logo Kompas.id
MetropolitanWarga Kembali Tinggal di Zona ...
Iklan

Warga Kembali Tinggal di Zona Bahaya

Oleh
· 2 menit baca

TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Sebagian warga Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, yang tinggal di zona bahaya longsor, memilih kembali ke rumah masing-masing meskipun sudah diimbau untuk mengungsi. Rumah mereka berada di radius sekitar 10 meter dari tebing yang longsor dan menghancurkan empat rumah pada 9 Mei lalu.Senin (19/6), salah seorang warga, Sunarsih (31), mengaku hanya mengungsi selama seminggu di rumah kerabatnya setelah longsor. "Saat itu, karena kami disuruh mengosongkan rumah dan mengungsi, ya, kami pergi. Tetapi lama-lama tidak betah juga, namanya menumpang. Tetap lebih enak di rumah sendiri," katanya. Sunarsih mengatakan, dirinya dan keluarganya memilih kembali meskipun kawasan itu dinyatakan berbahaya. Ia mengaku masih waswas karena longsor susulan bisa terjadi lagi. "Sekarang kalau tidur memang tidak pernah bisa tenang. Tetapi kami tidak punya pilihan lagi karena belum ada solusi juga dari pemerintah. Kalau mengontrak pun butuh biaya tidak sedikit. Kami diberi tahu, katanya solusinya baru akan dibahas lagi setelah Lebaran," ujar Sunarsih. Empat rumah di sekitar rumah Sunarsih juga terlihat dihuni kembali. Sebelumnya, para penghuni mengungsi setelah longsor. Namun, rumah-rumah yang berjarak kurang dari 10 meter masih tampak kosong.Warga lain, Niah (58), yang sebagian rumahnya longsor, yaitu bagian dapur, kini tinggal di rumah anaknya yang berjarak sekitar 10 meter dari lokasi longsor. Sebelumnya, mereka mengungsi di rumah saudara.Niah mengatakan, terakhir ia menengok rumahnya, ada bagian lain yang longsor. Artinya, tanah terus bergerak. Ia menyadari longsor bisa saja merambat sampai rumah anaknya yang saat ini ditinggali. Namun, ia tidak punya pilihan lain. "Saya juga masih bingung. Itu nanti rumah saya bagaimana nasibnya. Mau bangun rumah lagi mahal biayanya. Saya berharap pemerintah bisa membantu," ujar Niah.Sebelumnya, Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah membentuk tim khusus untuk menyelesaikan masalah itu, diketuai sekretaris daerah. Salah satu solusi yang direncanakan adalah mendorong pengembang perumahan yang terletak bersebelahan dengan rumah-rumah warga itu untuk membeli tanah warga.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangsel Chaerudin mengatakan, pihaknya masih membahas solusi terhadap kejadian ini. "Warga masih kami imbau tidak kembali ke rumah yang sudah kami tetapkan sebagai zona berbahaya. Bagaimanapun, kawasan itu berbahaya berdasarkan penelitian BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)," ujarnya. (UTI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000