logo Kompas.id
Metropolitan3 Hari Investigasi Lift
Iklan

3 Hari Investigasi Lift

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian menunggu hasil investigasi penyebab sensor-sensor pengaman lift di pusat perbelanjaan Blok M Square, Jakarta Selatan, tidak bekerja sehingga anjlok dan melukai 24 orang. Tim ahli dari Asosiasi Produsen dan Pemborong Lift dan Eskalator minta waktu tiga hari."Alarm tanda kelebihan beban berbunyi, tetapi pintu lift dapat menutup secara tidak menyeluruh. Tim masih bekerja mencari penyebabnya," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Budi Hermanto, saat dihubungi pada Minggu (19/3). Ia menunggu laporan dari tim investigasi, yang masih menyelidiki lokasi kejadian hingga hari Senin (20/3) untuk mendapatkan kesimpulan terkait penyebab kejadian itu.Sebelumnya diberitakan, tim investigasi Asosiasi Produsen dan Pemborong Lift dan Eskalator (APPLE) bersama Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, Sabtu (18/3) sore, melakukan penyelidikan pada lift yang anjlok hari Jumat (17/3). Selain pintu yang tetap menutup ketika sistem pengaman kelebihan beban (overload device) membunyikan alarm, sistem pengaman kecepatan (speed governor) juga jadi fokus penyelidikan. Ketua APPLE Budi Pahlawan menuturkan, laju lift semestinya terhenti saat bergerak dengan kecepatan di atas 15 persen dari yang seharusnya. Lift nomor 5 di Blok M Square tersebut bergerak turun dari lantai 7 dan sempat terhenti di lantai 1. Lift lalu meluncur tanpa hambatan setinggi tiga lantai, dari lantai 1 ke lantai basemen. Seperti diungkapkan pihak Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) yang merawat para korban, mayoritas penumpang lift itu mengalami luka patah tulang lengan dan kaki. Tidak ada korban jiwa saat kejadian. Kapasitas maksimal lift adalah 1.600 kilogram atau 24 orang, sedangkan saat jatuh lift membawa 25 orang. Bahkan, ada informasi yang menyebut hingga 31 orang (Kompas, 19/3).Tujuh diperiksa Budi Hermanto menambahkan, polisi sudah memeriksa tujuh orang, di antaranya pengelola Blok M Square. Senin ini, pemeriksaan berlanjut pada produsen lift, pengelola lift, operator, dan teknisi, serta saksi korban jatuhnya lift dan mereka yang sempat menolong. "Kami akan memeriksa tujuh orang lagi," ujar dia. Menurut Budi, tidak tertutup kemungkinan kasus jatuhnya lift tersebut mengarah ke dugaan tindak pidana. Namun, kepolisian belum bisa menyimpulkan selagi investigasi dan pemeriksaan belum usai. Itu juga terkait waktu yang dibutuhkan tim dari Puslabfor Polri menyelesaikan pengkajian belum tentu sama dengan temuan APPLE. Pendiri perusahaan konsultan mekanikal dan elektrikal PT Sigmatech Tatakarsa, Setyo Triyono, mengatakan, perbaikan untuk mencegah berulangnya kejadian lift jatuh tidak cukup hanya menyasar peningkatan kemampuan pemerintah daerah dalam mengawasi gedung-gedung. Apalagi, jumlah sumber daya manusia dengan kompetensi memadai serta anggaran di pemerintah daerah terbatas dalam menjalankan fungsi itu.Salah satu akar masalahnya adalah minimnya jumlah perekayasa atau ahli keteknikan khusus yang bersertifikat. Kompetensi mutlak dibutuhkan, di antaranya karena menyangkut keselamatan manusia. Seperti diberitakan, jumlah lift di Jakarta diperkirakan mencapai 90.000 unit. Namun, tidak semua lift itu berasal dari produsen dengan reputasi baik. Masalahnya, kata Setyo, pengawasan operasional lift bisa dibilang apa adanya. (JOG)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000