Bunga-bunga Pesan Cinta di Balai Kota
Ratusan karangan bunga memenuhi halaman dan pendopo Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (25/4). Ada papan bunga, rangkaian bunga ditopang kaki besi, ataupun buket bunga. Ada mawar, lili, tulip, dan bunga segar lainnya.
Bunga-bunga itu disertai berbagai ucapan terkait hasil Pilkada DKI 2017. Ada nada kecewa, ada pula terima kasih atas kinerja Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tiga tahun terakhir.
"Terima kasih Pak Basuki-Djarot atas peluh keringat yang tercurah buat Jakarta. Dari kami yang patah hati ditinggal saat lagi sayang-sayangnya". Demikian salah satu tulisan. Ada juga tulisan bernada lucu yang membuat warga tertarik berswafoto.
Ada pula papan bunga dengan ucapan "Kalian Gak Oke Oce Tapi Kalian Mantan Terindah". Istilah "Oke Oce" merupakan jargon kampanye pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, sedangkan "Mantan Terindah" judul lagu penyanyi Raisa. "Lucu- lucu," kata Cahyo, pegawai di lingkup Balai Kota.
Sejak pagi hingga sore hari, karangan bunga mengalir ke Balai Kota. Petugas pengamanan sempat kewalahan karena tempat penuh. Alhasil, bunga dijejer di taman depan, koridor ke arah Gedung DPRD DKI, serta di depan air mancur gedung.
"Ada 111 karangan bunga hingga siang. Ada yang ditaruh di depan, ada yang dibawa masuk ke ruangan bapak (Basuki)," ujar Maryati, petugas pengamanan dalam Balai Kota.
Kiki Setiawan (17), karyawan Lasmi Florist, Manggarai, Jakarta Selatan, mengatakan, sejak kemarin, banyak pesanan karangan bunga untuk dikirim ke Balai Kota. Sehari ada order hingga delapan karangan bunga yang per buahnya Rp 500.000- Rp 1 juta. "Hari ini ada delapan pesanan papan karangan bunga. Semuanya untuk Pak Basuki-Djarot," kata Kiki.
Arif (27) dari Rossy Florist Tanjung Duren, Jakarta Barat, mengatakan, harga karangan bunga di tempatnya Rp 500.000- Rp 3 juta. Pesanan tak hanya untuk Selasa (25/4), tetapi juga hari ini. "Ada banyak tambahan pesanan," ujarnya.
Hal sama juga dari Jakarta Utara. "Di tempat saya dapat pesanan 20 papan bunga. Teman saya dapat pesanan 35 papan bunga," kata Amin (32), pengantar bunga dari toko bunga di Jelambar Aladin, Penjaringan.
Bukan hanya bunga, warga juga datang langsung ke Balai Kota untuk bertemu Basuki yang pada Selasa pagi hingga siang kemarin menjalani sidang penodaan agama.
Dewi (50), warga Jakarta Pusat, mengatakan, ia mengapresiasi kinerja Basuki-Djarot karena nyata. Selama 49 tahun tinggal di Jakarta, baru kali ini ia melihat Jakarta tertata rapi. Ia bangga karena sosok gubernur dan wakil gubernur bersih dari korupsi, transparan, dan mewujudkan pembangunan infrastruktur yang baik bagi publik. "Kami tak tahu selanjutnya Jakarta bagaimana. Kami seperti anak ayam kehilangan induknya," ujarnya.
Ada pula pasangan ibu-anak Sutiwi (37) dan Sahsya (9), beserta Wiwin (33). Mereka datang mengendarai sepeda motor dari Kemanggisan Pulo, Palmerah, Jakarta Barat. Mereka berniat berfoto bersama Basuki.
Mereka rela menunggu kedatangan Basuki usai sidang. Bagi Sutiwi, menunggu berfoto itu penting sebagai pengingat anaknya bahwa di Jakarta pernah ada gubernur bernama Basuki.
Wiwin dan Sutiwi hendak memberi dukungan semangat bagi Basuki-Djarot agar terus bekerja keras hingga Oktober. Meski sedih, mereka senang karena merasakan perubahan Jakarta.
Hasil pertarungan selalu mendatangkan dua sisi: menang atau kalah. Bagi yang kalah, kesedihan tak harus lama diratapi. Lihat saja papan bunga bertulis "Terima Kasih untuk Hasil Kerja dan Menjadi Sahabat Setia". Atau, papan bunga bertuliskan "We Thank You for What You Have Done for Jakarta". Jakarta harus terus berubah lebih baik.
(Ingki Rinaldi/Dian Dewi Purnamasari)