logo Kompas.id
MetropolitanBanjir Kini Cepat Surut
Iklan

Banjir Kini Cepat Surut

Oleh
· 4 menit baca

JAKARTA, KOMPASPenanganan banjir di Jakarta mulai menunjukkan hasil. Meski hujan turun sepanjang hari, banjir kini cepat surut. Tak ditemukan lagi banjir dan genangan di permukiman warga. Penanganan banjir akan difokuskan dengan melanjutkan sejumlah proyek normalisasi. Arahan itu disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat silaturahim dengan jajaran birokrat di kantor Wali Kota Jakarta Timur, Senin (13/2), pada pekan pertama dia kembali aktif sebagai Wakil Gubernur.Setelah menjalani cuti kampanye selama 3,5 bulan sejak akhir Oktober 2016, Djarot menyambangi pegawai negeri sipil eselon III di tingkat provinsi dan kota. Djarot mengajak para PNS bekerja keras melayani warga Jakarta dan menuntaskan sejumlah pekerjaan rumah."Sekarang, kita harus memprioritaskan pekerjaan menormalisasi sungai, seperti normalisasi Kali Sunter di Cipinang Melayu," kata Djarot. Wilayah Jakarta Timur selama ini menjadi daerah paling rawan banjir. Dari pantauan di Smart City selama Minggu (12/2) hingga Senin siang, banjir masih terjadi di Cawang, tetapi tidak ada yang mengungsi. "Ini berarti penanganan banjir di Jakarta menunjukkan hasil," katanya. Hujan deras yang turun dua hari berturut-turut, ditambah limpahan air dari hulu akibat hujan deras di Bogor, tidak menyebabkan banjir besar di Jakarta.Cepat surut Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengatakan, hujan deras yang turun dua hari terakhir ini menyebabkan banjir di permukiman, tetapi tak menyebabkan genangan di jalan. Banjir di Gang Arus, Cawang, karena pekerjaan normalisasi masih berlangsung dan pembebasan lahan untuk normalisasi masih dibutuhkan. Di Kampung Pulo, Jatinegara, bantaran Sungai Ciliwung yang sudah dinormalisasi terendam 10-30 sentimeter. Banjir itu akibat saluran pembuangan dari permukiman warga ke Sungai Ciliwung belum dilengkapi katup dan belum dilengkapi pompa. Saat elevasi air Sungai Ciliwung meningkat, air melimpas ke Kampung Pulo. "Kampung Makasar yang biasanya langganan banjir akibat luapan Kali Cipinang, dua hari ini malah tidak terendam," kata Bambang. Djarot mengapresiasi kerja semua pihak di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menangani banjir. "Namun, ini jangan membuat kita lengah. Kita harus tetap mengecek pompa dan membersihkan sampah dari saluran air," katanya. Djarot menyampaikan terima kasih kepada seluruh petugas Prasarana dan Sarana Umum serta anggota Satuan Tugas Dinas Sumber Daya Air yang selama ini bekerja membersihkan saluran air hingga sungai. Saluran air dan sungai tak mudah meluap meskipun diguyur hujan deras. Krukut waspada Warga di bantaran Kali Krukut di Petogogan hingga Cilandak Timur mewaspadai banjir dari luapan kali di tengah tingginya curah hujan saat ini. Bantaran Kali Krukut di Jakarta Selatan masih rawan luapan selama normalisasi belum dilakukan.Banjir sempat melanda pemukiman bantaran Kali Krukut di Petogogan dan Cipete Timur. Lebih dari 20 rumah sempat tergenang. Namun berbeda dengan kondisi sebelum tiga tahun lalu, banjir di sana cepat surut. Banjir dari luapan Krukut di Cipete Timur melanda RT 003 dan 009 di RW 003 dua kali dari Sabtu (11/2) dan Minggu. Karena cepat surut, tak ada warga mengungsi. "Banjir datang dua kali, pertama pukul 22.00 lalu turun. Namun, air naik lagi sekitar pukul 01.000 dan subuh sudah surut," kata Sri Dyah (65), warga RT 003 RW 003, Cilandak Timur, Senin.Luapan Krukut sempat mencapai 10-50 cm. Air masuk ke rumah warga yang sudah ditinggikan. Di Petogogan, luapan Krukut sempat mencapai 20-50 cm. Luapan Krukut melanda belasan rumah di RT 005, 006, dan 007 RW 002 Petogogan.Menurut Sri, saat hujan berkepanjangan, air Kali Krukut dipastikan meluap. Namun, air lebih cepat surut ketimbang tiga tahun lalu. Saat itu, banjir dari luapan Krukut bertahan berhari-hari. Kondisi ini seiring dengan kali yang relatif sudah bersih dari sampah dan sering dikeruk. Berdasarkan pantauan, dari Petogogan hingga Cilandak Timur, lebar Kali Krukut menyempit, 1,5-3 meter. Padahal, menurut warga, yang puluhan tahun bermukim di bantaran Krukut, lebar Kali Krukut sebelum tahun 1980 lebih dari 15 meter. Penyempitan terjadi karena banyaknya rumah dan gedung dibangun dengan menguruk sebagian badan kali.Sejak 2016, Pemprov DKI merencanakan normalisasi Kali Krukut untuk mencegah banjir. Pengukuran lahan yang terkena pelebaran badan sudah dilakukan dari jembatan di Jalan Kapten Tendean hingga jembatan di Jalan TB Simatupang. (mdn/hln)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000