logo Kompas.id
MetropolitanRemaja yang Tersesat di...
Iklan

Remaja yang Tersesat di Belantara Internet

Oleh
· 3 menit baca

Penangkapan empat tersangka pengelola grup Facebook berisi foto dan video pornografi anak menyingkap realitas getir. Dua tersangka, DF (17) dan SH (16), masih di bawah umur. Dalam usia belia, mereka ikut mengelola grup Facebook bernama Official Loli Candy\'s Group. Grup ini berisi ratusan foto dan video pornografi dengan anggota lebih dari 7.000 akun. Di grup itu, pemangsa (predator) berkumpul dan menemukan surga paedofil.Penampilan SH tidak berbeda dengan remaja putri kebanyakan. Wajahnya polos. Ketika ditemui Kompas, Rabu (15/3), di Markas Polda Metro Jaya, SH mengatakan kenal tiga tersangka lainnya dari media sosial. Melalui komunikasi yang intens, muncul kedekatan di antara mereka sehingga SH diminta menjadi pengelola grup Facebook itu. "Saya tahu itu grup porno, lalu 30 menit setelah masuk, saya keluar," kata pelajar kelas II SMA itu. Namun, remaja kurus itu kembali bergabung dengan grup pornografi hanya karena bermain Truth or Dare (ToD) dengan temannya. Aturan permainan ini, pemain yang kalah harus memilih truth (berkata jujur) atau dare (berani menerima tantangan)."Saya kalah, lalu pilih dare. Tantangannya adalah masuk grup porno selama seminggu. Saya cuma masuk tiga hari lalu keluar, setelah itu masuk lagi karena iseng," katanya. Menurut SH, sebenarnya ia ingin keluar dari grup pornografi itu, tetapi dibujuk oleh pengelola grup yang lain. SH memakai uang jajan untuk membeli pulsa internet. "Orangtua tidak pernah tanya saya buka (laman) apa," ujarnya.Kisah tersangka DF lebih tragis. Remaja pria yang putus sekolah itu pernah menjadi korban pelecehan seksual oleh sesama jenis saat masih SD. "Saya lapor orangtua, tetapi orangtua bilang biarkan. Berdoa agar yang melecehkan kamu kena akibat perbuatannya," kata remaja bertubuh bongsor itu.Setelah beranjak dewasa, DF justru menjadi predator. Ia juga hobi menikmati tontonan pornografi. DF pernah melakukan pelecehan seksual terhadap enam anak, yaitu keponakan dan anak tetangganya. "Pacar saya enggak mau saya ajak (berhubungan badan), lalu saya cari anak-anak untuk menghilangkan penasaran," katanya. DF pernah merekam adegan ketika ia melampiaskan syahwatnya terhadap anak-anak. Para bocah itu tidak menangis karena dilecehkan saat tidur. Kadang DF memberi mereka jajanan agar tidak mengadu.Wakil Direktur Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Akhmad Yusep Gunawan, Kamis, mengatakan, berkas perkara tersangka DF dan SH sudah dilimpahkan ke kejaksaan. Keduanya di bawah umur sehingga masa penahanan lebih singkat. SH dan DF bukan cuma pelaku, mereka sesungguhnya termasuk korban. Mereka remaja galau yang masih membutuhkan bimbingan orang dewasa saat memasuki belantara internet. (Wisnu Aji Dewabrata)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000