logo Kompas.id
MetropolitanGuru SD Korban Tabrak Lari
Iklan

Guru SD Korban Tabrak Lari

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Hari Jumat (4/8) seharusnya menjadi hari bahagia bagi Agnes yang merayakan ulang tahun ke-21. Namun, justru kabar duka yang didengar Agnes. Ayahnya, Suharso (57), meninggal diduga akibat tabrak lari di Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat. Suharso, guru kelas VI SD Negeri Jati Pulo 05, ditemukan meninggal dalam kondisi luka parah di tangan kanan dan leher, Jumat pagi. Agnes adalah anak perempuan satu-satunya. Laura (60), istri Suharso, yang ditemui di kamar jenazah RSU Tangerang, Jumat siang, mengungkapkan, suaminya meninggalkan rumah di Poris, Tangerang, pukul 05.15, untuk mengajar. Tidak seperti biasa karena hari sebelumnya suaminya berangkat pukul 05.30. "Dua hari lalu bapak bilang terlambat ke sekolah jadi harus berangkat lebih pagi," katanya.Tahun ajaran ini pengalaman baru bagi Suharso karena dia harus berangkat ke sekolah tanpa istri yang sudah pensiun. Biasanya, Suharso berangkat bersama istri yang mengajar di SD Negeri di Grogol. Rabu lalu, Suharso sempat menangis di hadapan istrinya. "Kata bapak, dia sangat sedih. Sudah 30 tahun bapak berangkat bersama saya untuk mengajar. Bahkan, hari pertama bapak sempat berbelok ke arah sekolah saya karena lupa," ujar Laura. Suharso berasal dari Boyolali, Jawa Tengah, dan merantau ke Jakarta pada 1982. Agnes, lulusan SMK Santa Theresia, dan kakaknya, Ferry (28), belum bekerja. Baru Firdaus (32) yang bekerja. Hal inilah yang mendasari Suharso dan istrinya untuk membuka usaha sebagai tambahan pendapatan anaknya. "Kebetulan tiga tahun lagi bapak juga pensiun. Baru saja direncanakan untuk membuka usaha," ujarnya. Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Cengkareng, Jakarta Barat, Ajun Komisaris Poltar mengatakan, awalnya ada dugaan Suharso korban pembunuhan, tetapi setelah diperiksa lebih cermat, polisi menduga Suharso korban tabrak lari."Sampai Jumat malam, pelaku tabrak lari itu masih dilacak. Dugaan awal, korban terjatuh dan terlindas kendaraan berat," kata Pjs Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Jakbar Inspektur Dua Suyudi. Polisi berupaya menemukan saksi kunci untuk melacak kendaraan pelaku tabrak lari meski peristiwa terjadi saat hari masih gelap dan jalan sepi.Kamera pengintai Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, mengatakan, kasus tabrak lari terjadi karena pelaku berusaha menghindar dari tanggung jawab, kabur karena takut hukuman massa, lebih memilih lari dan menyerahkan diri ke kantor polisi. "Kamera pengintai sangat penting diletakkan di setiap sudut jalan untuk memudahkan polisi untuk melacak pelaku," katanya. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Halim Pagarra menjelaskan, polisi sudah memiliki prosedur standar penanganan tabrak lari. "Menurut teori, polisi akan melihat di TKP apa yang tertinggal di situ. Misalnya, warna cat kendaraan yang tertinggal di lokasi, lalu meminta keterangan saksi," ujarnya. Polisi kemudian mengecek data kendaraan di samsat. "Polisi punya bagian registrasi dan identifikasi. Nomor polisi sekian siapa pemiliknya," kata Halim. (DD04/DD15/WAD)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000