JAKARTA, KOMPAS — Dalam survei LSI Denny JA, pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Bawesdan-Sandiaga Uno, menggungguli pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Salah satu pendorong banyaknya pemilih Anies-Sandi, menurut tim peneliti LSI Denny JA, adalah berpindahnya pendukung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni ke Anies-Sandi.
”Karakteristik pendukung Anies-Sandi mirip dengan pendukung Agus-Sylvi,” ucap peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, di Jakarta, Selasa (7/3), saat paparan Final: Ahok Vs Anies ”Ke Manakah Suara Pendukung Agus?”.
Saat disurvei, 14,65 responden menyatakan memilih Agus-Sylvi saat pemungutan suara putaran pertama pada 15 Februari lalu, sedangkan 36,90 persen memilih Basuki-Djarot, 34,34 persen Anies-Sandi, dan 14,12 persen tidak menjawab. Dari jumlah pemilih Agus-Sylvi tersebut, 63,3 persen menyatakan memilih Anies-Sandi di putaran kedua dan hanya 12,3 persen yang beralih mendukung Basuki-Djarot. Namun, 24,4 persen belum menentukan pilihan.
Dalam survei terbarunya, LSI Denny JA mendapatkan hasil pemilih Anies-Sandi melonjak menjadi sekitar 49 persen suara, sementara Basuki-Djarot sekitar 40 persen suara.
Adjie mengatakan, faktor penyebab mayoritas pemilih Agus-Sylvi berpindah ke Anies-Sandi antara lain mereka menilai Basuki menodai agama, mereka ingin gubernur baru, mereka tidak rela dipimpin gubernur tersangka, demografi pemilih yang mirip—yakni berasal dari kelas menengah ke bawah, dan terdapat sejumlah karakter Basuki yang sulit diterima.
”Namun, dari data LSI Denny JA, terdapat sejumlah berita baik bagi Basuki-Djarot, yang jika dioptimalkan bisa menjadi penentu kemenangan,” ujar Adjie. Salah satunya, tingkat kepuasan publik pada kinerja Basuki sebagai Gubernur DKI masih tinggi, yaitu 73,5 persen responden.
Selain itu, jumlah yang menilai Basuki menodai agama berkurang meski masih tergolong mayoritas. Dalam survei November 2016, sebanyak 65,70 persen responden menyatakan, ucapan Basuki tentang Surat Al-Maidah Ayat 51 adalah penodaan agama. Pada survei Februari-Maret 2017, responden yang menyatakan ucapan tersebut adalah penodaan agama turun menjadi 53,3 persen. (JOG)