logo Kompas.id
MetropolitanAir Baku Ditambah
Iklan

Air Baku Ditambah

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal melakukan percepatan untuk mendapatkan pasokan air baku. Sebagian upaya percepatan itu dilakukan dalam kerangka target 100-0-100 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.Target 100-0-100 merupakan pencapaian 100 persen akses air minum, 0 persen kawasan permukiman kumuh, serta 100 persen sanitasi layak pada 2019. Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Oswar Muadzin Mungkasa, Minggu (26/3), menyebutkan, sebagian percepatan dilakukan dalam kerangka konsep pengelolaan bersama air limbah dan air baku."Masalah utama air, kita (kekurangan) air baku," ucapnya seusai tampil dalam diskusi publik bertajuk "Air Bersih & Air Limbah" yang diselenggarakan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja). Selain tercemarnya belasan sungai di Jakarta, kekurangan air baku ini juga menyusul pencemaran air tanah oleh limbah rumah tangga dan limbah bekas industri, seperti sampah elektronik yang dibuang begitu saja.Berdasarkan catatan Kompas pada pertengahan tahun lalu, DKI Jakarta membutuhkan air bersih sebanyak 29.474 liter per detik. Akan tetapi, baru 17.875 liter per detik bisa dipenuhi dari kapasitas produksi oleh operator penyedia air bersih.Salah satu upaya yang juga tengah ditunggu untuk meningkatkan jumlah pasokan air baku itu, kata Oswar, adalah pembangunan Waduk Karian di Lebak, Banten, oleh pemerintah pusat. Selain menyediakan air baku bagi warga DKI Jakarta, waduk itu juga bisa memasok air baku bagi penduduk Banten dan Bogor.Oswar menambahkan, langkah percepatan lain yang tengah dilakukan adalah pengolahan dan pengelolaan air limbah rumah tangga, pengolahan air sungai tercemar, dan pemetaan kondisi pengolahan air limbah domestik. Pemerintah juga mendorong penghematan air serta pemanfaatan air hujan.Investasi besarDirektur Utama PD PAL Jaya Subekti, pada kesempatan yang sama, menyampaikan, rencana induk dengan target 80 persen layanan sistem pengolahan air limbah terpusat (off site/sewage system) hingga tahun 2050 membutuhkan dana hingga Rp 68 triliun. Hal itu tercantum dalam bagian pertimbangan dasar perencanaan dan desain laporan terbuka JICA (Japan International Cooperation Agency).Relatif mahalnya biaya yang dibutuhkan menyusul teknologi pemipaan yang dipergunakan mirip dengan pembangunan terowongan kereta MRT (mass rapid transit). Terowongan kecil air limbah ditempatkan paling bawah dari jaringan lain. Terowongan dibangun dengan mesin bor MTBM (microtunnel boring machines) dengan kombinasi teknik lain.Tidak idealnya kondisi pengolahan air limbah oleh sebagian warga, maka dilakukan juga sistem pengolahan air limbah non- perpipaan (on site), di antaranya dengan membuat tangki septik komunal dan penyedotan tangki septik secara berkala.Subekti menambahkan, risiko yang mesti diterima menyusul buruknya sanitasi akibat pengolahan air limbah tidak ideal tersebut adalah kondisi stunting, yakni kurangnya tinggi badan normal berdasarkan usia dan memengaruhi aspek kesehatan lain. Hopkins dalam Mar\'atussalehah dan Bardosono (2012) menyebutkan, kasus stunting di Indonesia sebesar 33,2 persen pada 2008. Pada 2011, sepertiga anak Indonesia memiliki risiko stunting (Hadi dalam Mar\'atussalehah dan Bardosono, 2012).Direktur Utama PAM Jaya Erlan Hidayat, pada kesempatan yang sama, menekankan pentingnya berinvestasi pada pengolahan dan pengelolaan air untuk ketersediaan air baku. Presiden Direktur PT Palyja Alan Thompson, sebagai salah satu operator air perpipaan Jakarta, mengatakan, untuk menjawab tantangan penyediaan air dan sanitasi, Palyja mengoperasikan instalasi pengolahan ukuran kecil untuk menyuplai komunitas kecil masyarakat. (INK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000