Mendengarkan Musik dengan ”Handsfree”, Pesepeda Motor Terserempet KA
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seorang perempuan pengendara sepeda motor terserempet kereta api premium atau KA tambahan khusus Lebaran di pelintasan sebidang KA di Jalan Mangga Dua Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (11/7) pagi. Saat itu, pengendara sedang mengemudi sambil memasang handsfree di telinganya.
”Pengendara naik motor sambil dengerin musik,” tutur Kepala Unit Kecelakaan Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Utara Ajun Komisaris Sigit Purwanto. Berkaca dari kejadian tersebut, ia mengimbau masyarakat agar menjauhkan pandangan dan pendengaran dari gangguan saat sedang berkendara serta wajib mengikuti petunjuk rambu-rambu lalu lintas.
Kronologinya, Selasa sekitar pukul 06.30, pesepeda motor bernama Lilis Aristiani sedang melintas di Jalan Mangga Dua Raya dari timur ke barat. Di pelintasan sebidang KA, ia tidak menghiraukan adanya KA premium yang sedang melaju. Akibatnyal, ia terserempet dan sepeda motornya rusak.
Lilis masih beruntung karena ia hanya mengalami luka-luka. Menurut Sigit, pengendara motor matic Honda Beat tersebut kemudian mendapat penanganan di Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat.
Kejadian ini menunjukkan kecelakaan di pelintasan sebidang KA setiap tahun tidak kunjung membuat semua pengendara senantiasa waspada ketika menyeberangi rel KA. Bahkan, pelanggaran lalu lintas tetap terjadi.
Selasa (13/6), misalnya, mobil boks dari Jalan Tanah Tinggi I ke Jalan Kembang Pacar di Jakarta Pusat tertabrak KA Walahar Ekspres rute Tanjung Priok-Purwakarta. Mobil terjebak kemacetan di jalur rel akibat banyaknya pesepeda motor yang melawan arah. Lalu lintas di pelintasan sebidang itu sebenarnya diatur searah, dari Jalan Tanah Tinggi I ke Jalan Kembang Pacar.
Mobil boks terseret 30 meter dan menimbulkan percikan api yang membakar dua gerbong KA serta menghanguskan mobil boks. Sopir dan kenek pengangkut tekstil tersebut, Aris dan Rizal, tewas.
Namun, pelanggaran lalu lintas serupa masih terjadi di pelintasan sebidang lainnya, menanti maut menjemput manusia-manusia berikutnya.