logo Kompas.id
MetropolitanSeusai Lebaran, Lima Titik...
Iklan

Seusai Lebaran, Lima Titik Pelintasan Akan Ditutup

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, Sabtu (17/6), mengungkapkan, seusai Lebaran 2017, Dinas Perhubungan DKI akan kembali melakukan penutupan lima pelintasan sebidang. Penutupan dilakukan bertahap hingga Agustus 2017.Penutupan dilakukan sambil melihat kesiapan rekayasa lalu lintas, juga dampak terhadap lalu lintas di sekitarnya.Kelima pelintasan sebidang yang akan ditutup itu merupakan kelanjutan dari surat Menteri Perhubungan kepada Gubernur DKI Jakarta No.KA.101/2/3PHB tahun 2015 tanggal 15 Desember 2015 tentang Penanganan Pelintasan Tidak Sebidang di Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Surat yang ditindaklanjuti Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan itu mengusulkan agar Pemerintah Provinsi DKI menutup 19 pelintasan sebidang yang telah dilengkapi dengan jalan layang ataupun terowongan.Dari surat itu, lanjut Sigit, empat titik pelintasan sebidang sudah ditutup pada periode Desember 2016-April 2017, yaitu pelintasan sebidang di Jalan TB Simatupang, Pondok Kopi/Penggilingan, Jalan Pejompongan, dan Jalan Pasar Minggu.Lima titik pelintasan yang segera ditutup bertahap seusai Lebaran adalah pelintasan sebidang di Jalan Bandengan Utara, Jalan KH Hasyim Ashari, Jalan Bandengan Selatan, Jalan Angkasa, dan Karet Bivak-Pejompongan.Sampai akhir tahun 2017, kata Sigit, ke-19 titik pelintasan sebidang yang sudah dilengkapi jalan layang ataupun terowongan ditargetkan bisa ditutup. Itu karena jalur kereta harus steril sesuai dengan UU No 23/2007.Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah, Kamis (15/6), menjelaskan, penutupan pelintasan sebidang di lima titik seusai Lebaran itu sifatnya masih uji coba. "Uji coba dilakukan selama sebulan. Apabila uji coba dinilai tidak berhasil, akan dibuka lagi," ujarnya.Untuk penutupan pelintasan sebidang, ujar Saefullah, seharusnya dicari solusi lain. Ia mencontohkan, untuk jalan yang sudah padat, seperti Tanah Abang, sebaiknya jalan (track) kereta dibuat melayang. "Sementara ini ada keterbatasan dari PT KAI untuk anggaran. Jadi, kami yang membuat terowongan ataupun jalan layang. DKI akan membuat surat ke Kemenhub mengenai usulan itu untuk didiskusikan lebih dalam," kata Saefullah.Untuk anggaran, lanjut Saefullah, jika diperlukan, DKI Jakarta bisa membantu PT KAI membangun trek melayang itu. "Yang paling aman memang trek kereta itu di atas. Jalan raya di bawah trek kereta," ujarnya.Menurut Sigit, untuk penutupan lima pelintasan sebidang itu, Dishub DKI akan menyurvei di pelintasan, menghitung arus lalu lintas, menginventarisasi trayek angkutan umum yang ada sehingga akan ada data obyektif untuk membuat keputusan atas nasib pelintasan itu. (HLN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000