logo Kompas.id
MetropolitanTunggu Hasil Uji Coba
Iklan

Tunggu Hasil Uji Coba

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Penutupan permanen 14 pelintasan sebidang di DKI Jakarta hingga akhir 2017 masih sangat tergantung hasil uji coba yang waktunya secara variatif bakal dimulai Jumat (7/4). Ada kemungkinan sebagian titik ditunda penutupannya hingga 2018. Penundaan tergantung hasil evaluasi setelah masa uji coba. Jika hasilnya menunjukkan tidak memungkinkan diwujudkan pada 2017, penutupan sebagian dari 14 titik pelintasan itu dilanjutkan pada 2018.Namun, penutupan pelintasan sebidang di Jakarta sudah menjadi keniscayaan. Selain demi memastikan keselamatan perjalanan kereta dan pengendara di jalan raya, hal itu juga mesti dilakukan untuk meningkatkan frekuensi perjalanan kereta dan menjamin kelancarannya sebagai moda transportasi massal andalan sebagian besar warga Jabodetabek. Menghilangkan titik macet yang biasa muncul di titik-titik pelintasan sebidang juga akan berdampak pada kelancaran arus lalu lintas Ibu Kota. Demikian sebagian hasil diskusi terbatas ihwal pelintasan sebidang di Redaksi Harian Kompas, Jakarta, Rabu (5/4). Kepala Bidang Manajemen Rekayasa dan Lalu Lintas Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Priyanto serta peneliti transportasi Institut Studi Transportasi (Instran), Deddy Herlambang, hadir sebagai pembicara.Salah satu latar belakang ditunda atau tidaknya penutupan pelintasan sebidang ini terutama jika dikaitkan dengan kesiapan rekayasa lalu lintas dan pengalihan rute transportasi ke sejumlah jalur alternatif, serta kemungkinan kemacetan yang bakal terjadi. Adapun 14 titik pelintasan sebidang yang bakal ditutup adalah Jalan Pejompongan 1, Jalan Pasar Minggu, Jalan TB Simatupang, dan Pondok Kopi/Penggilingan pada tahap pertama.Tahap kedua, pelintasan sebidang yang akan ditutup adalah Bandengan Utara, Bandengan Selatan, Jalan KH Hasyim Ashari, Jalan Angkasa, dan Karet Bivak Pejompongan. Tahap ketiga, pelintasan di Jalan Pejompongan 2, Jalan Makam Pahlawan Kalibata, Jalan Pramuka 1, dan Jalan Pramuka 2.Inovasi dan proses Sejumlah inovasi juga akan digulirkan untuk mempersiapkan rencana penutupan pelintasan sebidang agar lebih efektif. Untuk rekayasa lalu lintas pasca penutupan pelintasan sebidang, dibutuhkan infrastruktur pendukung, seperti akses putaran balik (U turn) serta terowongan atau jalan layang. Priyanto menyebutkan, pihaknya tengah memikirkan sejumlah inovasi lain. Salah satu di antaranya putaran balik tidak sebidang atau elevated U turn yang melintas di atas rel.Namun, menurut Priyanto, hal itu masih bakal sangat terkait dengan ketersediaan lahan. Ia menuturkan, salah satu yang memungkinkan untuk perwujudan rencana tersebut adalah kawasan di sekitar Lenteng Agung dan Tanjung Barat.Dalam diskusi tersebut juga terungkap ihwal pentingnya proses yang terkait waktu sebelum penutupan pelintasan sebidang dilakukan. Ini misalnya dilakukan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, yang sejak awal proses hingga pelaksanaannya memerlukan waktu setahun.Priyanto menambahkan, dibutuhkan juga rekayasa sosial, yaitu menanamkan kepada masyarakat bahwa kebijakan itu memang perlu dan harus dilakukan. Warga dididik agar tidak melanggar aturan, seperti dengan tetap melintas di pelintasan yang telah ditutup, serta tertib menggunakan sarana yang ada, seperti jembatan penyeberangan orang, jalan layang, dan terowongan. BPTJDalam diskusi tersebut terungkap pula pentingnya dibentuk sebuah badan khusus atau komite yang bisa menjadi koordinator dan berkekuatan mengatur lintas sektoral agar terwujud percepatan penutupan pelintasan sebidang secara menyeluruh. Deddy mengatakan, khusus untuk Jakarta dan sekitarnya, fungsi Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bisa dimaksimalkan untuk tujuan tersebut. "Secara perpres, BPTJ bisa diperkuat lagi," sebut Deddy. Deddy menggarisbawahi, jika dilakukan dengan ideal, penutupan pelintasan sebidang yang diikuti rekayasa manajemen lalu lintas bisa mengurangi tingkat kemacetan. "Sebab, dengan adanya pelintasan sebidang, kendaraan itu menumpuk di satu titik," ujarnya. (INK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000