Pengaturan Integrasi Angkutan Umum untuk Urai Kemacetan
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengaturan integrasi angkutan umum di sekitar stasiun mendesak dilakukan untuk mengurai kemacetan. Berbagai upaya yang dilakukan, seperti penyediaan lahan parkir untuk pengemudi ojek, jalur khusus untuk bus transjakarta dan kopaja, serta jembatan penyeberangan orang yang tidak mengganggu lalu lintas jalanan.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Bambang Prihartono mengatakan, penataan angkutan di sekitar stasiun harus segera dilakukan. Selain itu, sarana penumpang untuk menjangkau angkutan umum selanjutnya juga perlu dimudahkan.
”Semua harus diatur sesuai kondisi sekitar stasiun. Jangan sampai malah menyulitkan penumpang mendapatkan angkutan selanjutnya. Tapi tetap harus teratur,” ujar Bambang di sela-sela peninjauan kondisi lalu lintas Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (2/8).
Pantauan Kompas,, Rabu (2/8) pukul 07.30, penumpang terlihat memenuhi pintu keluar Stasiun Cikini. Trotoar yang berada di luar stasiun seluas 1 meter hanya cukup untuk dua orang yang melintas. Trotoar tersebut dipagari setinggi setengah meter dan baru terbuka di pintu keluar di sisi utara dan selatan stasiun. Jarak dari pintu stasiun ke pintu selatan sekitar 300 meter dan 100 meter ke pintu utara. Penumpang pun perlu sedikit memutar untuk bisa keluar.
Tak jarang terlihat sejumlah penumpang melompati pagar pembatas trotoar untuk bisa memotong jalan. Padahal, pagar tersebut langsung berbatasan dengan Jalan Raya Cikini yang banyak dilalui kendaraan.
Dari semua stasiun di DKI Jakarta, terdapat 17 stasiun yang menjadi titik kemacetan dan perlu segera diurai. Stasiun tersebut antara lain Stasiun Cikini, Stasiun Palmerah, Stasiun Dukuh Atas, dan Stasiun Tanah Abang.
Di pintu keluar utara ditemukan sekitar 20 pengemudi ojek pangkalan sudah berjajar menawarkan tumpangan ke penumpang. Hampir setengah jalan yang selebar 3 meter dipenuhi pengemudi ojek ini. Sementara di sebelah timur stasiun terlihat beberapa pengemudi bajaj dan ojek online memarkir kendaraannya di bahu jalan. Sesekali terdapat pula kopaja yang berhenti di sisi tersebut untuk menurunkan atau menunggu penumpang yang keluar dari stasiun. Di titik inilah, banyak penumpang yang melompati pagar pembatas untuk memotong jalan agar bisa langsung menyeberang.
Padahal, di seberang pintu keluar selatan sudah disediakan halte bus untuk memudahkan penumpang terintegrasi dengan angkutan umum lainnya.”Seharusnya angkutan umum ini didekatkan dengan penumpang. Harus dikaji lagi. Mungkin akan dibuat lahan parkir khusus untuk ojek atau akan dibuat juga jalur drop off untuk angkutan umum yang langsung dekat dengan stasiun. Jadi, penumpang tidak perlu menyeberang atau berjalan jauh,” ujar Bambang.
Dari semua stasiun di DKI Jakarta, terdapat 17 stasiun yang menjadi titik kemacetan dan perlu segera diurai. Stasiun tersebut antara lain Stasiun Cikini, Stasiun Palmerah, Stasiun Dukuh Atas, dan Stasiun Tanah Abang. (DD04)