logo Kompas.id
MetropolitanPenjualan Daring Masih Kecil
Iklan

Penjualan Daring Masih Kecil

Oleh
· 4 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Tren penjualan hewan kurban via daring tidak memengaruhi penjualan langsung hewan kurban di Jakarta. Sebagian besar pembeli cenderung ingin melihat langsung kondisi hewan sebelum membeli. Lapak penjual hewan kurban pun mudah dijumpai di banyak tempat. Darmawan (35), pedagang sapi kurban di daerah Pulogadung, Jakarta Timur, menyatakan, penjualan sapi via daring belum efektif. Darmawan baru menjual satu dari puluhan sapi yang ia pasarkan secara daring."Saya sempat memasarkan puluhan sapi lewat situs jual-beli daring. Saya masukkan spesifikasi dan gambarnya, tetapi baru laku satu sapi," kata Darmawan, Minggu (27/8). Darmawan menuturkan, pembeli terbanyak masih dari orang yang tidak sengaja lewat di tempat dagangannya dan langsung melihat kondisi sapi yang ia beli."Kalau jual lewat daring, saya kasih tanda sapinya dengan cat, kemudian saya foto untuk bukti. Nanti ketika dikirim, sapi yang dikirim sesuai dengan yang di foto. Pembeli tidak komplain karena spesifikasi yang saya tulis benar adanya," katanya.Mambaudin (45), pedagang hewan kurban di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, mengaku belum ada sapi atau kambing yang terjual ketika ia pasarkan melalui daring. Ia merasa lebih efektif memasarkan hewan kurban dengan brosur atau dari mulut ke mulut. "Hewan kurban yang terjual karena pembeli tahu dari brosur yang saya sebar bersama pegawai. Kemudian pegawai saya juga memasarkan sapi dengan sistem SMS kepada pembeli saya tahun lalu," kata Mambaudin.Sihabuddin (47), pedagang hewan kurban di daerah Pulo Gebang, Jakarta Timur, mengaku tidak menjual hewan kurban lewat daring karena ia memiliki pelanggan tetap. Pelanggan lebih percaya saat melihat langsung kondisi hewan sekaligus bisa menawar harga hewan kurban.Ayub (53), penjual hewan kurban di Jagakarsa, Jakarta Selatan, berpendapat, penjualan hewan kurban via daring rumit. Selain itu, biaya pengiriman diperkirakan juga akan lebih besar. Ryan (22), pembeli hewan kurban, memilih membeli hewan kurban langsung di lapak penjual. Penawaran hewan kurban via daring hanya ia jadikan sebagai bahan pembanding dan referensi harga sapi di pasaran.Dari Jawa Pedagang hewan kurban di kompleks Sandang, Palmerah, Jakarta Barat, Dimas Bintoro (36), mendatangkan 40 sapi dan 13 kambing dari Jawa Timur dan Jawa Tengah sejak tiga pekan sebelum Idul Adha. Hewan kurban itu diletakkan di tanah lapang. Hewan diikat dan diberi makan rumput yang dibeli seharga Rp 15.000 per ikat. "Pelanggan kami lebih suka sapi dari Jawa," ujar Dimas yang mengaku sudah puluhan tahun menjalani bisnis ini.Sapi favorit di tempat penjualan ini adalah jenis hasil persilangan sapi lokal dan sapi limousin atau simental karena dagingnya tebal. Dimas membanderol Rp 17 juta-Rp 45 juta per sapi, sesuai dengan berat sapi. Adapun harga kambing lokal Rp 3 juta-Rp 4 juta per ekor. Selain kambing lokal, di tempat ini juga tersedia kambing campuran peranakan etawa dan Jawa. Di Jakarta juga banyak peminat hewan kurban kerbau. Kerbau diambil dari Jawa Barat. Seekor kerbau dibanderol Rp 40 juta-Rp 50 juta. Jati, pedagang kerbau di kawasan Kemanggisan, menyediakan 30 kerbau, 50 domba, dan 16 sapi untuk Idul Adha. Kerbau banyak diminati terutama di kantong-kantong permukiman Betawi. Kesehatan hewanPuluhan ribu hewan kurban yang berada di 674 lokasi penampungan di DKI Jakarta sudah diperiksa oleh petugas kesehatan hewan. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Darjamuni mengatakan, hingga Jumat, petugas sudah memeriksa 48.234 hewan yang terdiri dari 17.089 sapi, 711 kerbau, 28.147 kambing, dan 2.287 domba. Dari hasil pemeriksaan, 104 ekor sakit, 13 ekor cacat fisik, dan 249 ekor tidak cukup umur. Hewan yang tidak memenuhi syarat ini dilarang untuk dijadikan hewan kurban. "Kami juga sudah memberikan bimbingan teknis tata cara pemotongan hewan kurban kepada 631 panitia pelaksana pemotongan hewan kurban serta pengurus masjid di lima wilayah kota administrasi dan 95 petugas di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu," katanya."Untuk memperkuat hasil pemeriksaan daging kurban, kami juga akan melakukan pemeriksaan laboratorium di tempat pemotongan hewan oleh petugas laboratorium dari BLUD/UPT Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan," ujar Darjamuni.(DEA/DD05/DD15/DD18)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000