JAKARTA, KOMPAS — Kesulitan akses masuk dan menemukan sumber air masih kerap menjadi kendala pemadaman kebakaran. Hal ini karena masih banyak pengelola gedung ataupun warga yang tak menyadari pentingnya antisipasi kebakaran.
Pada kebakaran di pusat belanja Ramayana di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (18/5) sekitar pukul 04.15, petugas pemadam kebakaran Jakarta Selatan harus membongkar rolling door dan memecahkan kaca sebuah restoran cepat saji. Selain itu, mereka juga harus mencari-cari sumber air. Hal ini karena akses ke dalam gedung tertutup dan tidak ada penjaga di sana.
”Ternyata, di belakang gedung itu ada penampungan air, tetapi petugas kami tidak tahu dan tidak ada yang bisa memberi informasi,” kata Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan Irwan.
Kebakaran tersebut bisa diatasi setelah 23 mobil pemadam kebakaran dikerahkan selama sekitar tiga jam. Petugas melakukan pemadaman selama sekitar empat jam. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Kebakaran melanda sebagian dari lantai satu yang didominasi dagangan baju dan sepatu.
Irwan mengatakan, idealnya, sebuah gedung besar tetap dijaga selama 24 jam, salah satunya untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran atau mempermudah akses pemadam kebakaran. Bahkan, saat ini, banyak perumahan warga yang dipasang portal dengan tinggi hanya 2-3 meter. Padahal, mobil pemadam kebakaran membutuhkan akses setidaknya dengan ketinggian 4,5 meter. Selain itu juga masih minimnya penampungan atau sumber air di gedung dan perumahan.
Menurut Irwan, kendaraan pemadam kebakaran hanya mempunyai kapasitas air 2.500 liter, 4.000 liter, dan 10.000 liter. Dengan kapasitas 4.000 liter, penyemprotan hanya bisa bertahan sekitar 10 menit. Padahal, rata-rata kebakaran yang dilaporkan sudah dalam kondisi api besar sehingga butuh waktu setidaknya satu jam untuk pemadaman. (IRE)