JAKARTA, KOMPAS — Halte Transjakarta Kampung Melayu, yang sempat rusak terkena dampak bom, dibuka pada Senin (29/5). Namun, halte itu masih sepi pengunjung. Warga yang sudah menggunakannya pun masih diliputi rasa takut.
”Ini paling sepi yang pernah saya alami, padahal ini jam pulang kantor. Bahkan, di hari libur tidak sesepi ini,” kata Siska (26) yang juga rutin naik bus transjakarta dari Halte Kampung Melayu.
Selama halte ditutup 4,5 hari, warga menggunakan halte-halte sekitarnya, seperti Halte Bidaracina dan Pal Putih.
Halte yang sempat rusak dan kotor akibat ledakan bom pada Rabu malam pekan lalu itu terlihat sudah bersih, bahkan lebih baik dari semula. Seluruh bagian halte terlihat dicat ulang. Kaca-kaca yang sempat pecah pun sudah diganti. Noda-noda darah yang sempat ada di beberapa bagian sudah disemprot dengan disinfektan.
Pada Senin pagi, Pemerintah Kota Jakarta Timur, dipimpin Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana, juga mengerahkan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) untuk membersihkan kawasan terminal mikrolet dan Halte Transjakarta Kampung Melayu itu.
Tingkatkan keamanan
Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono menandai beroperasinya kembali halte tersebut dengan melakukan tapping kartu pertama.
Budi mengatakan, saat ini tengah direncanakan penggunaan pendeteksi logam untuk meningkatkan keamanan halte transjakarta. Jumlah halte transjakarta saat ini 238 halte. Namun, belum ada detail teknis, baik model maupun pengoperasian pendeteksi logam itu. ”Model bagi kami itu tak penting, yang penting keamanan halte bisa ditingkatkan,” ujarnya.
Halte Transjakarta Kampung Melayu merupakan satu dari empat halte terbesar yang menghubungkan banyak koridor dan rute transjakarta lainnya. Titik ini menghubungkan setidaknya tiga koridor dan empat rute.
Jumlah pengguna halte itu rata-rata 60.000 per hari dari pengguna transjakarta yang rata-rata 430.000 orang per hari.
Tidak beroperasinya halte berdampak pada transjakarta lain yang terhubung dengan Kampung Melayu. Ada koridor dan rute yan diubah sehingga menambah waktu tempuh. ”Selama tidak beroperasi kemarin, kami tetap upayakan layanan normal, selain tidak berhenti di sini,” kata Budi. (IRE)