JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan penataan Sungai Ciliwung akan terus jadi fokus penuntasan akibat banjir yang masih terus melanda, termasuk di sejumlah kawasan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, Kamis (16/2). Fokus penuntasan program penataan Sungai Ciliwung dilakukan sambil mengantisipasi titik-titik yang menjadi langganan banjir.
Hal itu ditegaskan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota DKI, Kamis, menanggapi lokasi banjir yang terpusat di bantaran sungai yang belum selesai ditata. Di sana pula masih terdapat perkampungan padat penduduk dan perumahan bedeng tanpa saluran air.
"Sampai sore ini air sudah surut. Namun, program normalisasi Sungai Ciliwung mesti tetap jalan," ujar Basuki, kemarin.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, empat tahun pelaksanaan penataan Sungai Ciliwung, progresnya 40 persen. Lambatnya proses penataan disebabkan masih ada warga yang menolak penataan.
Ketersediaan rumah susun juga belum mendukung relokasi warga dan kesadaran masyarakat tak membuang sampah di sungai masih rendah. "Instruksi Gubernur, selama rusun belum siap, tidak ada relokasi," ujar Teguh.
Basuki mengatakan, dua tahun terakhir ada keterlambatan menyediakan rusun. Tahun ini dikebut agar menambah ketersediaan hingga 12.000 unit.
Teguh mengatakan, seiring progres penataan 40 persen, genangan air yang sebelumnya berhari-hari menginap kini surut dalam hitungan jam. Di kawasan SMAN 8 Bukit Duri, Jakarta Selatan, yang terkena limpasan air Sungai Ciliwung setinggi 40 sentimeter, ditempatkan pompa untuk menguras air.
"Demikian juga titik banjir di Kampung Pulo dan Rawajati. Pompa disiagakan," ujar Teguh.
Untuk banjir di kawasan Jatinegara disebabkan pembangunan turap yang bocor. "Sudah lapor ke BBSCC (Balai Besar Sungai Ciliwung-Cisadane) untuk ditutup," ujarnya.
Agar kawasan di Sungai Ciliwung tak selalu kena limpasan air kali, kata Teguh, Dinas SDA DKI fokus membebaskan lahan.
Di Tebet, menurut Camat Tebet Mahluddin, air masuk dari sisi Sungai Ciliwung yang belum ditanggul atau belum tersentuh penataan. Adapun permukiman yang baru direlokasi untuk penataan bantaran sudah dipasangi tanggul beton dan ditinggikan.
Dari Bendung Katulampa, Kota Bogor, Kamis malam, petugas pengawas Bendung, Andi Sudirman, memastikan ketinggian permukaan air bendung sejak pukul 17.00 hingga pukul 20.00 bertahan di 70 cm atau Siaga 4.
"Tidak ada hujan deras di hulu, di bendung juga gerimis. Tetap harus waspada bagi warga di bantaran Ciliwung. Siaga 4 itu di atas normal. Arus deras bisa menghanyutkan orang," katanya.
Saat hulu hujan, debit Ciliwung bisa 370 meter kubik per detik. Kapasitas tampung di hilir 160 meter kubik per detik.
Curah hujan
Menuju akhir Februari, jumlah curah hujan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi diperkirakan berangsur menurun karena akan memasuki pancaroba sebelum kemarau. Namun, curah hujan seperti yang memicu banjir di sejumlah titik di Jakarta masih berpotensi sepekan ke depan.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ramlan mengatakan, jumlah curah hujan kemungkinan akan berkurang pada Sabtu (18/2). "Agak mereda dalam satu hari, kemudian meningkat lagi hingga sepekan ke depan," katanya.
Dalam 3-7 hari ke depan, potensi hujan masih ada di Jabodetabek mengingat bibit badai tropis di utara Australia tidak begitu kuat sehingga angin yang berembus di atas Jabodetabek tak begitu kencang dan tak cukup kuat membuyarkan awan hujan. Kecepatan angin masih di bawah 20 knot (37 kilometer per jam).
Meski demikian, jumlah curah hujan kemungkinan mulai meluruh sekitar 20 Februari karena akan menjelang musim transisi dari musim hujan ke kemarau.
Pengajar pada Fakultas Teknik Lingkungan ITB, E Setiawati RN, mengatakan, terkait banjir di sejumlah titik di bantaran Ciliwung harus dilihat dari konteks yang ada di hulu. "Biasanya kalau Ciliwung, itu daerah tangkapan air di hulu membawa air dari area Puncak dan Bogor," katanya.
Oleh karena itu, banjir di sejumlah titik di Jakarta tidak melulu terkait hujan hanya di wilayah DKI Jakarta. Jika gelontoran air dari wilayah hulu melewati ambang batas di Bendung Katulampa, sebagian bantaran Ciliwung bisa kena banjir.
Selain pengelolaan kawasan hulu, manajemen pintu air juga patut menjadi perhatian. Itu terkait pengaturan momentum buka tutup pintu air yang bisa memengaruhi tergenang atau tidaknya sejumlah lokasi di Jakarta.
"Selama kondisi hulu Ciliwung terus begini, bahkan cenderung makin rusak, percuma pembenahan di hilir Ciliwung," ujar Een Irawan Putra dari SPC (Konsorsium Penyelamatan Puncak). (INK/JOG/IRE/HLN/RTS)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.