JAKARTA, KOMPAS — Kubu calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno mencatatkan tiga hasil refleksi selama putaran pertama Pilkada DKI jakarta 2017. Tiga hal tersebut adalah cara pandang warga yang menjadi hal penting dalam proses pilkada dan pembangunan, keinginan perubahan, dan potensialnya warga sebagai penggerak ekonomi.
Demikian disampaikan dalam rilis Pusat Media Anies-Sandi pada Rabu (1/3/2017). Ketiga hal ini cenderung masih akan diterjemahkan menjadi sejumlah taktik di lapangan guna pemenangan pasangan itu dalam persaingan di putaran kedua Pilkada DKI jakarta 2017.
Strategi majemuk, dengan berfokus pada sudut pandang warga bakal tetap menjadi perhatian dalam proses pemenangan, yang disusun dengan proses rembuk bersama warga. Sementara potensi ekonomi warga, dengan salah satunya berupa program OK OCE (One Kecamatan One Centre of Entrepreneurship), juga menjadi perhatian.
Di dalamnya termasuk target untuk mencetak hingga 200 ribu wirausahawan baru dalam lima tahun ke depan. Tujuan itu, secara otomatis berarti pula penciptaan lapangan kerja baru dalam jumlah yang relatif besar.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat sebelumnya mengimbau agar peserta kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 berlaku adil menjelang putaran kedua. Ini terkait dengan status calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama sebagai terdakwa dan sejumlah politisasi isu yang terjadi di sekelilingnya.
”Ini kan betul-betul, satu bebas, satu terdakwa. Tiap minggu (disidang). Belum lagi ditambah macam-macam, berbagai isu. Politisasi,” kata Djarot.
Itu belum lagi jika ditambah dengan anggapan bahwa Basuki-Djarot melakukan kampanye terselubung menjelang putaran kedua. Djarot menegaskan, apa yang dilakukan adalah mewujudkan janji-janji politik pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat periode 2012-2017.
”Makanya saya bilang gentle-lah kita, gentle-lah kita,” kata Djarot.