logo Kompas.id
MetropolitanGunakan Angkutan Massal
Iklan

Gunakan Angkutan Massal

Oleh
· 4 menit baca

BEKASI, KOMPAS — Kemacetan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang bertambah parah dapat menjadi momentum bagi warga pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke moda transportasi massal. Tentu saja ini juga momentum untuk pembenahan angkutan umum perkotaan. Saat ini, pembangunan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan mobilitas warga Jabodetabek tengah gencar dibangun. Di Bekasi setidaknya ada proyek tol layang Cikampek, kereta ringan (LRT), dan kereta rel listrik (KRL) commuter line sampai Cikarang, Sebelumnya, sudah ada angkutan massal berbasis bus milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, transjakarta, yang juga mulai melayani rute Bekasi hingga pusat Ibu Kota. "Kemacetan lalu lintas di jalan tol yang semakin parah ini dapat membuat warga beralih menggunakan angkutan publik. Jika warga tetap memaksakan diri memakai kendaraan pribadi, ya, harus tanggung konsekuensinya kehilangan lebih banyak waktu, uang, dan tenaga di jalan," tutur Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi Harun Al Rasyid, Selasa (18/7). Menurut Harun, warga akan mencari pilihan lain dengan menggunakan transportasi massal jika merasa jengah dengan kemacetan. Oleh karena itu, pemerintah juga harus melihat hal ini sebagai momentum untuk membenahi moda transportasi massal sehingga warga yakin untuk tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi. Yang paling penting adalah membangun sistem transportasi publik terintegrasi. Jadi, ada berbagai pilihan moda transportasi yang aman, nyaman, tepat waktu, dan aksesibilitasnya tinggi. Pemerintah Kota Bekasi, misalnya, akan mengoperasikan sembilan bus transpatriot pada September 2017. Bus transpatriot akan terintegrasi dengan stasiun dan halte transjabodetabek sehingga memudahkan warga berpindah angkutan. "Angkutan kota nanti akan ada re-routing sehingga dapat berperan menjadi angkutan pengumpan bagi transpatriot atau angkutan lain," ucap Harun. Andreas (34), warga Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, berharap, pengoperasian kereta listrik dari Jakarta ke Cikarang dapat segera terealisasi sehingga turut menjangkau Stasiun Tambun. "Sekarang ini, kan, kereta baru sampai Stasiun Bekasi," kata Andreas, Selasa.Handoyono dari Humas PT Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek mengatakan, pembangunan Tol Jakarta Cikampek II elevated yang ditargetkan rampung tahun 2019 ditujukan untuk mengurangi beban kendaraan di Tol Jakarta-Cikampek yang sudah sangat tinggi. Berdasarkan catatan PT Jasa Marga, rata-rata kendaraan yang melintasi Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek berkisar 75.000-80.000 unit per hari.Saat ini, pengerjaan fisik tengah dilakukan, seperti pembongkaran median jalan di Kilometer (Km) 25 hingga Km 26+400. Pada 16-23 Juli, PT Jasa Marga melakukan pemeliharaan jalan, seperti rekonstruksi perkerasan di Km 36 arah Cikampek serta Km 28 hingga Km 24 dan Km 37 hingga Km 36 arah Jakarta. Peremajaan bus sedang Masdes Arroufy, Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, menyebutkan, dalam catatan Dinas Perhubungan, pada 2012 terdapat 5.000-an bus sedang yang dioperasikan sejumlah operator, yaitu Kopaja, PT Jewa Dian Mitra, Koantas Bima, Kopami Jaya, dan Metromini.Dalam lima tahun terakhir, ujar Masdes, dari hasil pengandangan bus uzur, sekarang tersisa 1.200 bus di Ibu Kota. "Sebanyak 700 unit dioperasikan Metromini, sisanya operator lain," lanjutnya.Sesuai dengan Perda DKI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi, untuk mewujudkan sistem transportasi umum yang aman dan nyaman serta terintegrasi dengan sistem transportasi lain, Dinas Perhubungan DKI mendorong pemilik bus melakukan peremajaan dan memperketat aturan perpanjangan izin. Pemilik yang mengajukan perpanjangan izin harus membawa dua bus, dengan satu unit harus dimatikan izinnya. Dinas Perhubungan DKI juga mendorong pemilik bergabung dengan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Welfizon Yuza, Direktur Pelayanan dan Pengembangan Bisnis PT Transjakarta, menjelaskan, jika tahun lalu Transjakarta membuka kesempatan bagi pemilik bus sedang yang bernaung dalam wadah organisasi seperti Kopaja, tahun ini Transjakarta membuka kesempatan bagi pemilik perseorangan angkutan bus sedang. Yang tertarik dan sudah mendaftar ada 56 orang.Untuk bisa bergabung dengan manajemen Transjakarta, perusahaan angkutan milik Pemprov DKI itu menggandeng perbankan untuk pembiayaan. Salah satu perbankan yang digandeng PT Transjakarta untuk membantu mitra perseorangan tersebut adalah Bank BNI Syariah. Bank BNI Syariah berkomitmen melakukan pembiayaan hingga 300 bus sedang. (HLN/ILO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000