JAKARTA, KOMPAS — Identitas mayat hangus terbakar di tempat pembuangan sampah liar di RT 002 RW 010 Kelurahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat, yang ditemukan Selasa (25/7) sore dipastikan bernama Mamit (35). Hal itu dibenarkan kakaknya, Tono (36), yang tinggal di rumah berdinding papan bekas kurang dari 100 meter dari lokasi kejadian.
"Tas yang disita polisi dikenali istri saya karena itu hadiah untuk Mamit. Lalu, ciri bibir bawah tebal, alis, matanya, juga KTP yang ditinggalkan korban," ucap Tono, Rabu.
Seperti diberitakan, Selasa pukul 16.30, Margono (44), warga RT 006 RW 010 Cengkareng Barat, melihat pria berlari dari arah tembok SD Negeri 13 ke tempat pembuangan sampah dengan tubuh menyala. Pria itu berkemeja hitam-putih dan celana jins.
"Waktu di tembok sekolah, orang itu berteriak keras sekali sebelum berlari," kata Margono, di rumahnya, Selasa malam. Jarak dari tembok sekolah ke TPS sekitar 20 meter.
Saat kejadian di sekitar rawa-rawa itu, ia bergegas mendatangi pria terbakar itu lalu meminta tetangga melapor ke RT. Ia melihat Mamit hangus dengan sisa celana jins di bagian paha.
Hingga saat itu, belum jelas apa yang sebenarnya terjadi. Jenazah dibawa ke RS Polri sekitar pukul 21.30.
Belakangan, Tono memastikan bahwa pria terbakar itu Mamit, adiknya lain ibu. Mamit tinggal bersama istrinya, Yayuk, di Lampung. Dia merantau ke Jakarta bekerja sebagai pekerja bangunan di Citra V, Citra Garden, Kalideres, selama dua pekan.
"Adik saya ke Jakarta setelah bertengkar dengan istrinya karena menganggur. Makanya, dia ke Jakarta cari kerja," kata Tono. Dua tahun berkeluarga, mereka belum dikarunia anak.
Menurut Apung, warga yang juga mengenal Mamit, Selasa sekitar pukul 16.00, Mamit pamit pergi ke rumah bibinya di Menceng Pulo, Cengkareng, Jakarta Barat. Dia hendak cari rumah kos karena berencana membawa istrinya.
Namun, bukan tas milik Mamit berisi Rp 200.000 dan pakaian yang dibawanya. Mamit justru menenteng botol air kemasan 600 mililiter berisi bensin. Bensin itulah yang sejauh ini diduga sumber tubuh Mamit terbakar, seperti dilihat Margono.
(WIN)