Penyidikan Kasus Novel Baswedan Belum Ada Perkembangan
Oleh
wisnu aji dewabrata
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyidikan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan seperti menemui jalan buntu. Polisi belum mampu mengungkap pelaku ataupun auktor intelektualis di balik kasus tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, Kamis (4/5), membenarkan bahwa polisi belum menemukan pelaku penyerangan terhadap penyidik andalan KPK itu.
Menurut Argo, polisi belum meringkus pelaku karena minimnya petunjuk dari saksi ataupun petunjuk di TKP. Argo membandingkan kasus Novel dengan pengungkapan kasus bom Kedubes Filipina yang baru terungkap beberapa tahun setelah terjadi bom Bali. ”Ada kasus yabg cepat diungkap, ada yang butuh waktu lama,” ujarnya.
Adapun pengungkapan kasus perampokan di Pulomas, Jakarta Timur, bisa cepat karena ada rekaman CCTV dan ada data pelaku yang dimiliki polisi. Sementara CCTV yang ada di rumah Novel masih diselidiki KPK dan akan dibuat salinannya untuk diselidiki polisi.
Sidik jari yang ditemukan di cangkir untuk menyiramkan air keras tidak lengkap sehingga identitas pelaku tidak berhasil dilacak. Petunjuk yang diketahui dari hasil tes laboratorium adalah jenis cairan yang dipakai menyerang Novel adalah cairan H2SO4. Namun, cairan tersebut banyak dijual di toko-toko di Jakarta.
”Polisi merunut ke belakang apakah Novel Baswedan merasa dikuntit atau diintimidasi. Apakah motifnya terkait masalah pribadi atau terkait pekerjaan,” kata Argo.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan, kesulitan polisi adalah tidak ada saksi yang mengenali ciri pelaku dengan jelas. Jumlah pelaku diduga dua orang yang naik sepeda motor, adapun orang yang menyiram air keras adalah pembonceng.