JAKARTA, KOMPAS — Satgas Rajawali Polres Merto Jakarta Timur menggerebek pabrik minuman keras yang salah satu bahannya adalah minyak cat sulingan (thinner destilate) di depan Sekolah PB Sudirman Cijantung, Jalan Raya Bogor RT 001 RW 001, Kelurahan Susukan, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (26/7), pukul 23.00.
Dari tempat itu polisi menyita minuman keras (miras) oplosan yang sudah dicampur minyak cat sebanyak sembilan drum plastik atau sekitar 1.900 liter. Selain itu, disita juga tiga jeriken miras oplosan siap edar.
Demikian diungkapkan Kepala Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Andry Wibowo, Kamis siang. ”Awalnya, sekitar pukul 23.25, tim 2 Rajawali pimpinan Inspektur Dua Firmansyah berpatroli mencari geng motor, balapan liar, pembawa senjata api gelap dan senjata tajam, pengonsumsi dan pengecer narkoba, serta para pelaku kejahatan jalanan lainnya,” tuturnya.
Tim, lanjut Andry, menyisir Jalan Jatinegara Timur, Jalan Otista Raya, Jalan Dewi Sartika, Pusat Grosir Cililitan, Jalan Raya Bogor, persimpangan Pasar Rebo, lalu putar balik di depan Sekolah PB Sudirman Cijantung. Selanjutnya, tim meluncur ke Jalan Raya Bogor, Jalan Mayjen Sutoyo, Kampus UKI, Jalan Dewi Sartika menuju Jalan Otista Raya, Jalan Jatinegara Barat, dan kembali ke kantor Polres Metro Jakarta Timur.
”Setiap bertemu anak-anak muda yang sedang berkerumun, tim berhenti dan membaur bersama mereka sambil menyelidiki kegiatan mereka dan apa yang mereka bawa dan konsumsi,” ujar Andry.
Saat bertemu dengan anak muda yang sedang berkumpul di warung jamu dan warung makan tegal, lanjut Andry, tim menggeledah semua orang yang ada di situ karena tercium bau alkohol.
Tidak sia-sia, tim menemukan pangkalan produsen gelap miras oplosan. Dua orang diamankan. Mereka adalah Bakhri Madona (35) dan Gusnaldi (27). Keduanya penjaga toko jamu. Pemilik toko jamu, Syahrizal alias Rizal, tidak berada di tempat.
Para pekerja mengaku, usaha miras oplosan berbahan berbahaya yang tidak layak konsumsi ini sudah berlangsung dua tahun.
”Saat ini kami masih memburu pemilik usaha dan menyisir serta mengenali pola peredaran miras di Jakarta Timur,” ucap Andry.