebang Belum Juga Siap
Iklan

Pulo Gebang Belum Juga Siap

Oleh
· 4 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur, belum juga siap melayani penumpang. Berdiri tahun 2013, pengoperasiannya menghadapi sejumlah kendala. Saat ini, keterbatasan angkutan kota yang memadai dan aman menyulitkan penumpang melanjutkan perjalanan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendesak agar terminal yang dibangun tahun 2009 dan memakan biaya Rp 450 miliar itu dapat segera dioperasikan maksimal. Caranya, terus mendorong pemindahan seluruh bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di Terminal Pulogadung yang berjumlah sekitar 2.000 bus ke Terminal Pulo Gebang dalam waktu sebulan ini.Di lapangan, penumpang bus AKAP mengeluhkan angkutan kota dari dan ke Terminal Pulo Gebang yang belum memadai. Angkutan kota yang tersedia di terminal masih didominasi angkutan kota konvensional, seperti bus metromini dan angkutan kota. Penumpang meragukan jaminan keamanan. Amir (27) dan istrinya, Minggu (5/2) dini hari, memilih bertahan di area kedatangan Terminal Pulo Gebang. Mereka baru tiba dari Pemalang, Jawa Tengah, pukul 01.30. Mereka baru keluar dari terminal pukul 04.30 untuk memastikan aman. "Di dalam terminal aman, tetapi bagaimana di luar saat di angkot. Ini masih dini hari dan hanya angkot biasa yang tersedia di terminal. Naik angkot malam hari tak aman," kata Amir, yang pernah ditodong di angkot. Ia berharap di Terminal Pulo Gebang disediakan bus transjakarta jurusan Pasar Minggu, tempat ia tinggal. Hanya transjakarta yang terbukti aman. Hingga kini, bus transjakarta di Terminal Pulo Gebang melayani beberapa tujuan di Jakarta Timur, seperti tujuan Terminal Kampung Melayu, rusunawa Rawa Bebek, rusunawa Pinus Elok, dan Harapan Indah di Bekasi. Terhitung 28 Januari, rute bus transjakarta yang dioperasikan di Terminal Pulo Gebang ditambah empat tujuan, yaitu Pulogadung, Lebak Bulus, Pinang Ranti, dan Pasar Minggu. Namun, bus-bus itu hanya dioperasikan pukul 05.00-22.00 selama Minggu-Kamis dan diperpanjang hingga pukul 24.00 pada Jumat-Sabtu. Untuk dini hari, bus transjakarta angkutan malam hari (Amari) baru satu rute, Pulo Gebang-Harmoni via Pulogadung.Berganti-ganti busFurqon (19), pendatang asal Pekalongan, Jateng, yang bekerja di Ciputat, Tangerang Selatan, harus berganti bus transjakarta beberapa kali dari Terminal Pulo Gebang. Sebelumnya, ia turun di Lebak Bulus.Namun, sejak semua bus dari Jabar, Jateng, dan Jatim wajib masuk Terminal Pulo Gebang, ia hanya bisa pasrah menumpang transjakarta tujuan Harmoni, lalu ganti bus di Halte Harmoni tujuan Lebak Bulus. Setelah itu, naik bus menuju Ciledug."Ribet, berganti-ganti bus seperti ini," ujar Furqon.Hal sama diungkapkan Rodi (46), penumpang bus yang tinggal di Kamal Tegalalur, Jakarta Barat. Ia keberatan Terminal Rawabuaya ditutup dan pindah ke Pulo Gebang."Waduh, jauh banget itu dari rumah. Gimana ini pemerintah justru membuat orang makin susah," ujar pria yang rutin pulang kampung di Tegal, Jateng.Kepala Terminal Terpadu Pulo Gebang Ismanto mengatakan, angkot penghubung dari dan menuju Terminal Pulo Gebang masih terbatas. Dari empat rute transjakarta terbaru, baru tersedia 26 bus setiap harinya. "Untuk penumpang yang tiba dini hari, kami baru memberi alternatif bus Amari tujuan Harmoni atau menumpang taksi," katanya.Evaluasi Pasca kunjungan Menteri Perhubungan ke terminal tipe A Pulo Gebang akhir pekan lalu, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengevaluasi untuk menambah penghubung (feeder) dan menutup terminal yang selama ini melayani bus AKAP.Wakil Kepala Dishub DKI Sigit Wijatmoko mengatakan, untuk bisa maksimal memindahkan perusahaan otobus (PO) yang melayani jurusan antarprovinsi ke Pulo Gebang, Dishub memutuskan menutup Terminal Pulogadung dan Rawamangun. Sejumlah PO yang selama ini beroperasi di dua terminal itu akan dipindah ke Pulo Gebang."Terminal Pulogadung dan Rawamangun untuk terminal angkutan dalam kota," ujar Sigit.Pekan lalu hingga pekan depan, PO yang belum pindah ke Pulo Gebang memperoleh kartu pengawasan baru. Di sana tertera trayek bus, di mana bus beroperasi dari Pulo Gebang.Menurut Sigit, pihaknya butuh waktu tiga bulan sebelum Pulo Gebang beroperasi maksimal. Di Terminal Pulogadung, ada 2.000 bus AKAP dari 40 PO yang didorong masuk Terminal Pulo Gebang. Kepala Terminal Pulogadung Joni Budi mengatakan, sesuai instruksi Dishub DKI, pekan ini Terminal Pulogadung harus kosong dari bus AKAP. Di Terminal Rawabuaya, pengelola PO dan penumpang turut resah. "Pemerintah kalau bikin rencana itu yang pasti dan tidak menyusahkan rakyat. Katanya mau ditutup setelah ada bus feeder. Mana? Ini belum ada sudah meresahkan," kata Ketua Paguyuban Portansi Raya (Persatuan Otobus Terminal Antarprovinsi Rawa Buaya) Sumartoro. (JOG/MDN/WIN/HLN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000