Jakarta, Kompas --
Sesuai perhitungan suara yang dilakukan KPU DKI dan sudah dimuat di laman resmi KPU DKI, paslon nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebesar 937.955 atau 17,05 persen. Selanjutnya pasangan calon nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Syaiful Djarot 2.364.577 atau 42,99%. Terakhir, pasangan calon nomor urut 3 Anies Baswedan Rasyid-Sandiaga Salahudin Uno meraup 2.197.333 suara atau 39,95 persen. Karena peraup suara terbanyak ternyata tidak sampai meraih 51 persen dari total suara pemilih, maka pilkada DKI pun harus masuk ke putaran kedua.
Masuk putaran dua, kata Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Otda) Kementrian Dalam Negeri Sumarsono, agar lebih efisien, petahana sebaiknya tidak usah cuti untuk lebih konsentrasi dengan pekerjaan di pemerintahan. "Tapi kalau harus cuti dan untuk memenuhi UU tentang adanya kampanye, kampanye sebaiknya satu minggu saja dalam bentuk debat dua sampai tiga kali sehingga cutinya sebaiknya satu minggu saja sambil menunggu aturan dari KPU," ujar Sumarsono.
Aturan tentang kampanye di putaran kedua, diperlukan untuk mengingatkan kembali masyarakat. "Saya kira metode kampanye yang lain ya tidak usah," ujar Sumarsono.
Namun, pasangan calon pemimpin DKI yang juga petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat menyayangkan jika harus ada kampanye di putaran kedua dan harus pula cuti untuk kampanye. Menurut Djarot, jika petahana cuti, pemerintahan kembali dipimpin pelaksana tugas (plt) yang bersifat sementara. "Plt tidak memiliki kekuatan cukup untuk menekan karena kewenangannya terbatas. Berbeda dengan gubernur-wakil gubernur definitif yang kewenangannya jelas sehingga untuk bisa menggenjot dan meningkatkan kinerja itu jelas," ujar Djarot.
"Yang kita perlu kita perhatikan adalah masyarakat. Jangan sampai pilkada mengganggu proses pelayanan, proses aksi lapangan untuk mengeksekusi program-program strategis," tambahnya
Untuk masuk putaran kedua, lanjut Djarot, yang perlu ia dan calon gubernur lakukan adalah penajaman visi dan misi.
Sementara itu, selama sepekan terakhir, tim sukses Anies-Sandi terus mengkritisi berbagai proses di putaran I Pilkada DKI Jakarta, seperti surat keterangan dan daftar pemilih tambahan serta mengkritisi gerak pasangan petahana yang mereka identifikasikan sebagai bentuk kampanye. “Ini kami lakukan agar di putaran 2 tak terjadi lagi hal-hal tak sesuai aturan,” kata dia.
Sebelum adanya ketetapan masa kampanye, pasangan Anies-Sandi dan tim suksesnya tak henti melakukan beragam konsolidasi di tingkat partai politik dan relawan. Tujuannya adalah menggaet suara pasangan calon nomor 1 Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana. Saat ini, Wakil Ketua Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Tiga M Taufik menyatakan sudah mendapatkan konfirmasi dukungan dari tiga partai yang sebelumnya mendukung pasangan calon nomor 1 di putaran 1 itu.
Belum ada kejelasan status
Sumarsono menambahkan, untuk putaran dua, kesimpulan dari Kemendagri, cagub petahana Basuki Tjahaja Purnama tidak dinonaktifkan. "Tidak diberhentikan sementara sampai ada kejelasan mengenai tuntutan pasal berapa yang dikenakan kepada Basuki Tjahaja Purnama," tegas Sumarsono. (INK/HLN/IRE/DEA)