logo Kompas.id
MetropolitanKualitas Pembangunan Meningkat
Iklan

Kualitas Pembangunan Meningkat

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Indeks Pembangunan Manusia di DKI Jakarta meningkat 0,77 persen pada 2016 dibandingkan dengan tahun 2015. Hal ini menunjukkan peningkatan kualitas pembangunan manusia Jakarta yang meliputi kesehatan, pengetahuan, dan daya beli atau pengeluaran.Data tersebut dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Senin (17/4). Pada 2016, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jakarta mencapai 79,60 atau lebih tinggi daripada IPM nasional, yakni 70,18. IPM merupakan indeks untuk menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dan memperoleh pendapatan, kesehatan, serta pendidikan. Tiga dimensi dasar pembentuk IPM adalah umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak.Kepala BPS DKI Jakarta Thoman Pardosi mengatakan, komponen pengeluaran menjadi variabel terbesar yang menjadikan IPM Jakarta lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi Indonesia. Rata-rata pengeluaran per kapita penduduk DKI selama 2016 mencapai Rp 17,5 juta per tahun. Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada 2015-2016 juga bagus sehingga berpengaruh pada daya beli masyarakat. "Tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Jakarta mencapai 5,85 persen, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,02 persen. Ini juga meningkatkan daya beli dan pengeluaran warga," ujar Thoman.Dari sisi kesehatan, angka harapan hidup (AHH) penduduk DKI meningkat dari 72,43 tahun pada 2015 menjadi 72,49 tahun pada 2016, atau naik 0,06 persen. Menurut Thoman, faktor yang memengaruhi tingginya AHH ini antara lain tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, serta kebijakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Dengan BPJS Kesehatan, orang tidak lagi ragu memeriksakan kesehatannya. Tingkatkan pendidikanNamun, menurut Thoman, DKI masih memiliki pekerjaan rumah, yaitu meningkatkan angka rata-rata lama sekolah (RLS). RLS meningkat dari 10,70 pada 2015 menjadi 10,88 di tahun 2016. Artinya, rata-rata penduduk DKI Jakarta yang berusia di atas 25 tahun telah mengenyam pendidikan hingga kelas XI atau kelas II SMA. Jenjang ini seharusnya bisa ditingkatkan untuk menghadapi persaingan kerja dan perdagangan bebas. "Anak-anak dengan pendidikan lebih tinggi makin bisa bersaing atau berjuang untuk mempertahankan hidup. Pemprov harus mendorong supaya semakin banyak penduduk DKI bersekolah tinggi," ujar Thoman.Di sisi lain, pada 2016, harapan lama sekolah di DKI meningkat menjadi 12,73 tahun, yang berarti anak-anak usia tujuh tahun memiliki harapan untuk dapat menamatkan pendidikan hingga lulus SMA atau D-1. Fenomena rendahnya jenjang pendidikan ini memang lazim ditemukan di kota-kota metropolitan seperti Jakarta. Sebab, di kota besar banyak tersedia pekerjaan, terutama jasa dan informal. Hal tersebut membuat warga lulusan SD, SMP, atau SMP meninggalkan sekolah dan mulai bekerja. "Program pendidikan ini juga penting untuk memutus mata rantai kemiskinan di Jakarta. Perlu dikaji ulang apakah kebijakan yang ada saat ini, seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP), sudah tepat," kata Thoman.IPM nasionalIPM Indonesia pada 2016 meningkat dari sedang menjadi tinggi. Indeks Pembangunan Manusia pada tahun tersebut mencapai 70,18. Kendati demikian, disparitas pembangunan manusia antardaerah di Indonesia masih tinggi sehingga pemerintah perlu mengatasi ketimpangan tersebut.Kepala BPS Suhariyanto, dalam konferensi pers Senin di Jakarta, mengatakan, IPM Indonesia pada 2016 meningkat 0,63 poin dari IPM 2015 sebesar 69,55. Pertumbuhan IPM 0,91 persen dibandingkan dengan 2015.(HEN/DEA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000