Kapolda Metro Jaya Bidik Bandar
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis tidak segan mencopot kepala satuan reserse narkoba di jajarannya kalau dalam satu bulan tidak bisa menindak para bandar narkoba. "Kalau para kasat reserse narkoba tidak mampu, saya ganti. Masih banyak yang lain yang bisa menggantikan," ujar Idham, Selasa (8/8), di Markas Polda Metro Jaya, saat penyerahan penghargaan untuk anggota Polri serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang menggagalkan penyelundupan 1 ton sabu di Anyer, Banten. Idham juga menjabat Kepala Satgas Merah Putih yang memimpin penggerebekan itu. Menurut Idham, narkoba adalah kejahatan luar biasa yang merusak bangsa Indonesia. Tidak boleh ada warga negara asing yang mencoba meracuni generasi muda dengan membawa atau memasukkan narkoba. Polda Metro Jaya akan menindak tegas bandar narkoba. "Tidak perlu takut melanggar HAM. Kami, kan, punya prosedur dalam tindakan sepanjang tindakan itu terukur dan sesuai prosedur, tidak perlu ragu," ujarnya. Menurut Idham, perintah pimpinan sudah jelas, yaitu tindakan tegas terhadap bandar narkoba orang asing. "Ditindak tegas. Saya suka itu," kata Idham menyemangati anak buahnya. KolaborasiMenurut Idham, untuk menghadapi kejahatan narkoba, setiap lembaga tidak bisa egosentris dan merasa paling hebat. Pengungkapan kasus narkoba tidak mungkin tanpa kolaborasi berbagai lembaga. "Polisi Taiwan sudah menangkap tiga orang sebagai penyedia barang. Kemungkinan ke depan ada pelabuhan lain yang bisa dipakai," katanya. Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta menuturkan, pihaknya mendapatkan informasi dari Kepolisian Taiwan tentang pengiriman sabu oleh enam orang pada April-Mei 2017. "Juni-Juli kami sempat putus asa karena tidak ada hasil. Kami hanya membuntuti orang, tapi bukan barang. Tanggal 12 Juli baru ada titik terang, tapi pengiriman batal. Tanggal 13 Juli pukul 03.00, barangnya baru diturunkan dari kapal." ujarnya. (WAD)
