logo Kompas.id
MetropolitanCL Tembus Rekor
Iklan

CL Tembus Rekor

Oleh
Agus Hermawan
· 3 menit baca

"Geser dikit, Pak. Saya mau duduk," kata seorang bapak penumpang kereta rel listrik Commuter Line atau CL Tanah Abang-Parungpanjang, Senin (8/5) malam. Bapak tadi bukan meminta penumpang lain menggeser badan dari tempat duduk, melainkan dia akan duduk di lantai CL dan menyandar ke bagian pintu. Ketika diingatkan bahwa duduk di lantai kereta dilarang, dia tak peduli. "Pegel berdiri," katanya beralasan. Sejumlah aturan tertempel di dinding CL, seperti dilarang duduk di lantai dan utamakan tempat duduk untuk wanita hamil atau orang tua. Namun, belum tentu semua imbauan itu dipatuhi, termasuk contoh si bapak tadi. Sejumlah penumpang juga terbiasa duduk di bangku prioritas. Banyak di antara mereka tidur-atau pura-pura tidur-lengkap dengan penutup muka menggunakan buff atau masker serta headphone di kuping.Biasanya, ada yang berani mengingatkan penumpang seperti itu agar memberi tempat kepada mereka yang berhak. Namun, bukan tidak mungkin, malah pelototan mata yang didapat daripada mereka menyerahkan tempat duduknya. Sudah duduk, lupa berdiri.Di setiap rangkaian CL, disediakan dua kereta khusus perempuan. Namun jangan salah. Banyak perempuan lebih suka di kereta AC/DC alias kereta campuran. Menurut testimoni sebagian mereka, kereta khusus wanita lebih "sangar" daripada kereta campuran. "Mending di gerbong campuran," katanya.Sudah berubahCL sekarang dibandingkan 10 tahun ke belakang memang berubah luar biasa. Mereka yang memiliki "jam terbang" menggunakan kereta rakyat ini tentu ingat betul ketika KRL atau KA lokal yang melayani jalur yang sama lebih mirip pasar. Di antara penuh sesak penumpang, pedagang menawarkan berbagai dagangan, mulai dari peniti, jepit rambut, hingga minuman kemasan. Penumpang juga bukan melulu memenuhi kereta yang panas karena tidak berpendingin udara, melainkan juga banyak yang duduk di atap kereta. Akan tetapi, semua itu tinggal kenangan bersejarah. Jika ada kemauan politik, pemerintah bisa menyediakan angkutan umum yang layak dan memadai bagi rakyatnya. CL yang kini menjadi favorit warga Jabodetabek, adalah contohnya. CL bukan saja menyediakan angkutan yang relatif aman, murah, dan nyaman, melainkan juga bisa mengubah perilaku penumpang. Budaya antre, misalnya, tak hanya jargon. Kini, hal aneh jika ada orang yang menyela antrean saat membeli tiket. Bahkan, di hadapan mesin tiket pun, calon penumpang dengan tertib mengantre. Jadi, sebenarnya tidak mengagetkan ketika PT KAI Commuter Jabodetabek mencatat 1.014.631 pengguna pada Senin, 8 Mei 2017. Tiga hari sebelumnya, 5 Mei, tercatat 1.014.696 pengguna KRL. Melihat tren ini, target 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2019 tinggal menghitung waktu saja. Apalagi berbagai perbaikan infrastruktur dan pelayanan kian mengundang minat warga menggunakan CL.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000